3 | lo beruntung Ar.

146 16 1
                                    

"pagi anak anak, hari ini kita akan ulangan karna materi bab dua sudah selesai" ucapan dari guru tersebut berhasil membuat suasana kelas menjadi ramai diisi teriakan tidak terima dari murid murid.

"kok tiba tiba bu"

"ga bisa gitu dong bu, kok dadakan"

"saya belum menghafal sama sekali bu"

"minggu depan aja bu"

"bu, harus sekarang banget"

"belum ngehafal bu, nanti ngisinya gimana"

"bisa jelek bu nilainya"

Diantara semua murid yang protes, hanya Khaifan disana yang diam, ia lebih memikirkan jika nilainya buruk apa yang akan didapatnya nanti dirumah?.

Suasana kelas kembali tenang setelah guru memberikan kertas ulangannya.

"semoga nilai gw ga jelek" batin Khaifan.

...

Setelah ulangan selesai, guru langsung memberikan kembali kertas ulangan tersebut pada murid muridnya.

Mata Khaifan membulat saat melihat nilai berapa yang didapatnya.

"91?!"

"gw harap ayah ga sampe tau, kan ulangan nya juga dadakan"

"lo dapet nilai berapa Fan?" tanya Aruby.

"91" jawabnya singkat.

"lumayan tuh, lah gua 85"

"lo ga dimarahin orang tua lo nilai segitu?" tanya Khaifan.

"enggak, mana pernah orang tua gw marah karna nilai, katanya sih yang penting gw udah usaha. Palingan diikutin les, itupun diperhatiin terus takut banget kalau gw sampe bolos, males banget gw sama orangtua gw kalau udah mode posesif"

"kenapa? itu tandanya mereka sayang sama lo"

"gimana ga kesel Fan, mereka terlalu berlebihan ke gw"

"lo beruntung sebenarnya Ar"

"maksud lo?"

"ga semua anak bisa rasain perhatian kedua orangtua nya, dan selagi lo bisa rasain itu mending nikmatin aja kalo kata gw"

"contohnya gw, Ar"

"lebih parah yang mana di abaikan atau di perhatikan?"

"di abaikan" jawab Aruby.

"nah itu lo tau, asal lo tau di abaikan itu sakit rasanya Ar, jadi selagi lo masih dapatin perannya sosok keluarga dalam hidup lo, nikmatin aja ya"

"sekali lagi, lo adalah salah satu anak yang beruntung dalam kekeluargaan" ucap Khaifan sambil menepuk pelan pundak kiri Aruby sembari tersenyum kemudian melenggang pergi begitu saja.

"kok kata kata lo kayak ga pernah rasain kehangatan keluarga ya Fan? lo bahagia kan?" batin Aruby menatap kepergian Khaifan yang belum terlalu jauh.

"makasih Fan nasehatnya!" pekik Aruby.

"yo!" balasnya tanpa berbalik melihat Aruby.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Khaifan membuka ponsel nya setelah mendengar notif pesan masuk.

"hah! k-kok ayah bisa tau tadi ulangan sih?!"

"hah! k-kok ayah bisa tau tadi ulangan sih?!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"kakak kakak juga?"

"tiba tiba jadi spek intel begini, yah"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"tiba tiba jadi spek intel begini, yah"

"tau aja apa yg dilakuin disekolah" sambungnya.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Bersambung
..............................

Da5 sridevi as Aruby steffany sanjaya

antara khaifan dan lukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang