OM ANIME? [ 16 ]

91 6 7
                                        

Kei menyadari betapa berwarna kehidupannya kala ia mulai menerima Kai ke dalam dunianya. Seperti, ia telah memiliki 1 matahari —Taki— dan kini pelangi datang untuk mewarnai. Jika saja ia tau akan jadi seperti ini, rasa-rasanya ia menyesal tidak berbuat baik pada anak manis itu sejak pertemuan mereka pertama kali.

Sesibuk apapun dirinya sekarang, Kai selalu di sisinya. Tak pernah menjadi pengganggu atau apalah itu, seperti di pikirannya dahulu. Si manis justru menjadi penyemangatnya untuk menyelesaikan kuliahnya tepat waktu.

Kadang kala Kai menemaninya mengerjakan skripsinya di mana pun itu. Dengan cara apapun Kai selalu membuatnya bersemangat menyelesaikan setiap bait skripsinya. Kei juga melihatnya sebagai motivasinya untuk cepat menyelesaikan kuliahnya. Pikirnya, jika ia sudah lulus dan bisa fokus dengan pekerjaan yang sedang ia jalani sekarang akan lebih menyenangkan untuknya, untuk hubungannya dengan Kai.

Seperti saat ini, mereka tengah berada di kafe karena Kei membutuhkan suasana baru untuk mengerjakan skripsinya itu. Berkali-kali mereka pergi ke kafe yang berbeda, bahkan terkadang mereka pergi bertiga bersama Taki. Padahal, Kei hanya ingin mengerjakan skripsi, bukan jalan-jalan. Namun, Kei tidak merasa kehadiran keduanya sebagai pengganggu. Melihat keduanya tersenyum bahagia menikmati makanan-makanan manis yang tersaji di kafe tersebut semakin membuat Kei merasa terpacu.

Semua temannya mengeluh —sudah hampir gila— saat mengerjakan tugas akhir mereka. Berbeda dengan Kei, ia menikmatinya, menikmati bagaimana kehidupannya berjalan. Sesulit apapun, Kei selalu mendapat dorongan bila berada di dekat orang tersayang.

"Sayang, ini enak banget loh! Coba deh! Aaa~"

Kai menyendokan cake berwarna ungu —rasa taro— kepada Kei yang selalu siap menyambut suapan si cantik.

"Um! Iya enak!" Ia mengalihkan sebentar pandangannya dari laptop, untuk menanggapi Kai yang menatapnya dengan binar di matanya.

"Iya kan? Kapan-kapan kita harus ke sini lagi! Kita harus ajak Boochan!"

Pria itu mengangguk dengan tangan yang masih lihai menari di atas keyboard laptopnya. Membiarkan Kai kembali diam menikmati makanan tinggi gula itu.

Teringat sesuatu, Kei menolehkan kepalanya pada Kai sekilas, sebelum melanjutkan aktivitasnya kembali, "Eh? Kamu juga bukannya mau belajar ya hari ini?"

Sesekali Kai memang ikut belajar dengan Kei, begitupun jika ada Taki. Ketiganya akan menghadapi ujian di tahun yang sama, tahun depan. Taki akan segera lulus dan berlanjut ke SMA, Kai akan melanjutkan ke perguruan tinggi, sedangkan Kei akan memulai hidup barunya, menjadi orang dewasa yang sesungguhnya. Kata orang kehidupan di perkuliahan belum ada apa-apanya, dibandingkan bertahan hidup di kehidupan orang dewasa —bekerja. Tak apa, selama matahari dan pelanginya selalu di sisinya, ia akan menjalani semuanya dengan bahagia.

Gelengan lucu dengan pipi mengembung itu membuat Kei ingin mencubit pipi Kai, jika saja ia lupa bahwa di mulutnya anak itu tengah mengunyah makanannya, "Hari ini gak jadi hehe. Besok aku mau belajar bareng sama Tyun, Liyo, dan Yochi. Boleh?"

Kei mengangguk, ia tersenyum tipis, "Boleh. Mau belajar di mana? Kalau di luar, jangan jauh-jauh, ya!"

"Mau belajar di rumah Yochi."

Timbul kerutan di dahi Kei saat mendengar jawaban dari Kai, ia lagi-lagi mengalihkan pandangannya, meninggalkan sejenak layar yang masih menyala tersebut, "Di rumah Yochi? Aku juga mampir ke rumah Bibi kalo gitu!"

Bukan tidak senang, Kai hanya heran, kenapa tiba-tiba? Jadi, dengan bibir mengerucut ia bertanya kembali pada Kei, "Kok gitu? Kamu ikutin aku, ya?"

Menyadari tindakannya, Kei kembali menyibukkan diri, "Uhm? Enggak tuh? Aku kangen Boochan aja."

OM ANIME? [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang