Di kedalaman air yang dingin dan gelap, Xu Li Qiao berjuang sekuat tenaga berenang menuju permukaan. Dia mendongak dengan pandangan terarah ke atas, seolah bulan yang menggantung di langit adalah satu-satunya penuntun bagi hidupnya.
Hanya saja, lama-kelamaan cahaya bulan yang dia lihat mulai meredup dan terasa semakin jauh dari pandangan. Pada saat yang sama, Xu Li Qiao juga merasakan jika tubuhnya semakin berat, seakan ada rantai besi tak terlihat melilitnya. Semakin keras dia mencoba melepaskan diri, rantai itu justru semakin menariknya jauh lebih dalam ke dasar air.
Perlahan-lahan dadanya terasa seolah dihimpit oleh dua batu besar, membakar paru-parunya dengan perih yang menyesakkan. Sementara pandangannya mulai memudar dalam kegelapan yang semakin samar, muncul bayangan dari kejauhan, seperti secercah harapan yang berpendar, namun berada di luar jangkauannya. Tangannya berusaha terulur, namun kesadarannya perlahan hanyut, seiring dengan jarak yang semakin tak teraih.
“Nona, saya mohon bertahanlah!”
“Tabib istana Zhou, tolong selamatkan nona ku! Cepat, lakukan apapun untuknya!”
“Siapa?”
“Siapa yang menangis?”
“Apa... racun anggrek salju juga memberikan efek halusinasi?”
Di sebuah ruangan yang diterangi oleh kilauan remang dari lentera tua dan beberapa lilin kecil yang berderet di atas meja. Terlihat seorang gadis muda tengah menangis tersedu-sedu, wajahnya basah oleh air mata. Tangan kecilnya yang gemetar menarik-narik lengan seorang lelaki tua yang berdiri di sudut ruangan.
Lelaki tua itu tampak akan pergi, namun tarikan kuat gadis itu membuat tubuhnya bergoyang-goyang tak berdaya, seperti perahu kecil yang diterpa badai laut.
Pada saat ini, Xu Li Qiao tidak bisa membedakan mana yang nyata dan mana yang tidak. Hanya saja, suara tangisan itu terdengar semakin jelas, dan nyaring, seakan menggema di dalam kepalanya, menyisakan perasaan tidak nyaman.
“Nona, saya mohon jangan pergi... Jangan mati seperti ini!” Suara tangisan itu berubah menjadi seruan putus asa yang menusuk hati.
Xu Li Qiao yang kesadarannya perlahan mulai menguat, berusaha keras membuka matanya kembali, meskipun masih terasa sangat berat.
Saat kegelapan mulai memudar, dan tergantikan oleh cahaya samar yang menyilaukan. Pemandangan pertama yang tampak di depan matanya benar-benar berbeda dari apa yang terakhir dia lihat sebelum melompat dari atas tebing
Menyadari bahwa orang yang terbaring di ranjang telah membuka mata, gadis muda itu seketika diam membeku, matanya melebar, napasnya tersendat, sementara ingusnya yang tersisa masih menggantung di ujung hidung. Dia lantas mendekati Xu Li Qiao perlahan-lahan, seperti mendekati sesuatu yang rapuh. Tangan kecilnya semakin gemetar saat menyentuh lengan Xu Li Qiao, terlihat ragu-ragu untuk memastikan bahwa ini bukan mimpi.
“Nona... apa Anda benar-benar sudah bangun?” suara gadis itu bergetar.
Tabib istana Zhou, lelaki tua yang berdiri di sudut ruangan, hanya bisa menatap Xu Li Qiao dengan wajah pucat. Tubuhnya mengigil, janggutnya yang sudah memutih sedikit bergoyang saat dia menatap seolah-olah melihat hantu dari masa lalu. Dia menghela napas dalam-dalam, berusaha menenangkan diri, namun sorot matanya tak bisa menyembunyikan rasa takut yang mendalam.
Setelah memastikan bahwa Xu Li Qiao masih hidup, gadis muda itu tiba-tiba memeluknya erat-erat, tangisnya pecah kembali. Air mata mengalir deras di pipinya, membasahi pakaian Xu Li Qiao yang masih lemah di atas ranjang.
“Anda benar-benar kembali, Nona...” isaknya.
“Nona?” Xu Li Qiao mengerutkan kening. “Kenapa dia memanggilku dengan sebutan Nona?”
![](https://img.wattpad.com/cover/380147928-288-k941862.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Light that Breaks the Dusk
Fantasy⚠️BUKAN NOVEL TERJEMAHAN.⚠️ Xu Li Qiao, pendekar tak terkalahkan dari dunia bela diri, mendapati dirinya terperangkap dalam tubuh Shen Qian Ling, seorang selir yang dicurigai terlibat dalam kasus pembunuhan permaisuri. Selain terkurung dalam Istana...