Setelah pertemuan yang penuh ketegangan dengan Julian, Elara dan Lucian memutuskan untuk lebih berhati-hati. Mereka tahu bahwa Julian tidak akan berhenti mengusik mereka begitu saja. Sejak hari itu, Lucian mulai mengatur pengamanan untuk Elara—sesuatu yang awalnya membuat Elara merasa tak nyaman, tetapi akhirnya ia setuju demi keamanan.
Namun, hari-hari berlalu dengan tenang, hampir terlalu tenang. Julian seolah menghilang begitu saja, tidak ada tanda-tanda keberadaannya. Tapi Elara tahu bahwa ketenangan ini hanya sementara; Julian bukan tipe orang yang menyerah begitu saja.
Di tengah perasaan tegang itu, sebuah acara di sekolah Elara menarik perhatian: malam prom yang akan datang. Sahabat Elara, Diana, bersemangat mendorong Elara untuk datang.
“Kamu nggak bisa melewatkan malam prom ini, Ra! Lagipula, siapa tahu ini bisa jadi kesempatan kamu dan Lucian untuk sesaat melupakan masalah dan hanya menikmati waktu bersama?” Selena menawari dengan mata berbinar.
Elara tersenyum kecil, merasa terhibur oleh semangat Diana. “Aku nggak yakin Lucian akan tertarik dengan acara seperti ini, Sel. Lagipula, bukankah dia sudah cukup sibuk dengan semua urusan perusahaan?”
“Justru itu!” Selena meraih tangan Elara. “Kamu berhak punya momen bahagia juga, Ra. Kamu sudah terlalu banyak mikirin masalah. Cobalah untuk sekali ini nggak terlalu khawatir.”
Setelah diskusi panjang dengan Selena, akhirnya Elara memutuskan untuk mengajak Lucian ke malam prom. Malam itu, ia memberanikan diri mengirim pesan singkat.
“Lucian, bagaimana kalau kita ke prom sekolah minggu depan?”
Jawabannya datang dalam hitungan detik. “Aku akan memastikan aku ada untuk itu. Sampai ketemu di sana.”
Seminggu kemudian, Elara berdiri di depan cermin mengenakan gaun sederhana yang membuatnya tampak anggun. Perasaan gugup bercampur antusias memenuhi pikirannya. Ketika tiba di sekolah, Elara melihat Lucian sudah menunggunya di aula. Dengan setelan jas hitam yang elegan, Lucian tampak memukau dan menarik perhatian semua orang di sana.
Begitu melihat Elara, Lucian tersenyum. “Kamu terlihat luar biasa malam ini, Elara.”
Elara tersipu dan merasa jantungnya berdetak lebih kencang. “Terima kasih, Lucian. Kamu juga.”
Mereka menikmati malam itu bersama, melupakan sejenak masalah yang mengintai mereka. Mereka tertawa, berdansa, dan berbicara tentang mimpi-mimpi yang mereka miliki. Meskipun latar belakang dan status mereka berbeda, mereka merasa bahwa cinta yang mereka miliki jauh lebih kuat daripada perbedaan apa pun.
Namun, di tengah momen bahagia itu, Elara menangkap sosok familiar di tengah kerumunan. Julian. Dia berdiri di pojok aula, menyaksikan mereka dengan tatapan yang mengancam. Sebelum Elara bisa memberitahukan kehadiran Julian pada Lucian, sosok itu menghilang begitu saja dalam kerumunan.
“Lucian, aku melihat Julian,” bisik Elara, merasa ketakutan.
Lucian mengangguk, matanya tajam. “Kamu aman bersamaku, Elara. Jangan khawatir, aku tidak akan membiarkan dia menyakitimu.”
Namun, prom itu berakhir dengan ketegangan yang tak terduga. Saat mereka berjalan keluar, seseorang dari arah yang tidak terlihat mendorong Elara. Lucian dengan sigap menangkapnya, namun sebelum mereka sempat menyadari apa yang terjadi, sebuah catatan jatuh di dekat kaki mereka.
“Ini baru permulaan, Elara. Aku akan memastikan hidupmu berubah menjadi mimpi buruk,” tertulis dalam huruf kapital dengan tinta merah di kertas itu.
Elara menggigil, tangannya bergetar saat membaca pesan itu. Lucian meremas tangan Elara dengan lembut, memberikan dukungan.
“Julian sudah mulai melibatkan orang lain untuk menakutimu,” kata Lucian, penuh tekad. “Tapi ini tidak akan melemahkan kita, Ra. Aku akan lakukan apapun untuk melindungimu.”
Elara menatap mata Lucian dan mendapati keberanian baru yang mengalir dari tatapan itu. Meski di bawah ancaman Julian, Elara bertekad untuk tidak menyerah. Mereka tahu bahwa ke depan, jalan yang akan mereka tempuh semakin berliku, tapi bersama-sama, mereka yakin bisa melewati semua tantangan yang menghadang.
Namun, di dalam hatinya, Elara tahu bahwa ancaman Julian bukan hanya tentang masa lalu atau rahasia yang ia sembunyikan—ada sesuatu yang lebih besar yang Julian incar, dan Elara mulai curiga bahwa tujuan sebenarnya bukanlah dia seorang, melainkan sesuatu yang berhubungan dengan Lucian.
Malam itu, sambil berjalan pulang, Elara dan Lucian sepakat untuk menyelidiki lebih dalam tentang masa lalu Julian dan mencari tahu apa sebenarnya yang ia inginkan. Perjalanan mereka mungkin baru saja dimulai, tapi mereka siap menghadapi apa pun yang akan datang di persimpangan nasib mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love at the Crossroads of Destiny
RomanceDi persimpangan jalan hidup yang penuh liku, Elara Verinne, seorang gadis sederhana dengan impian besar, dan Lucian Alistair, pewaris perusahaan ternama, bertemu dalam keadaan yang tak terduga. Elara tumbuh dalam kesederhanaan, percaya bahwa cinta s...