Kini Renjun berada di Wedding venue yang ternama di kota. Dengan berdesain simple, namun terlihat sangat elegan. Renjun sangat menyukai nuansa seperti itu.
Ia juga ikut senang melihat sekelilingnya yang terlihat sangat bahagia. Renjun menatap kedua insan yang berada di depan venue.
Kedua pengantin itu baru saja selesai mengucapkan janji suci mereka dan kini tiba di sesi mereka berciuman.
Melihat kedua pengantin itu membuat Renjun ikut senang. Namun, ada rasa sedih juga di dalam hati Renjun. Meskipun di keramaian seperti ini, ia hanya sendiri dan tidak ada yang menemaninya.
Chenle tidak bisa menemani karena ada pertemuan keluarganya dengan keluarga pacarnya. Renjun juga tidak mungkin mengajak Mark ataupun Jeno.
Terlihat pengantin pria yang tersenyum hangat kearahnya, Renjun pun membalas senyuman itu dan ia menahan air matanya sebisa mungkin.
Renjun bertanya-tanya, apakah selesai nanti ia bisa memeluk sang pengantin pria? Atau ia hanya bisa menatap dari kejauhan?
Sebelum acara dimulai tadi, Renjun sudah bertanya padanya apakah bisa ia memeluknya untuk terakhir kalinya. Jawaban yang ia dengar bisa, namun tidak ada yang tau bagaimana nantinya.
"Bahagia selalu ya," Batin Renjun.
Setelah sekitar 1 jam lebih, akhirnya acara pernikahan itu selesai. Renjun mencoba mendekati kedua pengantin namun tidak bisa.
Tubuhnya yang mungil harus melawan orang-orang yang lebih tinggi dan lebih besar darinya.
Renjun menyerah dan mengisyaratkan pada pengantin pria dari kejauhan, jika ia akan pulang terlebih dahulu. Renjun juga mengatakan jika semoga ia bahagia dengan wanita yang berada disampingnya.
Renjun pun berjalan keluar dari venue itu dengan perasaan bahagia dan sedih. Namun ia harus bisa menahannya sampai ia tiba dirumah.
"Mana sih taxi?" Guman Renjun.
Renjun melihat sekeliling dan tidak ada taxi yang berada disana, ia pun memesan taxi online di sebuah aplikasi.
Renjun mencari tempat duduk karena harus menunggu beberapa menit hingga taxi itu tiba. Setelah menemukan bangku, Renjun bergegas mendudukinya.
Renjun membuka room chat pengantin pria tadi dan langsung mengirimi pesan untuknya. Renjun tidak berharap pesannya nanti akan dijawab, setidaknya ia sudah mengucapkannya.
Ia memainkan ponselnya sambil menunggu taxi yang ia pesan sampai. Sebenarnya tadi Renjun ingin membatalkannya namun, ternyata taxinya sudah tiba di depannya.
Renjun bergegas mendekat untuk mengecek taxi lalu ia menaiki taxi itu.
Hanya dengan waktu setengah jam, akhirnya Renjun sampai di rumah. Setelah perjalanan yang ramai dan sedikit macet tadi.
Renjun memberikan beberapa lembar uang pada supir taxi itu. Setelah sudah, Renjun langsung turun dari taxi.
Renjun menghela nafasnya panjang, setelah ini ia harus menghadapi realita kehidupan yang sebenarnya.
Ia berjalan kearah pintu rumahnya dan menegang gagang pintu, dari situ Renjun sudah merasa tidak enak.
Benar saja, ketika ia membuka pintu sudah terlihat ruang tamunya yang seperti kapal pecah. Bahkan dilantai berceceran makanan, emosi Renjun langsung memuncak disaat itu juga.
Renjun langsung mencari suaminya dan ia ingin menjambak rambut suaminya disaat itu juga.
Karena dilantai bawah tidak terlihat, Renjun melihat ke kamar anaknya terlebih dahulu. Kedua anaknya sedang tertidur pulas di ranjang mereka masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Virtual BF(?) (Hyuckren) [END]
De Todo"ANYING LO, CHAN!" #hyuckren #bxb #hword