🌹Happy reading 🌹
♡♡♡
Dengan balutan gaun hitam berakses emas yang terbuat dari kain halus, terasa lembut namun berat yang tak biasa ia kenakan sebelumnya. Eveline melangkah keluar dengan ragu-ragu dari kamarnya. Setiap langkahnya terpantul marmer putih mengilap.
Saat memasuki ruangan utama, Lucian sudah berdiri menunggunya menghadap jendela yang memperlihatkan dunia luar. Tentunya ia menyadari kehadiran Eveline yang sudah ada di pintu masuk.
"Masuk dan duduklah" ujarnya sembari mebalikkan badannya ke arah Eveline. Sorot mata yang begitu tajam membuat ucapannya tak dapat di bantah oleh Eveline.
"Tuhan.. apa yang akan terjadi.. siapa pun tolong aku.." batinnya berteriak, matanya berusaha memberanikan diri untuk menatap pria di depannya. Perlahan melangkah menduduki sofa megah yang ada di sudut ruangan.
"Sepertinya gaun itu memang cocok untukmu" dingin namun ada nada memikat dalam suaranya.
Eveline mengigit bibir bawahnya. Lucian melangkah maju, mendekati jarak di antara mereka."Kau mungkin bertanya-tanya mengapa kau berada di sini" ucap Lucian datar.
"Ya, kenapa aku disini" Eveline menatap Lucian dengan penuh kebingungan , takut namun penasaran.
"Apakah kamu tahu apa itu Sangria, Eveline" tanyanya, suaranya rendah dan tegas. Evelin menggeleng pelan, melirik ke wajah Lucian yang serius.
"Darahmu, darah Sangria. Darah yang memiliki kekuatan yang di cari para vampir selama berabad-abad. Memiliki kekuatan untuk memperkuat para vampire hingga ke level tertinggi. Satu tetesnya saja bisa memperkuat prajurit tak terkalahkan. Darah itu bukan hanya sumber kekuatan, tapi juga kunci mempertahankan takhta dan kekuasaan. Seluruh kerajaan vampir menginginkannya termasuk aku "
Evelin merasa jantungnya berdetak lebih cepat tidak mempercayai apa yang di katakana Lucian.
"Vampir di seluruh pejuru dunia kini tahu tentang keberadaanmu, mereka semua menginginkanmu. Aku tidak akan membiarkan darahmu jatuh ke tangan yang lain, kau hanya punya satu pilihan Eveline" Lucian mendekat, menatap tajam.
"Pilihan? Apa maksudmu?" matanya terbelalak, tubuhnya sedikit gemetar karena ancaman yang tiba-tiba.
Lucian menatap dalam-dalam, pandangannya penuh otoritas."Menikah denganku"
"M-menikah? Itu tidak mungkin, aku tidak mau"
"Kau harus menikah denganku, dengan begitu kau berada di bawah perlindunganku. Tidak kubiarkan vampir lain menyentuhmu."
"Kau tidak bisa menolak pilihan ini, dan aku tidak menerima kata tidak" tambah Lucian.
Eveline ingin menolak, ingin memberontak, dengan napas tertahan, ia akhirnya berbisik.
"Jadi ini semua hanya karena darahku? Karena kekuasaan?" suaranya berhasil membuat Lucian tersenyum tipis, tak ada belas kasih di wajahnya.
"Benar" jawab Lucian .
Kalimat Lucian yang menggema di pikiran, menyadarkan bahwa ia kini berada di dalam jebakan yang mengancam kehidupannya. Tanpa berpikir Panjang, Eveline berbalik dan berlari, gaun merahnya mengembang saat langkahnya yang panik menggema di lorong istana yang luas. Setiap sudut yang di lewati tampak seperti labirin yang tak berujung, hawa dingin dalam istana membuatnya merinding, namun Eveline tak mempedulikannya, ia hanya ingin menemukan jalan keluar saat ini.
Sesampai di ujung lorong, ia melihat pintu besar yang di dekorasi dengan ukuran megah. Namun, sebelum ia memegang pegangan pintu, dua pengawal berbadan besar berdiri di sana. Eveline menelan saliva nya, jantungnya terus berdegup kencang saat melihat kedua penjaga itu tidak menunjukkan tanda-tanda akan membiarakan dirinya lewat. Putus asa, Eveline berbalik mencoba mencari jalan lain, namun hasilnya sama, setiap lorong yang ia coba lewati di jaga ketat oleh pengawal-pengawal lainnya.Suara Langkah kaki mendekat ke arah Eveline, segera ia mencoba berlari menghindari siapapun yang hendak menghampirinya. Sebuah tangan menangkap dan tidak memberikan ruang untuk terlepas. Eveline menoleh, Lucian memandang intens dirinya, tidak ada kemarahan yang meledak-ledak di matanya.
"Cukup Eveline" suaranya datar namun penuh ketegasan mengunci semua keinginan Eveline untuk membantah.
"Kau takkan bisa lari dari sini"
Eveline mencoba meronta, berusaha melepas cengkramannya. Sebaliknya genggaman semakin kuat menariknya kembali dengan mudah."Berhenti melawan, itu hanya akan membuatmu lelah, istana ini di penuhi penjaga yang setia padaku. Mereka tidak akan membiarkanmu pergi" tambahnya.
Eveline menatap dengan penuh kebencian, namun Lucian tampak tak peduli. Ia lalu membungkuk sedikit, mendekatkan wajahnya hingga Eveline bisa merasakan napasnya yang dingin.
"Kau sudah mendengar tawaranku kan..dan kau tahu ini adalah satu-satunya pilihan mu yang tak bisa kau tolak" kata Lucian tanpa menunjukkan sedikit keraguan.
"Apa kau lebih suka di buru oleh para vampir di luar sana? atau tetap di sini di bawah perlindunganku?" tanpa menunggu jawaban Lucian mengangkat Eveline dengan mudah. Eveline meronta memukul bahunya, tetapi Lucian tetap berjalan mantap, membawa kembali ke ruang tidur yang sudah di tempati sebelumnya oleh Eveline.
Sesampainya di ruang tersebut, ia menurunkan Eveline dengan lembut namun tegas. Memastikan ia tidak akan mencoba lari lagi. Lucian menghela napas pelan, memperbaiki kerah bajunya dengan gerakan anggun.
"Dengarkan aku Eveline, kau boleh membenciku, aku tidak peduli itu. Dan ingat, tidak ada pilihan, kau menikah denganku dengan keuntungan untuk dirimu juga yaitu kau berada di bawah perlindunganku." tanpa menunggu persetujuan Lucian berbalik, ia menggenggam pegangan pintu dan mengunci Evelin, suara klik yang dingin terdengar di dalam ruangan. Sebelum pergi Lucian memanggil dua pengawal yang berdiri di luar ruangan.
"Jaga pintu ini dengan ketat, tidak ada yang boleh membiarkannya keluar dari kamar ini" perintanya tegas, kedua pengawal mengangguk.
"Baik yang Mulia" Ucap mereka serempak.
Tanpa berkata lebih banyak Lucian melangkah, meninggalkan Eveline sendiri di dalam kamar yang terkunci. Eveline tahu bahwa kini ia terkurung di dalam istana megah dan indah, namun menjadi penjara yang mengikatnya erat-erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Scarlet Throne [ON GOING]
FantasiDi dunia yang tersembunyi di balik bayang-bayang, Lucian adalah raja tertinggi dari kerajaan vampir, terkenal dengan keangkuhan dan kekuasaan yang melampaui kerajaan vampir lainnya. Selama ribuan tahun, darah Sangria yang legendaris telah dicari di...