5. Queen Eveline Angelic Thalia 👑🌹

55 28 35
                                    

👑Happy Reading👑


Cahaya lembut matahari pagi menerobos masuk melalui celah-celah tirai besar di kamar. Perlahan matanya mulai terbuka, mengerjap mengatasi kantuk yang belum hilang. Saat ia sadar sepenuhnya, ia terkejut melihat sosok seorang wanita berdiri di samping tempat tidurnya dengan ekspresi tenang dan menunggu.

"Selamat pagi Yang Mulia," sapa wanita itu dengan sopan, suaranya rendah namun tegas.

"Nama saya Vespera, saya telah di tunjuk Raja Lucian sebagai pelayan pribadi Yang Mulia Ratu." lanjut Vespera sopan, kepalanya sedikit menunduk.

Eveline tertegun sejenak, mencerna semua informasi sambil mencoba menghalau sisa kantuk yang masih menggantung. Ia menyadari ini adalah hari pertama menjalani rutinitas sebagai ratu, sesuatu yang sama sekali tidak pernah ia bayangkan, tidak ada hal yang ia mengerti tugas-tugas seperti apa yang di jalankan seorang ratu, terlebih bangun kesiangan sudah membuatnya panik.

Matanya menoleh ke samping, tempat Lucian berbaring di sampingnya semalam. Vespera menyadari Eveline yang mungkin bertanya-tanya kemana Lucian saat ini.

"Raja Lucian sudah keluar kamar lebih awal untuk mengurus urusan kerajaan, namun ia telah mengatur segala sesuatu untuk hari ini. Mohon maaf, saya harus meminta anda untuk segera bersiap."

"Astaga, aku tidur terlalu lama" ucap Eveline, buru-buru menepuk-nepuk rambutnya.

Vespera tersenyum tipis, dengan cekatan menuntun Eveline ke ruang mandi yang telah di siapkan. Air hangat dengan aroma lembut sudah menunggu, menggugah Eveline dari sisa-sisa kantuknya. Ia melangkahkan kakinya ke air, membiarkan kehangatan perlahan-lahan menyerap tubuhnya memberikan ketenangan.

Saat selesai mandi pelayan lainnya mendekat sambil membawa gaun yang telah di pilihkan untuk hari itu. Gaunnya anggun namun lebih sederhana di banding gaun kebesaran ratu. Dengan warna merah anggur dan detail perak yang lembut, gaun tersebut tetap mencerminkan penampilan tanpa menjadi pusat perhatian yang mencolok.
Saat melihat dirinya di cermin, Eveline merasa agak terasing. Dia belum terbiasa dengan tampilan barunya yang penuh wibawa.

"Yang Mulia terlihat sangat cantik," ujar Vespera, bibirnya melengkung manis.

"Terimakasih Vespera" Eveline tersenyum pada Vespera dengan tulus.

"Jadilah teman ku Vespera" tambah Eveline tiba-tiba.

"Y-Yang Mulia?" Vespera tampak terkejut, matanya sedikit membesar. Dia segera menundukkan kepalanya dalam-dalam, menunjukkan sikap hormat yang selalu di junjungnya.

"Ampun Yang Mulia hamba hanyalah seorang pelayan, tidak pantas bagi hamba berdiri setara dengan Yang Mulia" Vespera masih menundukkan kepalanya.
Eveline menghela napas pelan, lalu mengulurkan tangan, mencoba meraih jemari Vespera.

"Vespera, aku butuh seseorang yang ku percayai disini, dan bukan hanya sekedar pelayan.."

"Ampun Yang Mulia.. jika itu adalah perintah Yang Mulia... maka hamba akan berusaha." ucap Vespera hatinya tersentuh dengan ajakan Evelien yang tidak terduga baginya.

Eveline tersenyum hangat, merasa sedikit lebih ringan di dalam hatinya. Akhirnya mereka menjalin pertemanan, meski perbedaan status tetap ada.

Setelah percakapan hangat itu, Vespera Kembali ke sikap resminya, menarik napas dan mengubah ekspresi menjadi lebih serius. Dia merapikan gaunnya, menunduk hormat.

"Yang Mulia, jika berkenan, kita mulai pelajaran hari ini" ucap Vespera dengan nada hormat.

"Eveline menatap Vespera sejenak, masih terbawa suasana kehangatan percakapan mereka sebelumnya. Namun ia segera mengangguk, menyadari bahwa ini adalah peran yang harus di jalankannya.

Scarlet Throne [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang