CHAPTER 55

88 16 0
                                    

Ya Allah, tolong biarkan cinta ini menang untuk kedua kalinya.


-Bilal Abidzar Ar Rasyid.

°°°



Setelah sampai di depan rumah Hanna. Bilal dan teman temannya bergegas turun dari mobil serta saling menatap satu sama lain. Mereka juga menganggukkan kepala dengan cepat dan langsung berjalan menuju rumah Hanna.

Sambil berusaha mengatur laju nafasnya karena gugup. Bilal juga terdiam sejenak serta menatap cukup lama objek di depannya. "Bismillah."

Tuk

Tuk

Berkali kali Bilal mengetuk pintu rumah Hanna. Tapi, tetap tidak ada sahutan dari dalam hingga membuatnya hampir menyerah. "Kayaknya nggak ada orang di dalam?"

"Sini biar gue." Angel langsung melangkah kedepan dan mengetuk pintu dengan sangat keras.

"WOI BUKA." Lanjut Angel sambil berteriak sekencang mungkin.

Dari dalam terdengar langkah kaki yang sedang berjalan menuju mereka. Ia dengan cepat membuka sempurna pintu rumahnya serta menatap tajam wajah mereka semua dengan penuh amarah.

"Kalau bertamu ke rumah orang itu yang sopan dikit. Bisa nggak?" Bentak Hanna.

Tapi, mulutnya langsung terkunci dengan cepat karena terkejut dengan apa yang ia lihat.

Kedua bola mata Hanna langsung menatap mereka satu persatu dan dengan cepat pandangannya langsung berhenti ke arah Flora. Perempuan yang pernah bertemu dengannya di apotik tiga hari yang lalu.

Jantungnya langsung berdetak dengan sangat kencang serta di benaknya juga muncul berbagai macam pertanyaan. "Perempuan itu? Ngapain dia ada disini?"

Bunda langsung menatap tegas wajah Bilal sambil berusaha menahan amarahnya yang sudah bergejolak. "Ngapain kalian kesini?"

"Kita semua datang kesini mau ngasih kebenaran sama Bunda." Jawab Bilal.

"Kebenaran apa lagi? Tanya Bunda sambil menatap tajam wajah mereka semua.

"Kalau kedatangan kalian kesini cuma ingin menghina anak saya. Lebih baik kalian semua pergi dari sini." Lanjut Bunda.

Tanpa berbicara sepatah katapun. Bilal langsung mengeluarkan handphone di kantong celananya dan memperlihatkan rekaman CCTV yang ia dan teman-temannya ambil di apotik.

Kedua bola mata Bunda langsung membulat sempurna karena terkejut. Kedua tangannya juga refleks menutup mulutnya yang menganga.

Hanna yang juga melihat rekaman itu langsung berkeringat dingin karena ketakutan. Dengan gerakan yang cepat, Hanna bergegas mengambil handphone Bilal. Tapi, langkahnya gagal karena Bima lebih cepat darinya. "Eits!"

Hanna langsung terdiam sambil menggigit bibirnya karena menahan gugup.

"Kenapa? Takut? Lo mungkin masih bisa bohong sama mereka semua. Tapi, lo nggak bisa bohong sama gue." Tegas Flora dan ikut menyeka ucapan mereka.

Hanna langsung menatap tegas wajah Flora sambil menarik nafas pendeknya untuk menghilangkan gugup. "Siapa yang takut?"

Kedua tangannya Angel langsung terkepal sangat kuat sampai wajahnya juga ikut memerah. Ia juga menggigit bibirnya karena berusaha menahan amarah. "GUE TONJOK YA MUKA LO."

Tapi, langkahnya dengan cepat terhenti kerena tangannya langsung dihentikan oleh Flora dan temannya yang lain.

"Lo mau ngaku sendiri atau gue yang akan bikin lo ngaku?" Lanjut Angel.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 2 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Lentara Untuk Zaujaty [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang