giving up virginity

4.5K 13 0
                                    

Di sebuah rumah sakit besar terlihat seorang gadis cantik yang tengah memperhatikan seorang dokter yang sedang memeriksa ibunya
"Dok bagaimana keadaan ibu saya"tanyanya to the point.
"Nak, ibu kamu perlu oprasi pengangkatan kanker segera. Karena sel kanker yang ada pada tubuh ibumu akan semakin menyebar jika tidak segera di tangani."ucap sang dokter
"Baik,dok. Tapi kira kira berapa biaya oprasinya dok"
"Sekitar 250.000usd"ucap sang dokter. Wajah sang dokter terlihat tak tega mengatakanya . karna gadis dindepnya terlihat masih begitu muda.
"Baik dok,Terimakasih"ucap sang gadis lesu.
"Nak kamu yang tabah ya"ucap sang dokter sambil menepuk bahunya.
Kanara nama gadis itu, iya adalah seorang mahasiswa dari universitas ternama di negara X. Ia hanya hidup bersama sang ibu dan adik laki lakinya.
"Kak, mamah gimana?. Apa mamah baik baik saja?"tanya sang adik yang melihat kakanya keluar dari ruangan sang ibu. Sang adik ikut  khawatir memperhatikan kakaknya yang keluar ruangan dengan wajah sedih.
"Dek,kamu jaga ibu ya. Kakak mau cari bantuan"

Kanara
Aku bingung harus mencari bantuan pada siapa,bagaimanapun aku hanya hidup dengan ibu dan adiku saja. Ayah sialanku ntah kemana.
Aku tak mau kehilangan ibu karna dialah dan adiknya lah yang aku punya.
Langkahku tertuju pada taman rumah sakit untuk menenangkan diri.
Aku mengeluarkan ponselku dan menelvon dania. Sahabat baik ku.
"Halo"terdengar suaranya
"Hallo,dan..dann" aku bingung harus mengatakan apa. Terdengar suara riuh dari arah sebrang sana
"Hallo,ra. Ada apa ko lo kaya bingung sih. Perlu bantuan apa lo?"
"Dan,lo tau gimana caranya gua bisa dapet uang 250.00u. usd?"tanyku to the point.
"Gila!. Buat apaan? Lo dimana?"Cecarnya
"Gua di RS pelita harapan" jawabku sambil menangis
"Ra,siapa yang sakit?. Lo apa nyokap lo?. Gua samperin lo ya. Kita ketermu di cave X yang deket situ"

Cave
"Ra, lo butuh uang sebanyak itu buat apa?."Tanya dania begitu bertemu denganku
"Buat ibu gua,dan. Ibu harus oprasi,ternyata ibu punya kanker otak. Gua nyesel,gua sibuk kuliah sama kerja. Sampe gua ngga tau ibu sakit hikss"
"Ra,gua ngga bisa pinjemin uang segitu ke lo. Gua ada juga ngga sebanyak itu. Bentar gua tanya orang tua gua"ucapnya menenangkanku
"Gua ngga mau ngerepotin lo sama keluarga lo,Dan. Lo terlalu banyak bantu gua. Gua cuma mau cerita,dan siapa tau lo ada ide  gua bisa dapet uang sebanyak itu dari mana. Tanpa nyusahin lo sama keluarga lo. Gua mau kerja apa aja buat dapet uang itu" aku begitu pasrah dengan keadaan ini.
"Ngga Ra,lo udah gua anggep jadi sodara gua. Gua sama keluarga gua sayang lo. Bentar gua telvon bokap gua"
Dania memang berasal dari keluarga berada dan sejak dulu gua selalu dibantu oleh keluarganya.
"Ehhh sorry nona-nona, saya menguping percakapan kalian"ucap seorang wanita paru baya yang terlihat elegan.
Reflek aku dan Dania menoleh ke ibu itu.
"Nona tadi memerlukan uang kan? Mau saya bantu?" aku dan Dania saling tatap. Ragu dengannya
"Tenanglah,aku tak berniat jahat. Perkenalan,saya madam flora. Saya memiliki tawaran untuk anda,saya bisa memberikan uang sebanyak yang anda mau. Dengan satu syarat"ucapnya mengantung da memberi kode untuk mendekat padanya.
"Ngga ya,ra. Gua ngga mau lo nglakuin itu"aku terdiam mencerna tawaranya.
"Bagaimana nona?"
"Baik saya mau"ucapku mantap
"Ra!!!"Dania terlihat jengkel"
"Dan,tolong untuk kali ini lo dukung gua lagi. Gua ngga mau terus terusan ngerepotin lo sama keluarga lo" ucapku menahan tangis. Dania ikut meneteskan air mata.
"Ra,gua bakal dukung lo kapan pun. " Ucapnya dengan memeluk ku.
"Baik nona, sepertnya kita peluk ngobrol lebih tapi tidak fi tempat ini"ajak madam flora.
"Gua mohon gua ikut,gua bakalan nganter lo"ucap Dania.
"No problem"

Out thor
Ketiga perempuan itu sampai di suatu restoran privat kelas atas.
"Baik sebelumnya nama nona-noma siapa nona?"tanya madam flora pada Kanara.
"Kanara"
"Dania"
"Nona kanara anda apa masih prawan?"tanyanya to the point. Nara hanya mengangguk sebagai jawaban.






hot short storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang