Seorang perempuan membuka matanya secara perlahan, pertama kali yang ia lihat adalah lampu dan bau khas obat²tan. "Aku dimana?" Gumam perempuan itu.
"Kamu tadi pingsan, badanmu Juga panas." Jawab seorang cowok yang ia kenalnya suaranya adalah Fahri.
"Nisa... "
"Nisaa gimana ri itu bukan jasad Nisaa kan?.. Dia masih hidup kan?" Ucap Indah menggoyahkan tubuh Fahri.
"Udah lu istirahat dulu yaa" Ucap Fahri mencoba menenangkan Indah.
"E-enggak! Nisa dimana dulu Fahri dimana?.." Tanya Indah kepada Fahri.
"Yaudah ikut gw" Ucap Fahri yang langsung membantu Indah berjalan menuju ke ruangan sesuatu. Ruangan itu tampak jauh dari keramaian dengan pintu bersebelahan dengan kaca yang panjang.
"Dia memang selamat. Tetapi, dia belum berhasil melewati masa kritisnya. Kata dokter karena di paru-parunya banyak menerima air menumpuk dan kepalanya terbentur oleh sesuatu yang mengakibatkan dia terlalu banyak kehilangan darah. Dia sangat butuh golongan darah AB+" Jelas Fahri, membuat air mata indah lolos keluar mendengar hal itu, selain itu dia harus melihat sahabatnya terbaring lemah dengan alat oksigen yang terpaksa dibalik kaca yang panjang itu.
"AB+ kan? Golongan darah yang sama denganku, aku harus menolong dia Fahri" Ucap Indah.
"Tidak, lu ga bisa mendonorkan darah Jika badanmu panas seperti ini" Ucap Fahri ada benarnya.
"Lu harus sembuh dulu, makan dan minum obat yang rajin" usul Fahri membuat Indah mengangguk dan tersenyum kepada Fahri. Akhirnya Fahri kembali mengantarkan Indah ke kamarnya dan menyuruh Indah untuk beristirahat saja.
Setelah itu pun Fahri langsung kembali ke ruangan dimana Nisa yang di rawat, Fahri membuka pintu untuk memasuki ruangan itu. Dia langsung menduduki bangku tepat disamping Nisa yang setia menutup matanya. Dia memegang tangan Nisa.
"Maafin aku yaa nis, karena aku kamu jadi begini. Aku harap kamu bisa melewati masa kritis mu, aku tahu kamu perempuan kuat yang bisa melewati ini semua" Ucap Fahri yang berusaha menahan untuk tidak menangis.
"Dan... Kamu bisa sehat kembali, menjadi cewek ceria yang selalu menganggu ku seperti dulu" Ucap Fahri yang sudah tak tahan menahan tangisannya.
.....
"Hai bestie, aku udah donorin darah ku ke kamu, kamu bangun dong udah mau 2 minggu nih, betah banget tidurnya bestie" Ucap Indah yang berusaha ceria di depan sahabatnya yang masih mengabaikannya. Hampir setiap harinya ia berusia mengajak Nisa mengobrol. Tetapi, hasilnya nihil tidak ada tanda-tanda perkembangan dari Nisa.
"Saf.. Suara Panggilan yang selalu ku rindukan saf ayok, saf ini itu aku kangen nis" Lirih Indah, dia langsung menyembunyikan kepalanya di balik lipatan tangan, ia Juga masih memegang tangan Nisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANXIETY DISORDER (Tahap Revisi)
Novela Juvenil{PERBARUI} Hehe.. Maaf ya bagi ya udah baca bisa baca ulang, karena ada yang saya perbarui biar lebih menarik lagi dan nyambung. Maaf ya baru belajar. 😁🙏 _tidak selamanya orang yang kita sayang selalu disisi kita itu akan berubah menjadi kenangan_...