Kai segera menaiki bus yang sudah ia tunggu sejak lima menit yang lalu kemudian berjalan ke barisan kursi paling belakang. Sama seperti saat berangkat ke sekolah lama, ia memilih menduduki kursi paling belakang disamping jendela. Tempat favoritnya. Seperti biasanya juga, laki-laki berambut coklat itu memasang headset-nya yang sejak tadi pagi tergantung di lehernya kemudian memutar lagu kesukaannya.
Song Hyun Ri. Entah kenapa nama itu cukup sering muncul di kepalanya akhir-akhir ini. Lebih tepatnya setelah ia memasuki sekolah baru. Dari sekian banyak siswi di kelasnya, ia memilih Hyun Ri. Gadis itu tidak berminat mendekatinya seperti siswi lain saat ia memasuki kelas minggu lalu. Dia berbeda. Dan itu membuatnya makin ingin mengenal gadis itu.
Baginya, Hyun Ri tidak bersikap berlebihan seperti gadis-gadis yang pernah ditemuinya. Jujur saja, ia tidak pernah suka saat gadis-gadis berusaha mendapatkan perhatiannya dengan cara yang berlebihan. Tapi tetap saja ia masih menghargai mereka.
Masalah playboy, sebenarnya Kai bukan tipe laki-laki yang suka mempermainkan perasaan perempuan. Alasannya sering bergonta-ganti perempuan adalah karena ia ingin menemukan seseorang yang tepat. Gadis yang benar-benar membuat jantungnya berdebar-debar. Walaupun begitu, ia selalu memperlakukan tiap gadis yang dipacarinya dengan baik, dan juga memutuskan mereka secara baik-baik.
Mungkin Kai lebih pantas disebut laki-laki-yang-payah-dalam-mencari-pasangan daripada playboy. Dia memang payah. Buktinya hampir semua gadis yang pernah dipacarinya hanya memanfaatkannya untuk mencari kepopuleran di sekolah karena sudah berhasil menjadi kekasih seorang Kim Jong In. Dari sekian banyak gadis, ada nol gadis yang benar-benar menyukainya. Dia benar-benar tidak bisa memilih pasangan.
"Kim Jong In!"
Kai bernyanyi mengikuti lagu yang kini ia dengarkan tanpa sadar kalau ada seseorang yang sejak tadi memanggil namanya.
"Ya! Kim Jong In. Baekhyun ah, dia ini tuli atau apa?"
Seseorang itu kembali memanggilnya, namun tetap saja laki-laki itu tidak mendengarnya. Ia bahkan tidak menyadari gerak gerik seseorang disampingnya.
Hyun Ri, pemilik suara tadi, berdecak sebal kemudian melepas headset Kai dengan paksa, membuat Kai terlonjak kaget. "Apa telingamu tidak panas?" gadis itu mencoba memakai headset Kai yang bervolume kencang itu lalu buru-buru melepasnya.
"Ah, mianhae," Kai menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Jadi rumah kita searah?" tanya Baekhyun.
Kai mengangguk sambil tersenyum. Berarti mulai hari ini mereka akan naik bus yang sama setiap pagi.
"Ah, akhirnya aku punya teman baru selain Baekhyun," Hyun Ri menatap Kai sambil tersenyum kemudian menatap Baekhyun sinis.
"Ya! Kau pikir aku tahan bersahabat denganmu selama dua belas tahun ini?" ,Baekhyun tak mau kalah.
"Cih, tidak tahan? Tidak bertemu denganku dua hari saja sudah membuatmu gila," balas Hyun Ri.
Baekhyun terdiam sejenak. "Arasseo. Kau menang. Ya, bisa dibilang aku memang tidak bisa hidup tanpamu, tapi kau benar-benar menyebalkan," ujarnya yang membuat senyum Hyun Ri mengembang. Gadis itu merangkul leher Baekhyun. "Good boy."
ooo
"Kita duduk dimana?"
Baekhyun menoleh ke arah Hyun Ri sementara gadis itu mengedarkan pandangannya mencari tempat kosong di antara deretan meja yang sudah terisi. Kantin selalu penuh setiap jam makan siang, jadi para murid harus berlomba-lomba untuk sampai di sana lebih dulu supaya mendapat tempat kosong. Sialnya, Lee seonsaengnim tidak mengijinkan siswa-siswa di kelas Baekhyun dan Hyun Ri keluar kelas sampai sepuluh menit setelah bel istirahat. Alhasil, kini mereka kebingungan mencari meja kosong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not My Best Friend Anymore
FanfictionMereka berdua memang sahabat, tapi tidak ada yang tahu bagaimana perasaan mereka sebenarnya satu sama lain. Mereka tidak pernah berpikir bahwa keduanya merasakan satu hal yang sama, sampai salah satu dari mereka mulai mengucapkan semua perasaannya s...