28

1.5K 400 52
                                    

Mario tengah memeluk Jennie hangat, kedua nya tengah berada di balkon villa yang mereka tinggali. Jam menunjukan pukul 6 pagi dimana udara memang sedang sejuk-sejuknya

Mendaratkan kecupan di bahu Jennie lelaki jangkung itu lakukan, tangan Mario melingkar lembut di perut Jennie dan sang empu yang di peluk itu mendaratkan kedua tangan nya di tangan sang suami

"You okay, kenapa bangun sepagi ini ?" Tanya Mario, Jennie tak menjawab hanya menghela nafas pelan

"Sayang" Mario menempelkan hidungnya di leher Jennie dan menghirup wangi sang istri

"You have me, you can tell me anything" Mario kembali mengecup bahu Jennie

Tanpa Mario sadari kedua mata Jennie berkaca kaca, pandangan nya yang lurus ke depan menyiratkan sebuah perasaan yang mungkin sulit untuk di tebak

"Everything will be alright, termasuk kamu"

"I know honey i know it's hard, but you have me to lean on or whatever you want"

"It's okay kalau kamu mau nangis but i'm here sayang"

"I'm here"

Bahu Jennie perlahan bergetar, Mario langsung sadar bahwa istrinya itu menangis. Isakan kecil juga mulai terdengar di telinga Mario membuat Mario membalikan tubuh Jennie dan memeluknya erat penuh sayang

"Sshhh it's okay"

"I can't"

"Can't what ?" Tanya Mario sembari mengusap kepala Jennie

"A-aku merasa bersalah karena aku ada di posisi asing ini dan aku tidak pernah lagi memberikan rasa cinta dan sayang seperti sebelumnya buat kamu"

"Noooo don't say that, dengan kamu ada di sisi aku itu udah lebih dari cukup. Aku gak peduli kamu lupa sama aku or y-ya apapun itu tapi yang terpenting kamu ada di sisi aku dan kamu mau menerima cinta dan kasih sayang dari aku"

"But i can't Mario" Jennie melepas pelukan Mario dengan kasar, pupil matanya bergetar di barengi air mata yang terus membasahi pipi nya

Mario menelan saliva nya, jantungnya seketika berdegup kencang. Mario takut, iya takut hal sebelumnya kembali terjadi dimana Jennie meninggalkan nya

"Sayang, please. Aku ada disini, aku bakal bantu kamu sayang"

"Rio i-" Jennie meremas rambutnya sendiri

"Sshhh please please"

"Rio i can't sleep, semalam aku fokus buat ingat berbagai hal tapi hasilnya nihil" Lirih Jennie

"Semua bertahap sayang, dokter bilang jangan dipaksakan. Kalau kamu terlalu memaksakan, hal itu juga akan berdampak buruk bagi diri kamu sendiri"

"Tapi aku tersiksa" Bentak Jennie, Mario menatap dalam kedua mata istrinya yang basah sekali itu

"Okay calm down" Mario menghembuskan nafasnya pelan

"Kamu tauuu, semua hal manis yang ada di album yang kamu kasih ke aku itu gak berarti, aku sama sekali gak bisa ingat semuanya"

"Aku bilang bertahap, aku kasih album itu ke kamu bukan artinya aku menuntut kamu buat ingat semuanya. Aku kasih album itu supaya otak kamu bekerja secara perlahan dan memori kamu kembali juga secara perlahan. Aku benar benar gak menuntut kamu buat langsung ingat semuanya sayang"

"It's okay kalau kamu belum ingat satupun, aku tidak akan pernah mempermasalahkan itu. I swear, tapi satu hal kita masih bisa berusaha, kita datang kesini untuk berusaha demi kesembuhan ingatan kamu"

Jennie memalingkan wajahnya, tangisnya belum berhenti. Ia merasa sakit karena semalaman ia melihat isi album itu tapi otaknya tak mau merespon perihal memori yang ada di dalamnya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 4 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AmnesiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang