Suasana di Seoul International Academy biasanya tenang dan damai, namun kali ini, ketenangan itu terganggu oleh sebuah peristiwa yang mengerikan. Pagi itu, seluruh sekolah digemparkan dengan penemuan mayat seorang siswi, Kim Jihan, yang ditemukan tergeletak di ruang kelas 3-B, terkunci rapat dari dalam. Tidak ada yang tahu bagaimana dia bisa berada di sana, dan yang lebih aneh lagi, tidak ada jejak kekerasan pada tubuhnya. Hanya darah yang mengalir di lantai, menambah misteri yang belum terpecahkan.
Hanni Pham, seorang gadis yang selalu tertarik dengan hal-hal misterius, langsung merasakan ada yang tidak beres. Dengan rambut hitam panjangnya yang tergerai, dia berdiri di depan ruang kelas yang dipenuhi para polisi dan petugas medis. Dia memandangi pintu yang terkunci, berusaha mencari petunjuk yang mungkin bisa mengungkap kebenaran di balik pembunuhan ini.
"Wonyoung, ini pasti bukan kebetulan," kata Hanni, berbicara dengan temannya yang juga penasaran, Jang Wonyoung. "Ada sesuatu yang lebih besar dari ini. Aku bisa merasakannya."
Wonyoung, yang biasa tenang, menatap pintu kelas dengan cemas. "Aku juga merasa begitu, Han. Tapi kita harus berhati-hati. Ini bukan masalah yang bisa kita selesaikan sendiri."
Namun, Hanni tidak bisa tenang. Dia tahu, sebagai seorang detektif amatir, dia harus menyelidiki ini. Satu hal yang membuatnya merasa gelisah adalah bahwa tidak ada satu pun siswa yang mengaku mendengar suara berisik atau melihat sesuatu yang aneh di sekitar ruang kelas. Seolah-olah, kejadian itu terjadi begitu saja tanpa ada yang tahu.
Di sisi lain, teman-teman mereka—Kim Minji, Huening Bahiyyih, Rei Naoi, dan Kim Jiwon—juga merasa ada yang salah dengan situasi ini. Mereka berkumpul di perpustakaan sekolah, mencoba mencari tahu lebih banyak tentang korban dan segala hal yang mungkin berhubungan dengan pembunuhan ini.
"Kita perlu tahu siapa dia, apa yang dia lakukan, dan siapa yang berhubungan dengannya," kata Minji dengan serius, membuka buku tahunan yang menunjukkan foto-foto siswa tahun sebelumnya. "Kalau ada sesuatu yang tersembunyi, kita harus menemukannya."
"Benar," jawab Bahiyyih. "Tapi kita harus waspada. Jangan sampai kita juga terjerat dalam kasus ini. Bisa jadi, pelaku ada di antara kita."
Tiba-tiba, suara langkah kaki terdengar di luar ruangan. Wonyoung, yang duduk paling dekat dengan pintu, menoleh dan melihat Kim Leehan, Han Taesan, Yang Jungwon, Kim Gyuvin, Watanabe Haruto, dan Ricky Shen yang baru saja memasuki perpustakaan. Mereka semua tampak cemas, tetapi ada sesuatu yang berbeda di mata mereka—sebuah tanda bahwa mereka juga merasa bahwa sesuatu lebih dari sekadar pembunuhan yang terjadi.
"Ada apa?" tanya Wonyoung dengan tenang, meskipun ketegangan tampak jelas di wajahnya.
Taesan yang biasanya tenang terlihat agak gelisah. "Kami baru saja diberitahu oleh pihak berwajib bahwa kami semua tidak boleh meninggalkan sekolah sampai penyelidikan selesai. Mereka tidak menemukan bukti apa pun, hanya bahwa korban ada di ruang kelas yang terkunci. Tapi ada sesuatu yang tidak beres."
"Benar," tambah Jungwon. "Ada kesan yang aneh. Seperti ada yang sengaja menyembunyikan sesuatu."
"Kalau kalian pikir-pikir, siapa yang benar-benar bisa mengunci ruangan itu dari dalam tanpa meninggalkan jejak?" Leehan ikut bertanya dengan keheranan.
Ricky, yang selalu berpikir rasional, mengangguk. "Aku setuju. Ini bukan pembunuhan biasa. Seseorang ingin kita berpikir begitu, tapi aku rasa ini lebih dari itu. Ini mungkin melibatkan lebih dari satu orang."
Haruto menghela napas, menyandarkan tubuhnya ke meja. "Apa yang harus kita lakukan sekarang?"
Hanni, yang mendengarkan percakapan mereka, menyampaikan pemikirannya. "Kita harus menyelidiki lebih jauh. Jangan percayakan semuanya pada polisi. Kalau kita bisa menemukan petunjuk sendiri, mungkin kita bisa mengungkap pelakunya sebelum mereka melakukannya lagi."
Minji menambahkan dengan suara tegas, "Kita harus mencari tahu siapa yang terakhir bersama Jihan, dan jika ada sesuatu yang mencurigakan yang terjadi sebelum kejadian ini."
Hanni berdiri dengan mantap, matanya berbinar karena semangat. "Kalau begitu, kita mulai sekarang. Kita akan memecahkan misteri ini bersama-sama."
——
Saat mereka semua bersiap untuk pergi mencari petunjuk, suasana sekolah mulai berubah. Ada bisikan-bisikan yang tak bisa dijelaskan, pintu-pintu yang seolah terkunci sendiri, dan cahaya yang meredup tanpa alasan. Setiap langkah mereka semakin membawa mereka pada kegelapan yang lebih dalam, dan tidak ada yang tahu apakah mereka akan keluar dengan jawaban, atau terjebak dalam misteri yang lebih kelam dari yang mereka bayangkan.
Pada malam hari, di tengah kesunyian sekolah, Hanni merasakan ada sesuatu yang mengawasi mereka—sebuah kekuatan yang lebih besar dari sekadar manusia. Sebuah suara berbisik di telinganya, "Jangan mencari. Tidak ada yang bisa diselamatkan."
Namun, Hanni tahu mereka tidak bisa mundur. Keputusan sudah dibuat. Mereka harus mengungkap siapa yang bertanggung jawab atas pembunuhan itu, meski harus berhadapan dengan hal-hal yang lebih menakutkan dari yang mereka duga.
B E R S A M B U N G
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Whispers of the Forgotten • 04L ft. Yeonjun
Horror"Whispers of the Forgotten" 12 Orang Siswa 'Seoul International Academy', Hanni, Taesan, Ricky, Wonyoung, Haruto, Minji, Gyuvin, Bahiyyih, Leehan, Rei, Jungwon dan Jiwon, terjebak dalam misteri pembunuhan yang mengguncang sekolah internasional merek...