6. Alasan

31 0 0
                                    

"Apa kau tak ingin menanyakan mengapa saya langsung mengajukan kesepakatan padamu?" Lucas membuka suara.

Di keremangan cahaya, Ana memiringkan tubuhnya menghadap Lucas. Ia dapat melihat wajah Lucas meskipun dalam cahaya redup.

"Sebenarnya saya sangat ingin menanyakannya, tapi saya tak berani melakukannya."

"Maka tanyalah sekarang, saya sedang berbaik hati saat ini." Lucas berucap.

Ana melirik sekilas mata biru Lucas yang terlihat menyala.

"Mengapa Tuan langsung mengajukan kesepakatan setelah mengetahui bahwa saya," ucap Ana menggantung. "Masih perawan?"

"Karena saya belum pernah melakukan aktivitas seksual dengan wanita virgin sebelumnya."

Ana menyimak dengan kedua mata yang terlihat antusias.

"Saat saya merusak tubuhmu, saya sangat merasa bersalah."

"Mengapa harus merasa bersalah? Bukankah saya sudah menjadi bagian dari pelacur di House Lover?"

Lucas terkekeh kecil. "Justru karena itulah saya ingin menyelamatkanmu. Tubuhmu masihlah suci, sangat disayangkan bila harus ada banyak pria yang menggunakan jasamu," jelasnya.

"Selain itu, kau juga terlihat menyedihkan." Lucas menambahkan.

Ana cemberut, tetapi memang begitulah adanya. Ia memang menyedihkan. Terpaksa menjual dirinya demi mendapatkan uang.

"Apa kau tak senang?"

"Saya tidak tahu, Tuan. Tetapi diri saya yang lain menyuarakan rasa syukur karena tidak harus melayani pria lain." Ana menjawab.

"Lalu bagaimana dengan sisi dirimu yang lainnya?"

Ana menggeleng. "Saya tidak tahu, mungkin saya akan menemukan jawabannya di lain hari."

"Beritahu saya jika kau sudah menemukan jawabannya."

Ana mengangguk, lalu wanita itu kembali membenarkan posisi tidurnya menjadi telentang. Matanya menatap langit-langit kamar Lucas yang begitu besar menurut dirinya.

Ana masih merasa fatamorgana, kehidupannya berubah hanya dalam semalam. Kekuatan uang sungguh tak main-main. Jika malam sebelumnya Ana masih tertidur di bawah atap kumuh dan di atas kasur tipis, sekarang dirinya berada di mansion mewah dengan ranjang besar yang sangat empuk.

Perasaan Ana tak karuan, pria yang sudah terlelap di sampingnya adalah orang asing. Tetapi pria itu juga yang telah membawanya keluar dari House Lover hanya dalam semalam. Apakah Ana harus bersyukur karena tak harus melayani pria lain di luar sana dan hanya melayaninya saja? Tetapi Ana tetap saja mempertaruhkan tubuhnya, tetapi Ana juga mendapatkan banyak keuntungan darinya.

Ana langsung menepis jauh pikirannya dan mulai menutup kedua matanya.

'Yang penting sekarang ibu udah ditangani dokter,' batin Ana.

***

Ana membuka kedua matanya, tubuhnya terasa berat. Saat ia sudah tersadar, Lucas sedang memeluk pinggangnya. Lucas terlihat begitu pulas tertidur, Ana tak berani bergerak karena takut membangunkannya.

Tetapi, Lucas tersadar adanya pergerakan kecil dari Ana. Pria itu melepas pelukannya pada tubuh Ana, lalu memejamkan matanya berkali-kali guna memperjelas penglihatannya.

Lucas bangkit dari tidurnya dan menyandarkan punggungnya pada kepala kasur, sedangkan Ana, ia juga membangkitkan tubuhnya dan hanya terduduk dengan wajah khas bangun tidurnya.

Ana menoleh pada Lucas. "Selamat pagi, Tuan," sapanya

Lucas tersenyum tipis, sangat tipis hingga membuat Ana tak bisa melihat senyumannya. Wajah Ana terlihat begitu menggemaskan saat bangun tidur. Tak seperti kemarin, wajahnya terlihat murung dengan mata sembab.

Money Talk (18+) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang