esok harinya naren mendengar kabar kalau Zoya sudah tiada, naren rasanya ingin menjadi gila. apakah mimpinya benar terjadi, apa dia masih berada di dalam mimpi kalau begitu cepat bangunkan naren.
naren memandang ke depan dengan perasaan kosong tidak ada senyumannya lagi, dia tidak bisa merasakan kebahagian lagi semenjak Zoya pergi, ini semua salahnya bukan? lalu bagaimana dia harus menebus semuanya, apakah dia harus memutar waktu supaya kejadian ini tidak terjadi? lalu bagaimana caranya?
PRANGG!!!
naren melempar vas Bungan yang berada di nakas, dia membantingnya sampai pecah tak terbentuk. mungkin itu keadaanya hati naren saat ini, iya hancur sangat hancur sampai tak terbentuk utuh lagi.
"hiks... kenapa kau meninggalkanku sialan! bukankah kau menyuruhku untuk tetap tinggal? lalu bagaiman denganmu yang dengan gampangnya meninggalkanku?!"
"apa kesalahanku sudah sangat fatal? maafkan aku Zoya maafkan aku.. aku menyesal"
gevano sudah tahu semuanya pasal anaknya yang mendekati Zoya hanya karena sebuah dare dari teman temannya, gevano marah sangat marah. bagaimana tidak, dia membesarkan naren dengan baik walaupun dia bukan anak kandungnya tapi gevano tidak pernah mengajari naren hal yang tidak baik, tapi mengapa sifatnya sangat berbeda sekali apa mungkin faktor remaja?
gevano marah dengan anaknya apalagi Kalingga, dia sampai memukul naren dua pukulan di pipinya sampai hidungnya mengeluarkan darah. walaupun Kalingga terkenal dingin tapi dia tidak pernah memainkan perasan orang lain.
mengenai naren bukan anaknya itu adalah sebuah kebetulan karena Kalingga menemukan naren di pinggir jalan setelah dirinya pulang dari kantor, saat itu waktu sedang hujan deras Kalingga yang tidak tega akhirnya mengambil naren dan merawatnya sampai tumbuh menjadi dewasa.
kalingga tidak sebrengsek itu untuk mempermainkan hati seseorang tapi mengapa naren menjadi seperti itu? siapa yang mengajarinya!
pukul 12 siang naren tidak keluar juga dari kamar membuat gevano khawatir, bagaimana pun juga dia tetap anaknya bukan? seburuk apapun anaknya dia tetap anakmu. dia hanya perlu di bimbing lagi.
tokk... tokk.. tokk..
"naren buka ini buna sayang, ayok makan kamu belum makan bukan?"
"......"
"naren buka kamu disana kan?"
"Bun ada apa? kakak kenapa?"
kean baru pulang dari sekolahnya dia bingung dengan keadaan dirumah yang terlihat tidak baik baik saja, dan tumben sekali kakaknya itu sudah pulang jam segini.
"kakak kamu tidak keluar juga sedari pagi dia belum makan"
"apa soal kak Zoya?" ucap Kean, gevano mengangguk.
orang tua Zoya sudah mengetahui yang sebenarnya mereka sangat marah tentu saja, orang tua mana yang rela anaknya disakiti orang lain padahal dirinya sudah mati matian untuk menjaganya.
"naren ayok buka"
"naren tidak lapar bun"
gevano bernapas lega seenggaknya naren masih di sana, gevano membuka pintu yang ternyata tidak dikunci kalau tahu tidak di kunci lebih baik dia langsung masuk tanpa harus capek capek mengetuk pintu.
gevano berjalan menghampiri naren yang keadaannya sangat buruk, kamarnya sangat berantakan banyak barang barang yang pecah. gevano duduk di tepi ranjang lalu mengusap lengan naren pelan.
"jangan lakukan itu naren, ikhlas ya?"
"Bun tapi ini salah naren bun naren pembunuh hiks... naren––
"sttt anak buna anak yang baik, sudah ini makan ya apa mau buna suapin?"
naren menggeleng, "naren kenyang"
"naren nurut ya? jangan buat buna khawatir"
"maaf bun"
"tidak apa, sekarang makan ya?" ucap gevano lembut, naren mengangguk.
"mau buna suapin?"
"makan sendiri" ucap naren, gevano menghela napas lalu menaruh sepiring makanan di meja.
"kalau begitu buna turun kebawah jangan lupa di makan"
naren hanya mengangguk menanggapi ucapan bunanya. suaranya hilang karena terus menangis, sekolah? naren tidak berangkat karena keadaanya yang tidak memungkinkan, lagipula gevano melarang naren untuk berangkat sekolah.
setelah kepergian gevano naren tidak menyentuh makanannya sama sekali, nafsu makannya hilang.
"Zoya ternyata gua terlambat ya, haha... sialan kalau tahu akhirnya seperti ini lebih baik kita gak usah saling mengenal!"
"Zoya, i hate you so much.."
•
•
•
sudah malam hari tapi naren masih belum ingin makan meskipun Kalingga sekalipun yang menyuruhnya tapi dia tetap kekeh. sekarang sudah pukul 2 dini hari tapi naren belum tidur.
"jangan pernah bertemu gua lagi, Zoya"
naren mengambil kotak obat di laci nakas lalu meminumnya, kalian tahu itu obat apa? ya benar itu obat tidur entah sejak kapan naren memilikinya. dia meminum 4 sekaligus dan menelannya tanpa bantuan air.
5 menit akhirnya naren tertidur pulas, mungkin besok dan seterusnya naren akan menjalani hidupnya tanpa ada omelan cerewet dari sang pria mungil.. kesayangannya.
pagi harinya naren demam tinggi sampai badannya menggigil, naren dilarikan ke rumah sakit milik keluarga Tirtayasa. gevano merasa terpukul dengan keadaan naren. ternyata kepergian Zoya membuat naren sengsara tapi ini juga salah naren bukan apa karena sebuah takdir?
mama liza dan papa jendral sedang menemani naren di ruang inap, gevano terus menangis di pelukan sang mertua.
"stt tenang vano cucu grandma kuat dia tidak lemah"
"aku tidak becus menjadi orang tua ma hiks... aku orang tua yang buruk"
Kalingga langsung mengambil alih tubuh gevano dan memeluk gevano erat menyembunyikan kepala sang submisif pada dada bidangnya dengan terus mengucapkan kata kata penenang. sedari tadi naren belum juga membuka matanya.
dokter mengatakan kalau naren dehidrasi karena itulah naren sampai pingsan apalagi dia meminum obat tidur dengan dosis yang tinggi.
sedangkan disisi lain kini raden tengah menenangkan sang istri yang terus menangis, keadaan chelsea terlihat berantakan. ditinggal anak satu satunya membuat hidupnya terasa hampa.
"kamu tenang ya, Zoya tidak suka melihat orang menangis. kamu mau anak kita sedih karena melihat kamu menangis?"
"tapi Zoya yah hiks... Zoya.."
"sudah, jangan terus menangis ya nanti zoya sedih melihat bundanya menangis"
"baiklah aku akan mengikhlaskan anak kita yah, apapun yang terjadi aku akan menerimanya"
"itu lebih bagus, sekarang kita pulang ya? hari sudah mulai larut hujan juga sudah mulai deras"
chelsea mengangguk sambil menguap air matanya, "ayok kita pulang, Zoya ayah sama bunda selalu di sisi Zoya. kami sayang Zoya"
dan semuanya hanya tinggal kenangan, hargai selagi masih ada karena setelah dia pergi dia tidak lagi bisa bersamamu kecuali kenangannya yang manis karena akhir yang sakit berawal dari yang manis. eaa.
TBC.
tenang oke tenang jangan gegabah😂😭
niatnya mau end sampe sini aja, gimana menurut kalian?
KAMU SEDANG MEMBACA
G𝐚𝐥𝐚𝐤 || 𝐨𝐧𝐠𝐨𝐢𝐧𝐠 [mpreg]
Подростковая литератураbaca yang om duda anak satu dulu karena ini lanjutan dari cerita itu! bantu promosiin juga ya pren 😉 ❗ "gua suka sama si boncel? cih gak akan!" Narendra. ---------------------------- Narendra Seno Tirtayasa siapa sih yang tidak kenal dengan pemuda...