"Tidak, Tuan. Saya hanya berpikir bahwa istri Tuan akan mengunjungi mansion." Ana menjawab jujur sesuai isi pikirannya.
Lucas tercengang mendengar jawaban yang Ana lontarkan padanya. Kemudian pria itu tertawa sembari terus menatap jalanan. Ana yang berada di sisinya hanya menatap Lucas heran.
"Saya belum pernah menikah," sangkal Lucas sambil terkekeh kecil.
Ana menutup kedua mulutnya. "Maaf, Tuan, sudah mengatakan hal yang salah."
Lucas menganggukkan kepalanya. "Tak masalah. Tetapi, apa yang membuatmu berpikiran bahwa saya memiliki seorang istri?" tanya pria itu, ia penasaran dengan isi pikiran Ana.
"Karena Tuan mengatakan bahwa saya adalah wanita simpanan, jadi itulah mengapa saya menyimpulkan bahwa Tuan memiliki istri." Ana menjawab pertanyaan Lucas dengan sedikit meringis tak enak hati.
"Tidak seperti itu, Liliana. Saya menyuruhmu untuk tidak tidur di mansion malam ini adalah untuk menghindari napsu binatang saya." Lucas menjelaskan.
Lucas membelokkan mobilnya memasuki kawasan parkir tempat tujuannya.
"Karena jika ada kau di mansion, bisa-bisa saya mendobrak masuk kamar yang kau tiduri dan menerobos paksa milikmu," tambah Lucas sembari terkekeh.
"Jika itu terjadi, alat kontrasepsi itu tak akan ada gunanya."
Ana menganggukkan kepalanya paham. "Baik, Tuan, saya mengerti."
"Tetapi, Tuan, sepertinya saya akan bermalam di rumah sakit untuk menemani ibu saya," Ana mengungkapkan.
Wanita itu menatap Lucas dengan matanya yang selalu terlihat memelas. "Apa tak masalah, Tuan?" tanya Ana memastikan.
"Tentu tidak, kau bisa melakukannya. Asalkan pada keesokan harinya kau sudah kembali ke mansion," pesan Lucas.
Ana tersenyum senang. "Terima kasih banyak, Tuan."
Kini keduanya turun dari mobil dan berjalan memasuki toko elektronik terbesar di kota ini. Seperti biasa, Lucas membawa Ana untuk menggandeng lengannya. Mereka terlihat seperti pasangan yang serasi.
Lucas berjalan menaiki lift, pria itu bertujuan pergi ke salah satu toko yang selalu menjadi andalannya di tempat ini. Lift terhenti karena telah berdenting, pintu terbuka dan keduanya segera berjalan menuju tempat yang tak jauh dari lift.
Tak butuh waktu lama, keduanya telah tiba di toko tujuan. Lucas menanyakan beberapa koleksi ponsel yang saat ini sedang ramai dibicarakan banyak orang. Selain itu, ia juga menyatakan rekomendasi ponsel canggih yang memiliki spesifikasi bagus.
Setelah memilih lumayan lama, akhirnya Lucas memilih salah satu ponsel yang menarik baginya. Ana tak banyak bicara, ia membiarkan Lucas yang mengurusnya karena tak ingin membuat kesalahan seperti waktu lalu saat dirinya membeli ponsel.
Seorang pegawai memberikan tagihannya pada Lucas. "Total semuanya tujuh belas juta enam ratus," ujarnya.
Ana tercengang mendengarnya, sedangkan Lucas, pria itu langsung mengeluarkan kartu andalannya dan segera membayarnya. Setelah mendapatkan barang yang dibelinya, Lucas langsung memberikan itu pada Ana. Wanita itu tak ada pilihan lain selain menerimanya.
"Apa ada sesuatu yang ingin kau beli?" tanya Lucas yang sedang memasukkan kembali kartunya.
Ana menggelengkan kepalanya dengan cepat. "Tidak ada, Tuan." Wanita itu mengangkat tas berisi ponsel barunya. "Ini saja sudah cukup," sambungnya.
Lucas menilik wajah Ana yang sedang menampilkan senyuman terpaksa.
"Apa kau tak suka ponsel yang saya pilihkan?" Pria itu bertanya untuk memastikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Money Talk (18+)
RomanceLiliana Anindya Carika, gadis berusia sembilan belas tahun yang terpaksa mempertaruhkan tubuhnya demi pundi-pundi rupiah. Liliana yang kerap disapa Ana, ia menjadi tulang punggung keluarganya setelah ibunya sakit-sakitan. Ditinggalkan oleh ayahnya s...