Academy VIII

2 0 0
                                    

Disclaimer © Hetalia by Hidekaz Himaruya

Jepang yang merasa Cina kini baik-baik saja memintanya untuk menunggu saat dia sedang mengambil makanan. Tapi sebenarnya Jepang tidak langsung pergi ke ruang makan, dia mengunjungi kamar Inggris terlebih dahulu. Inggris yang segera keluar berpikir Jepang akan masuk dan memarahinya di dalam, tapi itu tidak terjadi dan dia sedikit kecewa.

"Inggris-san, kamu sudah makan?"

Inggris menoleh ke samping. "Belum."

"Ayo pergi makan dulu, setelah itu kita bicara."

"Aku-- tidak napsu makan." Di saat seperti ini jangankan tidur bahkan makan tidak terpikirkan olehnya.

"Begitu ya." Jepang tidak menyerah dan membiarkan keegoisannya bekerja, dia hanya menatapnya tajam sampai Inggris akhirnya menoleh karena merasa tidak nyaman. "Inggris-san yang sekarang-- aku sungguh tidak menyukainya. Berlagak seperti anak-anak yang merajuk karena tidak diberikan apa yang diinginkannya, mulai menolak semua yang datang padanya tanpa mau mengerti bagaimana hal tersebut berusaha membuatmu lebih baik."

Inggris awalnya tertegun, tapi kemudian dia terpuruk. "Bagimu aku memang tidak ada bedanya dengan Amerika, hanya seorang anak-anak bukan?"

Dengan sedih mendengar kata-kata Inggris, Jepang berbalik. "Jika kamu tidak pergi makan sekarang, jangan pernah bicara lagi denganku."

Inggris yang ketakutan akhirnya mau mengikuti Jepang ke ruang makan, dia tidak benar-benar napsu makan tapi dia harus mengambil beberapa makanan di tengah tatapan manusia yang sedang makan. Sekarang adalah waktu mahasiswa dan staff untuk makan, jadi tidak banyak personifikasi yang masih ada di sini.

Di pikiran mereka, salah satu topik terpanas hari ini sedang antri untuk mengambil makan malam. Jepang tadi sudah makan, jadi pasti makanan yang diambil adalah untuk Cina karena porsi makannya yang banyak. Setelah mengantarkan Inggris ke meja dimana ada Vietnam dan Indonesia duduk di sana, dia pergi dengan kata-kata. "Tolong awasi Inggris-san memakan makanannya sampai habis."

"Tuan Inggris mendapat masalah lagi." Indonesia berkomentar, sebenarnya dia sudah selesai makan tapi tidak bisa pergi dan memilih menikmati drama. "Tuan Jepang terlihat sangat marah."

"Dia tidak marah karena itu kurasa." Kata Vietnam.

"Kalian bisa pergi jika sudah selesai makan." Inggris tidak ingin bicara dengan siapapun.

"Maaf Tuan Inggris, Tuan Jepang meminta kami untuk mengawasimu. Dia pasti akan segera kembali."

Inggris hanya bisa berdecih, dia juga tidak begitu ingin membuat Jepang marah lebih dari ini. "Filipina yang tadi siang terluka-- kenapa?"

Indonesia menjawab. "Keadaan negaranya tidak begitu baik, jadi tergores sedikit saja akan membuatnya terluka. Katanya Siklon tropis datang lebih cepat, bencana badai memang sering terjadi sepanjang tahun di sana."

"Sampai akademi selesai, dia harus lebih berhati-hati." Vietnam bergumam.

"Itu hampir tidak mungkin, banyak kegiatan yang harus dilakukan di Akademi kali ini." Entah bagaimana olahraga akan dijadwalkan, mungkin mereka ingin membangkitkan keinginan mereka yang tidak bisa terlaksana di Akademi kedua. "Mereka terlalu banyak meminta pada orang tua."

"Mungkin karena olimpiade dilakukan tahun ini." Indonesia sebenarnya juga sangat menantikannya. "Tahun ini dilakukan di rumah Tuan Jepang."

"Apa kamu mau datang?" Tanya Vietnam.

"Aku harus datang!"

"Hah, laki-laki memang seperti itu."

Inggris melihat mereka bergantian yang memiliki hubungan yang baik, tapi dari bahasa saja mereka berbeda dan Vietnam memiliki hubungan dengan Asia Timur bersaudara karena nenek moyang mereka sama.

Solar Eclipse ProjectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang