Lewat Batas (1)

707 37 7
                                        

"Hao, gue.. tidur di kasur ya, lo tidur di karpet", ujar Mingyu saat melihat hanya ada satu kasur tipis yang tergelar dilantai di kamar kost Myungho.

Myungho membelalakkan matanya seraya melihat ke arah Mingyu tidak percaya dengan apa yang didengarnya barusan, "Heh rakjel!, sopan banget lo!, ini kamar, kamar kost gue, kok lo yang ngatur!".

Mingyu terkekeh sambil menggaruk belakang telinganya yang tidak gatal. "Sesama rakjel tidak boleh saling menghina bukan?".

"Lebih rakjel elo jing, gak nyadar lo sekarang numpang di kost gue?!", protes Myungho.

Mingyu terkekeh lagi, "Berarti gue nih yang tidur dikarpet?".

Myungho berkaca pinggang, "Menurut lo?! Pake nanya lagi, ini kost gue, gue yang berkuasa disini, jadi gue lah yang harus tidur dikasur".

"Kasur gepeng begitu juga", ucapnya bisik-bisik.

"Heh?! Lo ngehina kasur kebangsaan gue?", "Emang dasar anak tidak tahu diuntung", umpat Myungho.

"Ayolah Hao, punggung gue lagi sering sakit nih, masa gue tidur dikarpet tipis begitu, gue gak kuat dingin, mana udah musim hujan lagi. Tega lo sama bestie lo ini? Ntar kalau gue sakit, lo juga yang repot Hao", bujuk Mingyu sambil menggoyang-goyangkan tangan Myungho.

Myungho menarik nafas dalam, "Gue mulai nyesel deh bilang setuju lo boleh ngungsi ditempat gue, huh".

"Ah elo mah, cuma berapa hari doang kok, sampai kost gue selesai di renov", balas Mingyu.

"Lagian lo berbuat apa sih sampe plafon kamar kost lo bolong, sama keramik kamar lo pada ancur?", tanya Myungho.

Mingyu terkekeh sebelum menjawab, "Gue kan lagi dalam misi membesarkan otot trisep dan bisep tangan gue ya, terus gue ngide lah latihan pake dumbbell bikinan gue dari semen sama kaleng cat yang beratnya 10 kilo, gue semangat banget tuh, ngangkat dumbbell ampe beberapa kali, sampe gak sengaja kelempar tuh dumbbell semen ke atas, kena plafon kamar gue yang cetek, ehh ampe bolong ternyata, terus jatoh ke keramik, pranggg dah pecah keramiknya".

Myungho ternganga hingga tidak bisa menunjukkan reaksi lain, ia hanya diam, tapi sedetik kemudian ia bertepuk tangan, "Prok-prok, emang rada-rada ya lo, ada aja tingkah gila nya", menghina Mingyu.

"Ya kan gue gak sengaja china", jawab Mingyu.

"Wahhh berani-beraninya lo bawa-bawa kampung halaman gue?!, mau gue usir lo sekarang juga?", Myungho melipat tangannya didepan dada, sambil memasang ekspresi kesal.

"Engga-engga, gue jadi anjing lo deh buat beberapa hari ini, guk-guk, tuan.. saya ikut ngungsi dulu ya, sekalian kasih makan juga dong tuan, saya dengan senang hati akan menerima loh tuan", ujar Mingyu mengandeng tangan Myungho erat.

"Cobaan apa lagi ini OMG!, kenapa gue harus berteman dengan manusia macam ini sih?! Aaa stress stress huhuhu", racau Myungho yang merasa sudah tidak sanggup dengan sikap Mingyu.

Tik.. tik.. tik, bunyi hujan di atas genting.

Hujan turun begitu saja, cukup deras, dan berangin, membuat hawa didalam kamar Myungho semakin dingin.

"Hao hujan nih", sahut Mingyu.

"Kenapa kalau hujan? Lo mau cuddle sama gue?", ujar Myungho spontan dan dengan unsur bercanda.

Anehnya Mingyu malah nampak berfikir, "Boleh tuh", "Tapi nge-mie dulu mantep tuh kayaknya".

"Hhh makin stress gue, tapi boleh deh.. gue dua bungkus ya, mie nya ada dikulkas", balas Myungho yang segera beranjak dari posisinya, melangkah menuju kasurnya dan membaringkan dirinya ke atas kasur itu.

𝙾𝚗𝚎𝚜𝚑𝚘𝚘𝚝 𝚐𝚢𝚞𝚑𝚊𝚘Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang