TT - 06.

1.1K 139 17
                                    

... 🖊

Setelah mencapai kesepakatan antara Tuan Dong dan sang bodyguard, tuan Lee segera menuju Mansion Akasia untuk memperkenalkan bodyguard Kim pada janda Tuan Gong tersebut.


Tiba di sebuah bangunan yang sangat megah, tuan Lee dikejutkan dengan keberadaan sebuah mobil yang tidak dia kenal tengah terparkir di samping pos penjaga.

Tuan Lee membuka jendela kacanya dan bertanya mengenai pemilik mobil tersebut.

"Apa kalian sudah g*la membiarkan Akasia bersama tiga baj*ngan itu?!!" Teriak tuan Lee setelah mendapat laporan bahwa nyonya Gong dan dua orang sedang menemui Akasia tanpa ada penjaga disisinya.

"Aku akan menentukan nasib kalian setelah aku menyelesaikan masalah ini" Ancam tuan Lee lalu menginjak gas mobilnya dan berhenti tepat didepan pintu masuk Mansion.



"Berhenti atau saya akan membuat kaki anda tidak lagi bisa melangkah tuan!!!"


Bodyguard Kim mulai bekerja saat mengetahui bahwa wanita bernama Akasia tersebut sedang berada didalam bahaya.

Akasia dan tiga tamu tidak diundang itu seketika menoleh ke sumber suara yang menampilkan seorang pria tegap dengan pakaian hitam dan masker wajah yang masih menyembunyikan ekspresi apa yang ada dibaliknya.

"Siapa kau berani sekali berteriak disini??" Ucap nyonya Gong dengan wajah angkuhnya.

"Saya adalah bodyguard nyonya Akasia. Silahkan pergi dari Mansion ini sebelum saya membuat anda bertiga menyesal karena sudah menganggu nyonya Akasia" ucap Kim Tae Hwan sambil membuka masker hitam yang dia pakai.


Tuan Lee menaikkan kedua alisnya saat mendengar deep voice milik bodyguard yang baru mulai bekerja tersebut.

"Kau bujang lapuk" tunjuk nyonya Gong pada tuan Lee

"Jangan ikut campur dengan urusanku, bawa pergi bodyguard tidak berguna itu dan kembalikan wanita sialan ini ke kampung dimana seharusnya dia tinggal"

"Anda yang seharusnya pergi nyonya" jawab Tuan Lee lalu menghampiri Akasia dan mengajaknya menjauh dari tiga manusia yang sudah membuat keributan di Mansion mewah milik janda cantik itu.

"Tutup mulutmu Lee, kamu tidak memiliki hak apapun atas semua permasalahan ini" teriak nyonya Gong tersebut.

"Sejak anda menjual seluruh aset appa dari sahabat saya, saat itulah anda tidak mempunyai hak apapun dari semua yang dimiliki oleh putra anda nyonya"


"Kau!!!"

"Silahkan pergi dan jangan pernah menginjakkan kaki anda di Mansion ini atau berniat menganggu nyonya Akasia kembali" ucap bodyguard Kim menyahut ancaman nyonya besar tersebut.


"Kau hanya bocah sialan yang dibayar untuk melindungi j*lang murahan sepertinya, jadi jangan mencoba menghalangiku!!"

Bodyguard Kim menepis tangan nyonya Gong yang menunjuk kearah Akasia dengan kata-kata kasarnya.

"Jauhkan tangan anda nyonya, karena sekali lagi anda gunakan tangan ini untuk melukai nyonya Akasia maka tidak segan saya akan mematahkannya"


Merasa terpojok oleh keberadaan sang bodyguard akhirnya nyonya Gong bersama putrinya pergi dengan kembali mengumpat kearah sang menantu yang tengah didekap oleh tuan Lee.

Sementara pria bernama Kai yang sudah berkata kurang aj*r pada Akasia menjadi sasaran tatapan tajam seorang Kim Tae Hwan, dengan mengangkat dagunya  bodyguard tampan itu seolah menantang pria dengan tinggi badan yang hampir sama dengan dirinya tersebut.


"Aku akan mengingatmu br*ngsek!!!" Ucap Kai didepan wajah Kim sebelum pergi bersama dua wanita yang lebih dulu keluar setelah diusir oleh Tuan Lee.


"Bahkan bayanganku saja tidak akan bisa kau injak, ingat itu!!" Jawab sang bodyguard dengan penuh penekanan tanpa mengubah sorot matanya kearah pria tersebut.

***




Akasia menyadari bahwa keputusannya membiarkan penjaga Mansion pergi saat nyonya Gong datang adalah kesalahan yang akan menjadi alasan amarah tuan Lee padanya.


"Aku lelah oppa, aku tidak bisa melihat Cio terus menangis seperti itu"

"Biarkan aku pergi dari sini, aku akan memberikan semua hakku pada mereka. Aku tidak ingin putriku menderita bathin terus menerus oppa"


Akasia terlihat sangat rapuh, dia menangis sesenggukan di hadapan tuan Lee yang ingin marah padanya namun gagal karena dirinya lebih dahulu berbicara sebelum pria matang itu memarahinya.


"Si,,, jangan menyerah.
Setelah ini tidak akan ada yang berani melukaimu" tuan Lee memeluk tubuh wanita cantik yang tengah menahan semua kepedihannya itu.


Bodyguard Kim melihat seperti apa wanita yang harus dia jaga dari gangguan para manusia jahat yang hampir saja mencelakai wanita cantik berambut panjang itu.

Airmata dan suara yang terbata-bata seolah menggambarkan kesedihan janda cantik yang masih terlihat sangat muda tersebut.

"Saya akan memastikan hama-hama itu tidak bisa lagi mendekati anda nyonya" Gumam Kim saat melihat sang majikan barunya terus menangis didalam pelukan tuan Lee.




"Kim,,," panggilan tuan Lee seketika membuyarkan lamunannya yang tengah memperhatikan  lelehan airmata yang turun dari mata bulat sang majikan.

"Iya tuan"


"Ini adalah Akasia, semua berkas yang sudah aku berikan padamu sebelumnya tolong pelajari dengan baik dan aku tidak ingin ada orang yang mendekati Akasia setelah ini. Terutama orang-orang pembawa sial itu"


"Siap tuan, saya akan menjaga nyonya Akasia dengan nyawa saya sebagai taruhannya" jawab Kim tegas.



"Oppa,,,"

"Mulai saat ini Kim akan berada di dekatmu Si, tolong terima dia sebagai bodyguard pribadimu.
Dia akan menjagamu dan Cio, aku mohon padamu"

Akasia mengangguk dan memberikan salam pada pria berbadan tegap dengan ekspresi wajah menyeramkan dan tatapan mata yang sangat tajam itu.

"Perkenalkan saya Kim Tae Hwan, anda bisa memanggil saya dengan nama Kim atau apapun yang anda inginkan nyonya"

Akasia hanya mengangguk dan tidak menjawab ucapan perkenalan dari bodyguardnya tersebut.


"Dimana Cio??" Tanya tuan Lee

"Di kamar oppa,,"

Tuan Lee memanggil bibi An sebagai kepala maid untuk mengantarkan Kim ke kamar yang bersebelahan dengan kamar Akasia dan Cio.


Meskipun saat mendengarnya wanita cantik itu ingin membantah permintaan tuan Lee namun tatapan pria matang itu seolah sedang memaksakan kehendaknya yang tidak akan bisa dibantah lagi.

Akasia membuang nafas kasar dan membiarkan pria matang itu mengambil keputusannya sendiri.

"Terserah oppa, aku akan mengikuti semuanya" ucap Akasia lalu pergi naik ke lantai dua untuk menemui sang putri.


"Bagaimana mungkin seorang penjaga tinggal di samping kamarku, pertimbangan macam apa yang kamu gunakan itu oppa" gerutu Akasia saat mengetahui bahwa kamar kosong yang ada disamping kamarnya akan segera dihuni oleh pria asing yang tidak dia kenal dan akan berada disampingnya sepanjang waktu seperti bayangannya sendiri.













To be continued,,,,

Tujuh Tahun (Taekook - GS) (Complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang