BAB 4 || siapa yang harus-ku percaya?

160 12 10
                                    


Setelah pertarungan sengit antara Lucien dan Damon yang berlangsung dengan ketegangan memuncak, suasana hutan kembali terasa sunyi. Hanya ada desiran angin yang terdengar, berdesir di antara dedaunan yang bergoyang pelan, namun tidak ada suara dari dua sosok yang terlibat dalam pertarungan tadi. Lucien tampaknya terguncang, meskipun masih memancarkan aura dominannya, sementara Damon berdiri lebih tenang, seolah tidak ada yang terjadi. Keberadaan mereka di tengah malam, jauh dari keramaian kota, memberikan sensasi seperti dua kekuatan yang bertarung untuk menguasai malam.

Namun, sebelum Evie sempat sepenuhnya memproses apa yang baru saja terjadi, Damon bergerak dengan cepat, secepat bayangan yang melintas. Tanpa peringatan, tubuh Evie terangkat dengan mudah, seolah angin yang membawanya. Damon, dengan tangan yang kuat, menggendongnya ala pengantin baru tanpa ragu. Evie sempat terkejut dan terdiam, menatap wajah Damon yang kini hampir berada terlalu dekat dengannya. Rasa takut yang menggelayuti hatinya bercampur dengan rasa bingung yang semakin membingungkannya.

"Jangan khawatir," kata Damon dengan suara rendah, namun lembut. "Aku akan membawamu pulang. Jauh dari tempat ini."

Evie menatapnya dengan mata yang penuh keraguan. Bagaimana bisa dia begitu cepat percaya pada kata-kata seorang vampir yang bahkan tidak ia kenal dengan baik? Namun, tubuhnya terlalu lelah untuk bertanya lebih jauh. Ia hanya merasa di bawah pengaruh sesuatu yang kuat. Sesuatu yang tidak bisa ia jelaskan.

Damon melangkah dengan cepat, kakinya menjejak tanah tanpa suara. Angin malam yang dingin bertiup melewati rambut mereka, tetapi Damon seolah tidak merasa sedikitpun gangguan. Evie hanya bisa merasakan hawa dingin yang menyentuh kulitnya, sementara hatinya dipenuhi oleh pertanyaan yang terus mengusik.

“Apa yang sebenarnya terjadi dengan aku?” tanya Evie, suara gemetar karena kebingungannya. “Kenapa kalian semua mengincar aku seperti ini?”

Damon tetap berjalan, namun kini ia menoleh sejenak, seolah memikirkan kata-katanya dengan hati-hati. “Semuanya hanya soal darahmu,” jawabnya, suara penuh ketenangan, namun ada sesuatu yang tersirat di balik kata-katanya. "Darahmu sangat berharga, Evie. Itu alasan mengapa kami semua… terlibat dalam hidupmu."

Evie merasakan keanehan dalam jawabannya. Seolah dia menyembunyikan sesuatu. Namun, dia tidak bisa mengungkapkan apa yang benar-benar ia rasakan, karena semuanya terasa begitu rumit dan gelap. Bahkan wajah Damon, yang kali ini terlihat lebih serius dari sebelumnya.

Tangan Damon menggendongnya dengan sangat hati-hati, namun tetap kokoh. Kecepatan langkahnya membuat Evie hanya bisa pasrah, membiarkan tubuhnya terbawa begitu saja. Ia bisa melihat kota Lavender yang mulai tampak dari kejauhan. Kota yang selama ini terasa begitu familiar, namun kini tampak asing setelah semua yang terjadi malam ini.

Lampu-lampu jalan yang menyala temaram menerangi jalan-jalan yang sepi, membuat suasana menjadi semakin mencekam. Tidak ada kendaraan yang melintas, hanya ada suara langkah kaki Damon yang semakin cepat, membawa mereka berdua menuju tujuan yang tak diketahui.

Evie kembali bertanya, kali ini suaranya lebih rendah, seperti berbisik kepada dirinya sendiri. "Apa benar kalian hanya mengincar darahku?" Namun, ia merasakan ada sesuatu yang lebih dalam dari sekadar darah. Ada ketegangan dalam kata-kata Damon yang membuatnya semakin bingung.

Damon hanya tersenyum, senyuman yang tipis namun misterius, seperti menyimpan banyak rahasia di baliknya. “Tidak ada yang perlu kamu khawatirkan, Evie. Semua ini hanya… bagian dari takdirmu.”

Mereka berjalan semakin jauh, melewati lorong-lorong kota yang semakin sepi. Evie merasa seolah dunia ini sedang berputar begitu cepat di sekelilingnya. Apa yang harus ia percaya? Damon yang terlihat begitu baik hati dan perhatian, atau Lucien yang begitu penuh dengan ambisi dan kebencian? Setiap langkah yang mereka ambil semakin membuat Evie merasa terperangkap dalam dunia yang tidak ia pahami.

Ketika mereka akhirnya sampai di depan apartemennya, Evie bisa melihat cahaya remang-remang dari jendela yang menandakan bahwa tidak ada orang di dalam. Seperti biasa, malam ini sepi. Damon berhenti sejenak di depan pintu, menatap Evie dengan tatapan yang tidak bisa ia pahami.

"Ini tempatmu?" tanya Damon, suaranya terdengar lebih lembut dari sebelumnya. Namun ada sesuatu dalam pandangannya yang membuat Evie merasa tidak nyaman.

Evie hanya mengangguk, meskipun ia merasa ada yang aneh dengan situasi ini. Seharusnya, dia merasa aman di rumahnya sendiri, tetapi entah mengapa, malam ini semuanya terasa berbeda.

"Baiklah," kata Damon, senyum tipis yang tidak bisa ia artikan semakin lebar. "Aku rasa tugasku selesai di sini." Tanpa menunggu lebih lama, Damon melangkah mundur sedikit, berbalik seolah ia hendak pergi begitu saja.

Namun, sebelum pergi lebih jauh, ia menoleh dan mengucapkan kalimat yang membuat Evie semakin bingung.

"Jaga dirimu, Evie. Hati-hati dengan siapa yang kamu percayai," ucap Damon dengan senyuman yang sangat aneh. Senyum itu tidak tampak seperti senyum seorang teman, tetapi lebih seperti senyum seseorang yang menyembunyikan sesuatu yang lebih gelap.

Evie berdiri di tempatnya, membeku sejenak. Perasaan tidak nyaman menggelayuti hatinya. Kenapa senyum Damon terasa begitu… tidak tulus? Kenapa ada sesuatu yang membuatnya merasa takut, meskipun Damon tidak melakukan apa-apa yang langsung mengancamnya?

Damon, tanpa berkata lebih banyak, berbalik dan meninggalkan Evie di depan apartemennya. Langkah kakinya semakin jauh, dan Evie hanya bisa menatap punggungnya yang semakin menghilang. Ada banyak pertanyaan yang menggantung di benaknya, dan meskipun ia ingin tahu lebih banyak, ia juga merasa takut dengan apa yang sebenarnya sedang terjadi.

Ia melangkah masuk ke dalam apartemen, menutup pintu di belakangnya, dan berlari ke jendela. Namun, saat ia melihat keluar, Damon sudah tidak terlihat lagi. Hanya ada kegelapan malam yang menguasai kota Lavender. Semua terasa begitu sunyi, dan Evie merasakan betapa sepinya dunia ini, terutama setelah pertemuan dengan dua sosok yang begitu kuat namun penuh dengan misteri.

Evie menarik napas panjang dan kembali menghadap ke dalam apartemennya. Malam ini, banyak hal yang tidak ia mengerti. Namun, satu hal yang pasti, dunia yang selama ini ia anggap aman, kini terasa seperti tempat yang sangat berbahaya. Apa yang harus ia lakukan? Siapa yang harus ia percayai?

Tapi satu hal yang pasti, Evie tahu bahwa ia tidak bisa melarikan diri. Semua ini sudah terlalu dalam, dan jalan yang harus ia pilih terasa semakin sulit.

continue..

The VAMPIRE [POST SETIAP HARI MINGGU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang