10. Amarah Dylan

391 100 6
                                    

Ini sudah hari kedua dimana Juna melihat Dylan dan ibu Wafda ada di kaffe. Saat itu Juna memohon kepada Mika untuk tidak menceritakan hal ini kepada siapapun, dan Mika menuruti apa keinginannya.

Sangat banyak ketakutan-ketakutan yang singgah di pikiran Juna setelah melihat kejadian itu membuat Juna tidak fokus menjalani aktivitasnya.

Dan ini contohnya, hari ini ada extrakulikuler renang untuk Juna. Tetapi dari awal pemanasan Juna kelihatan sangat tidak bersemangat dan tidak fokus, sudah beberapa kali di tegur coach bahkan seniornya tidak menjadikan Juna fokus juga.

Hingga akhirnya latihan selesai dengan sia-sia, kembali dengan Juna yang tidak puas dengan latihannya kali ini. Juna benar-benar memaki dirinya sendiri di depan Mika yang sedang menggeringkan rambutnya.

"Mau renang lagi gak? Ke rumah gua aja mau? Sekalian Mamah gua udah beberapa kali nanyain lo, dia bakalan seneng kalau lo ada ke rumah," tukas Mika.

Juna ingin. Ingin memperbaiki skillnya lagi karena dengan latihan ini Juna merasa tidak mendapatkan apa-apa.

Juna yang nyaris tenggelam, tidak tahan bernafas dengan tenang, dan benar-benar perfomance yang buruk Juna menyadari hal tersebut.

"Mau kagak?" Juna mengangguk.

Toh waktu baru menunjukan pukul tujuh malam. Masih ada waktu untuk Juna bermain ke rumah Mika, lagi pula Juna yakin di rumahnya tidak ada siapa-siapa karena Jova sudah kembali masuk kerja dan kalaupun Jova sudah mau pulang pasti mengirimkan kabar kepadanya.

"Keringin dulu rambut lo." Mika melempar handuk kecil milik Juna, dengan cepat Juna mengeringkan rambutnya.

Keadaan sekolah sudah sepi tentu saja karena ini sudah malam, tetapi bukan hal yang aneh bagi mereka yang suka menyelesaikan latihan sampai malam contohnya anak basket bahkan jam segini pun masih ada anak basket yang sedang becanda gurau di pinggir lapangan.

"Si Wafda belum pulang tuh," unjuk Mika.

Wafda menoleh saat menyadari Juna dan Mika baru saja keluar dari lorong yang menuju ke kolam renang yang jaraknya tidak jauh dari tempatnya ia berlatih basket. Mika mengacungkan tangannya, begitu juga dengan Wafda.

Dengan cepat Wafda mengambil tasnya dan berpamitan kepada teman-temannya untuk pulang duluan, sekalian Wafda pulang bareng kedua sahabatnya saja.

"Mau balik sekarang?" Juna dan Mika mengangguk bareng.

"Ayolah bareng sekalian si Juna juga mau ke rumah dulu, lo ikut makan bareng di rumah gua malam ini."

Sialnya Mika mengajak Wafda untuk makan malam di rumahnya, padahal yang Juna inginkan Juna menjaga jarak dulu dengan saahabatnya itu. Juna takut tidak bisa mengatur ekspresi wajahnya yang datar, atau bahkan Juna takut ada perkataan yang keluar dari mulutnya perihal orang tuanya dan orang tua Wafda karena sebenarnya Juna ingin membenarkan apa yang sebenarnya terjadi tanpa melibatkan siapapun apalagi Wafda juga sahabatnya.

"Ayolah." Wafda mengiyakan.

***

"A tolong ini kasih ke Juna ya, terus bilangin jangan terlalu lama berenangnya. Bukan apa-apa Mamah hanya takut Juna masuk angin," ucap Ibunda Mika biasa si sapa Mamari.

Mamah Rina.

Yang sangat baik dan perhatian.

Wafda mengangguk dan mengambil milo hangat untuk Wafda kasihkan kepada Juna yang masih anteng di kolam renang padahal ini sudah malam, sedangkan Mika sedang membersihkan badannya di kamar mandi.

"Aku ke belakang dulu atuh ya, Mah." Mamah Rina mengangguk membiarkan remaja bertubuh jangkung itu menuju kolam renang keluarga Mika.

Terlihat Juna yang masih anteng menyelam hingga akhirnya Juna tersadar dengan kedatangan Wafda, dengan itu Juna memutuskan untuk berhenti dan duduk di pinggir kolam dengan jahil juga Juna menyipratkan air kearah Wafda yang membuat Wafda berdecak kesal.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 4 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Stronger | Jun SvtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang