"udah ah cepet, tau apa gakk?"
"wait! gw mikir dulu"
Setelah berlama lama, membuat Khaifan lumayan bosan menunggu jawaban Xavier.
"keburu guru dateng kak, aelah" kesalnya.
"woi lo denger g-"
Brak!
"ayam goreng!" refleknya kaget.
"gw tau! gw baru inget kalau om gw ada tuh yang punya cafe, jadi lo kerja di tempat om gw aja"
"ya santai kali! gausah mukul meja segala! jantungan gw lama lama"
"ya maap"
"emang om lo gajinya perhari? gw butuh yang perhari kak"
"enggak sih, tapi gampang itu mah kalau om gw, tinggal gw bilang aja, pasti dia mau deh"
"yakin lo? serius?"
"dua rius malah"
"oke! pulang sekolah langsung kesana ya anterin gw"
"iya iya"
"yaudah gw mau ke kelas, udah hampir bel nih"
"yaudah sono"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Disinilah dua sahabat itu berada, sebuah cafe bernama father n son milik om dari Xavier.
"nah ini dia cafenya" ucap Xavier sembari merangkul Khaifan.
"yuk masuk"
...
Cklek
Xavier membuka pintu tempat khusus bos alias omnya itu berada.
"assalamualaikum om"
"eh Xavi, ada apa?"
"ini temanmu?" tanya ?? saat Khaifan menyalimi tangannya.
"iya om, saya temennya kak Xavi"
"kok kak? kalian beda kelas ya ini?"
"iya om, ini Khaifan adik kelas aku atau lebih tepatnya sahabat aku dari kecil"
"kalau sahabat kenapa harus pake kakak?" (sorry gwess, ni bapak bapak emang banyak tanya 🙂)
"udah dibilang panggil nama aja, dianya yang ga mau"
"hmm yasudah yasudah, jadi ini kalian kenapa, ada apa datang kemari?"
"jadi gini om Miko, temen aku ini butuh pekerjaan tapi yang gajinya perhari om, jadi temen aku ini bisa kerja disini aja ga om?"
"tentu, tapi kenapa? teman mu ini masih belum cukup umur untuk bekerja"
"walaupun belum cukup umur saya bisa kok om, saya butuh pekerjaan ini untuk memenuhi kebutuhan hidup saya om"
"baiklah, om terima kamu?"
"Khaifan om"
"ah iya Khaifan, om ga masalah soal gaji perhari asalkan kerja mu bagus dan memuaskan"
"saya diterima om?!" ucapnya senang.
Miko mengangguk dengan senyuman.
"hari ini udah boleh mulai kerjanya kan om?"
"oh iya, silahkan"
"terimakasih om"
...
Setelah keluar dari ruangan Miko.
Khaifan memeluk Xavier tanpa aba aba, ia sangat beruntung mempunyai sahabat yang sangat baik seperti Xavier, harus dengan apa ia harus berterimakasih.
Xavier dengan senang hati membalas pelukan itu dengan senyumannya.
"thankyou kak! gw ga tau lagi harus gimana kalau ga ada lo" ucap Khaifan sedikit terisak, sedari tadi ia menahan dengan keras air matanya agar tidak jatuh, namun akhirnya tidak bisa dibendung lagi.
"eh melow dia" ucap Xavier terkekeh gemas melihat Khaifan, ia mengusap lembut air mata yang ada dipipi sahabat nya itu.
.
.
.
.
.
.
.
.
"bagaimana? sudah dapatkan uang hari ini?" tanya Cakra yang duduk di ruang televisi saat melihat Khaifan yang baru saja pulang.
"udah yah" Khaifan memberikan semua uang tersebut pada ayahnya.
"nice! begini dong, akhirnya kamu bisa berguna juga untuk saya"
"sana masuk kamar, setelah itu belajar"
"iya yah"
*Dikamarnya
"baca buku buat besok baru deh tidur" gumamnya sambil mengambil buku buku mapel nya untuk besok.
.
.
.
.
.
.
.
.
..............................
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
antara khaifan dan luka
Teen Fiction"kata temen temen gw itu beruntung bisa hidup enak, bokap kaya, rumah gede, nilai selalu tinggi. tapi mereka cuma ngeliat luarnya gitu aja, gaada yang tau aslinya gimna" -khaifan. ....... -Khaifan Dafianka Chandrawinata- Putra bungsu yang ter...