II. SEDIH DAN SENANG

5 1 0
                                    

Halo semuanya, sebelum membaca di vote dulu yuk sedekah vote gapapa lah ya hehehehe
Selamat Membaca ♡♡♡


Halo semuanya, sebelum membaca di vote dulu yuk sedekah vote gapapa lah ya heheheheSelamat Membaca ♡♡♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~~~

Di kamar bercorak coklat dengan dipenuhi rak buku berjejer rapi di dalamnya, tampak seorang gadis kecil yang terlelap dalam tidurnya dengan nyaman. Gadis itu mulai bangun karena terusik dengan cahaya matahari yang masuk lewat jendela kamarnya.

Pukul 08.05 am

"Hoamhh, sekarang sudah jam berapa ya?"
Zeyna bangun dari tempat tidurnya sambil mengedipkan matanya dan melihat ke arah jam di atas meja.

"Bunda dan Ayah pasti sudah berangkat kerja." lagi-lagi ekspresi wajah sedih gadis itu terukir kembali. "Ayo kita mandi dulu sekarang lalu, lanjut belajar. Bunda pasti sudah menyiapkan vidionya di tablet ku." Zeyna pergi beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Beberapa saat kemudian setelah selesai, Zeyna bergegas turun ke ruang tamu.

Pukul 08.30 am

Sesampainya di ruang tamu, Zeyna melihat ayahnya yang duduk di sofa dengan memegang kotak kecil bewarna abu-abu.

"Ayah? Ayah belum berangkat kerja ya? Dimana bunda?" Zeyna menghampiri ayahnya dan duduk di sebelah nya. Pandangan pria itu teralihkan ke arah Zeyna. "Bundamu sudah berangkat tadi" jawab nya singkat.

"Ayah ayo kita makan bersama dulu sebelum ayah berangkat bekerja." Zeyna berharap ajakan nya kali ini akan diterima oleh ayahnya.

"Lain kali saja, ayah sudah akan berangkat sekarang." pria itu bangkit dari duduknya dan bersiap akan pergi. Zeyna ikut berdiri di belakang tubuh ayahnya.

"TIDAK BISAKAH AYAH MENURUTI PERMINTAAN KU? AYAH DAN BUNDA PASTI SELALU BEGITU. AKU CUMAN INGIN MAKAN BERSAMA, TAPI KALIAN SELALU SIBUK AKU KAN TIDAK PERNAH MEMINTA APA-APA." ucap Zeyna dengan nada berteriak.

Pria dengan setelan baju rapi itu berbalik menatap Putri nya. "Berhenti bersikap seperti itu, kami membesarkan mu bukan untuk jadi anak yang keras kepala. Jika kami memiliki waktu luang kami pasti akan mengabulkan permintaan mu itu. Ayah peringatkan kau sekali lagi, jangan pernah bersikap kurang ajar Zeyna. Kamu sudah berani berbicara  dengan nada tinggi pada orang tuamu jika kau terus seperti ini kau akan tau apa hukuman mu nanti."

Zeyna tak bisa lagi menahan tangisannya di hadapan ayahnya sekarang, tangisnya pecah seketika.

"Hikss hikss ayah a-aku minta maaf hikss aku berjanji tidak akan mengulanginya lagi." pria yang dipanggil ayah oleh gadis itu mengambil penggaris panjang berukuran 80 cm di ujung sofa.

"Perlihatkan kaki mu ayah akan memberimu hukuman." ucapnya dengan nada tegas

Zeyna mengangkat rok yang ia kenakan sampai lututnya sesuai dengan perintah ayahnya.

CTASS! CTASS! CTASS!

Suara pukulan penggaris yang bersentuhan dengan kaki gadis berumur 7 tahun itu begitu nyaring, menandakan bahwa pukulan yang diterima Zeyna benar-benar keras.

"A-ayah hikss sakit hikss" Zeyna menangis merasakan rasa panas akibat pukulan di kakinya.

"JANGAN MENANGIS ZEYNA!" ucapnya tegas. Zeyna langsung menghentikan tangisan nya. Beberapa saat kemudian setelah menerima pukulan sebanyak 7 kali pukulan itu akhirnya berhenti.

"Ayah harap kau belajar dari hukuman mu kali ini, dan jangan keluar dari rumah." setelah mengatakan hal itu, ia pergi meninggalkan Zeyna sendirian di dalam rumah.

Zeyna segera mengusap air matanya dan menatap kakinya yang memerah. "Ayah pasti marah padaku aku memang salah, mulai sekarang aku tidak boleh bersikap kekanak-kanakan lagi."

Pikiran anak kecil itu begitu lagu dan polos. Zeyna yang mengira dirinya salah jika dirinya meminta hal sederhana seperti makan bersama orang tuanya. Dari situlah, sikap cerianya hilang ia tidak ingin membebani orang tuanya dengan dirinya. Zeyna berusaha keras untuk bisa membuat orang tuanya bangga padanya dan tidak menyusahkan mereka.

~~~

Pukul 09.10 am

Zeyna melanjutkan aktivitas nya dengan menonton vidio belajar yang sudah di siapkan bundanya. Zeyna memperhatikan vidio itu dengan seksama, untuk anak kecil seusia Zeyna sudah sewajarnya bagi ia untuk dibimbing dalam hal pendidikan nya ya kan? Namun, berkat otak Zeyna yang cepat tanggap ia mampu belajar sendiri dan cepat mengerti apa yang ia pelajari dari vidio itu.

Materi yang Zeyna pelajari hari ini yaitu tentang kecanggihan teknologi pada saat ini. Dimana dengan teknologi yang ada orang-orang bisa mendapatkan berbagai macam informasi beragam yang ada di dunia.

Mata Zeyna berbinar melihat materi yang ia pelajari barusan. "Wah kerennya, ternyata melalui handphone dan komputer kita bisa mengetahui informasi-informasi rahasia begitu ya?" Zeyna adalah anak yang memiliki rasa ingin tau yang tinggi. Zeyna menjadi bertanya-tanya bukankah selama ini orang tuanya selalu memegang ponsel dan laptop,  dan juga di dalam kamar orang tuanya ada ruangan khusus untuk komputer-komputer.

"Kira-kira bunda dan ayah bekerja dimana dan pekerjaan nya apa?, aku jadi penasaran." Zeyna seketika langsung menggelengkan kepalanya

"Tidak boleh, aku harus jadi anak penurut, ayah sudah melarang ku untuk masuk ke kamarnya kalau aku sedang sendirian."

Zeyna langsung menepis rasa penasaran nya dan segera memesan makanan untuk dirinya makan.

~~~

Pukul 13.45 pm

"Aku bosan sekali di sini, aku ingin keluar rumah. Andaikan saja ayah tidak melarang ku." gumam Zeyna yang sedang membaca buku.

DUK!  DUK!

Atensinya beralih pada jendela di kamarnya yang seperti dilempari batu. Zeyna tidak menghiraukan suara itu namun, semakin dihiraukan semakin banyak batu yang dilempar ke jendela kamarnya.

"Itu siapa sih yang lempar-lempar batu, itu bukan orang jahat kan? Ayah sama bunda lagi enggak ada aku takut."

Zeyna mengintip melalui jendela ingin tau siapa sebenarnya yang melempari batu.

"TERNYATA ADA PENGHUNI NYA YA." teriak bocah laki-laki itu dari bawah.

Zeyna membuka jendela kamarnya

"Kamu siapa? Kenapa lempar-lempar batu ke sini nanti kacanya bisa pecah tau." ucap Zeyna dengan wajah marah

"Aku kira rumah ini enggak ada yang menempati mangkanya aku memastikan nya." Zeyna bingung dengan apa yang dilakukan bocah ini.

Hei kamu sendirian di rumah?" tanya bocah itu pada Zeyna

"I-iya aku sendirian di rumah, orang tuaku sedang bekerja. Kamu tidak takut sendirian kesini? Bagaimana kalau kamu nanti diculik." tanya Zeyna

"PFFF HAHAHAHAHAHAHA, kamu masih takut dengan yang seperti itu ya, disini kan daerah nya aman jadi tenang saja. Oh iya berapa umurmu?" tanya nya pada Zeyna

"Umurku 7 tahun." jawab Zeyna

"Umur kita sama, siapa namamu? Mau berteman tidak?" wajah anak laki-laki itu terlihat antusias.

Zeyna senang dengan ucapan anak itu yang ingin mengajak nya berteman. "Namaku Zeyna, aku mau berteman denganmu. Kalau namamu siapa?"

"Senangnya aku dapat teman baru sekarang, senang berkenalan denganmu Zeyna namaku.... Vio

Bersambung...
Guyss jangan lupa vote sama komen tandain kalo ada typo jangan lupa kasih saran yaa ♡♡♡












Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 10 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SHADOW OF BETRAYALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang