Two Choices

204 20 4
                                    

Hyun Ri memandangi Baekhyun yang masih terdiam dengan gugup. Ini pertama kalinya dalam dua belas tahun ia merasa sangat sangat canggung saat bersama laki-laki itu. Jantungnya berdebar tak karuan dan ribuan kupu-kupu menggelitik perutnya.

"Aku..." Baekhyun menggantung ucapannya.

"Bicaralah yang jelas, Byun Baek Hyun," ujar Hyun Ri untuk mencairkan suasana.

"Aku.. menyukaimu, Song Hyun Ri."

Hyun Ri menahan dirinya untuk tidak memeluk laki-laki dihadapannya itu. ia benar-benar tidak menyangka kalau orang yang selama ini disukainya juga menyukainya.

Tiba-tiba Baekhyun menggenggam tangannya dan meletakkannya di dadanya. Kini Hyun Ri bisa merasakan detak jantung Baekhyun yang sama cepatnya dengan jantungnya. Astaga, sejak kapan laki-laki ini menyukainya?

"Jangan tanya sejak kapan aku mulai menyukaimu. Aku tidak tahu," ujar Baekhyun seolah bisa membaca pikiran Hyun Ri. Wajahnya sangat serius, membuat Hyun Ri sedikit heran, mengingat sahabatnya itu selalu memasang tampang konyolnya.

Hyun Ri termenung. Ia tidak tahu harus menjawab apa.

Baekhyun melipat tangannya di depan dada lalu menghela nafas panjang. "Aku tidak memaksamu untuk menyukaiku. Aku hanya ingin menyatakan perasaanku saja, jadi jangan sampai kau merasa tidak enak padaku lalu meninggalkanku."

"Arasseo," Hyun Ri mengangguk. Ia juga masih butuh waktu untuk memastikan perasaannya.

"Kalau begitu, anggap saja pembicaraan kita barusan tidak pernah terjadi," Baekhyun menghilangkan ekspresi seriusnya dan kembali tersenyum lebar.

Hyun Ri ikut tersenyum. "Jadi gadis yang selama ini kau sukai itu aku?"

Baekhyun terkekeh. "Ya. Aku sendiri juga bingung mengapa aku bisa menyukai gadis bodoh sepertimu."

Sebuah cubitan yang cukup keras mendarat di pipi Baekhyun.

"Aku tidak bodoh! Kau saja yang terlalu pintar."

Baekhyun mengusap pipinya yang memerah akibat ulah Hyun Ri. "Ya, ya. Karena aku menyukaimu, kau bebas mengomel sesukamu."

Hyun Ri memutar bola matanya.

"Hyun Ri ah," panggil Baekhyun.

"Wae?"

"Apa aku boleh melakukan sesuatu?" tanya Baekhyun.

Hyun Ri mengerutkan alisnya bingung. "Melakukan apa?"

Baekhyun memutar posisi duduknya sehingga kini mereka berhadapan. "Tapi berjanjilah kalau kau tidak akan marah setelah ini."

Hyun Ri semakin penasaran. "Arasseo. Aku tidak akan marah," ia mengangguk.

Tak lama setelah itu, ia merasakan sesuatu yang hangat menempel di bibirnya. Ia hampir saja berteriak saat sadar kalau Baekhyun tengah mencium bibirnya. Jantungnya kembali berdebar tak karuan. Astaga.. ia bisa gila kalau terus seperti ini.

Baekhyun tersenyum setelah menjauhkan wajahnya dan kembali ke posisi duduknya semula. Sementara itu Hyun Ri masih terpaku ditempatnya.

"Ah, sudah malam. Aku pulang dulu. Anggap saja ini tidak pernah terjadi. Dan jangan berangkat sebelum aku keluar besok. Jaljayo," Baekhyun mengacak-acak rambut Hyun Ri kemudian berlalu meninggalkannya dan pulang ke rumah, menyisakan sahabatnya dengan pipi memerahnya.

Not My Best Friend AnymoreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang