Kegelapan malam mulai meresap ke dalam jiwa mereka. Meski ruang bawah tanah telah aman, ketegangan masih menggantung di udara. Mereka berdiri di luar gedung yang kini tampak lebih sunyi dari sebelumnya, seolah sekolah itu sendiri sedang berusaha melupakan segala yang terjadi di dalamnya. Setiap langkah mereka terasa berat, dan meskipun semuanya telah berakhir, perasaan bahwa sesuatu yang lebih besar masih mengintai terus menggerogoti pikiran mereka.
"Apakah ini benar-benar selesai?" tanya Rei dengan suara yang penuh keraguan, matanya melihat ke sekeliling, berharap bisa menemukan sedikit tanda kehidupan di sekitar sekolah.
Hanni mengangkat bahu, tapi wajahnya menunjukkan kebingungannya yang mendalam. "Aku tidak tahu. Tadi itu—semua yang terjadi di bawah tanah, itu bukan sekadar akhir dari sebuah misteri, kan? Rasanya masih ada sesuatu yang lebih dalam dari semua ini."
“Benar,” jawab Yeonjun sambil menatap langit malam. “Kita mungkin sudah menghancurkan simbol-simbol itu, tapi kekuatan yang mengendalikan semua ini tidak hanya terikat pada satu tempat. Ada kekuatan lain yang lebih berbahaya, lebih tersembunyi. Kita belum menemukan inti dari semuanya.”
"Inti dari semua ini?" tanya Taesan, heran. "Apa yang kau maksud?"
Seojin menghela napas panjang. "Kalian tidak tahu. Itu bukan hanya tentang ritual atau kekuatan gelap. Ini tentang sesuatu yang lebih tua, lebih jahat. Sekolah ini hanya salah satu titik pertemuan. Ada banyak lagi tempat seperti ini, tersembunyi di luar sana. Dan yang lebih menakutkan, kita baru saja mengganggu kedamaian mereka."
Minji memutar bola matanya. “Jadi kita harus berhadapan dengan lebih banyak hal seperti tadi? Setelah semua yang kita lewati, masih ada lebih banyak lagi?”
Yeonjun menatap Minji dengan serius, mengangguk pelan. “Ya. Tapi kalian tidak sendirian. Ada orang lain yang bisa membantu kita dalam perjalanan ini.”
Tiba-tiba, suara langkah kaki terdengar mendekat dari ujung jalan. Semua terdiam sejenak, mendengarkan dengan cemas. Tak lama, seseorang muncul dari kegelapan—Jiwon.
“Ada apa?” tanya Jiwon, melihat wajah teman-temannya yang penuh kecemasan.
“Jiwon...” Gyuvin mulai berbicara dengan suara rendah. “Apa yang kau rasakan setelah kita keluar dari bawah tanah?”
Jiwon terdiam sejenak, merasakan suasana yang tidak biasa. "Ada sesuatu yang aneh. Seperti ada yang mengikuti kita. Aku tidak tahu apakah itu hanya perasaan atau... ada sesuatu yang lebih besar yang menunggu."
“Jadi kita semua merasakannya?” tanya Rei. “Kita semua merasa seperti ada yang mengawasi kita, bukan?”
"Ini tidak berakhir," jawab Yeonjun. "Apa yang kalian rasakan itu bukan kebetulan. Itu adalah tanda dari sesuatu yang lebih buruk yang akan datang."
Mereka semua menatap ke kejauhan, merasa ketegangan meningkat. Langit malam yang sepi sekarang terasa semakin gelap, seperti ada ancaman yang terus mengintai mereka dari jauh. Tidak ada satu pun dari mereka yang bisa mengabaikan rasa takut yang muncul begitu saja. Tetapi di sisi lain, mereka tahu mereka tidak bisa mundur begitu saja.
"Jadi, apa langkah kita selanjutnya?" tanya Ricky, matanya tajam menatap Yeonjun.
Yeonjun menarik napas dalam-dalam. "Langkah pertama adalah mencari tahu lebih banyak. Mencari tahu siapa atau apa yang benar-benar mengendalikan sekolah ini, dan siapa yang di balik semua itu."
Namun, sebelum Yeonjun bisa melanjutkan, suara keras dari belakang mereka membuat semua orang terkejut. Mereka berbalik dan melihat seorang pria tinggi dengan pakaian hitam yang penuh dengan simbol aneh. Wajahnya tersembunyi dalam bayangan, tetapi semua bisa merasakan aura jahat yang mengelilinginya.
"Siapa... kau?" tanya Leehan, suaranya tegang.
Pria itu tersenyum tipis, lalu berbicara dengan suara rendah yang menggema. "Aku adalah orang yang menjaga keseimbangan antara dunia ini dan dunia yang lebih gelap. Apa yang kalian hancurkan tadi adalah hanya sebagian kecil dari masalah yang jauh lebih besar. Kalian hanya baru saja mengungkap lapisan pertama dari misteri ini."
Hanni merasakan tubuhnya bergetar. "Apa yang kau inginkan?"
Pria itu menatap mereka dengan tatapan dingin dan mengerikan. "Kalian tidak mengerti apa yang telah kalian lakukan. Ritual itu, simbol-simbol itu—semua itu hanya bagian dari permainan yang lebih besar. Dan kalian sekarang adalah bagian dari permainan itu."
"Tapi kami sudah menghancurkannya!" teriak Wonyoung. "Kalian tidak bisa mengembalikannya."
"Ah," pria itu tersenyum lebih lebar. "Kalian mungkin telah menghancurkan simbol itu, tetapi kalian belum menghancurkan apa yang mengendalikannya. Dan itu adalah kunci untuk menghentikan segalanya."
"Jadi, apa yang harus kita lakukan?" tanya Jungwon, semakin cemas.
Pria itu mengangkat tangannya ke langit malam yang gelap. "Kalian harus melakukan lebih dari sekadar menghancurkan simbol-simbol. Kalian harus menemukan sumber dari semua ini. Sumber kekuatan yang tersembunyi di dalam setiap sudut sekolah ini, dan di luar sekolah itu sendiri."
"Apa maksudmu?" tanya Hanni.
Pria itu kembali tertawa pelan, namun kali ini dengan nada yang lebih menyeramkan. "Waktu akan menjawab semuanya. Tapi ingatlah—kalian tidak akan pernah tahu siapa teman dan siapa musuh dalam permainan ini."
Dengan gerakan cepat, pria itu menghilang begitu saja, seolah ia menjadi bagian dari kegelapan yang mengelilingi mereka.
"Kenapa... kenapa dia berkata begitu?" tanya Bahiyyih dengan suara gemetar.
Yeonjun menatap tempat pria itu menghilang, matanya penuh dengan kecemasan. "Karena kita belum selesai. Semua ini baru dimulai. Kita harus mencari tahu apa yang lebih dalam dari sekadar simbol-simbol yang kita hancurkan."
Namun, sebelum mereka bisa melangkah lebih jauh, suara yang jauh lebih kuat terdengar—sebuah teriakan tajam yang datang dari dalam sekolah, penuh dengan rasa sakit dan kesedihan yang tak terungkapkan.
"Semua orang, cepat! Kita harus kembali ke dalam!" teriak Yeonjun, dan tanpa menunggu lebih lama, mereka semua berlari kembali ke dalam gedung, tahu bahwa apa yang mereka hadapi selanjutnya akan lebih gelap dan berbahaya dari yang pernah mereka bayangkan.
B E R S A M B U N G
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Whispers of the Forgotten • 04L ft. Yeonjun
Horror"Whispers of the Forgotten" 12 Orang Siswa 'Seoul International Academy', Hanni, Taesan, Ricky, Wonyoung, Haruto, Minji, Gyuvin, Bahiyyih, Leehan, Rei, Jungwon dan Jiwon, terjebak dalam misteri pembunuhan yang mengguncang sekolah internasional merek...