PART 5 ◇ RASA SAKIT DALAM KECEMBURUAN
"Vanila, kamu tahu nggak ... katanya ada anak baru loh!"
Vanila yang sedari tadi fokus dengan novel di tangannya itu mulai memerhatikan Mitha, sahabatnya itu sedang mengoceh tentang anak baru yang baru masuk hari ini. "Aku juga sudah dengar, tapi aku belum lihat anak barunya," ujar Vanila.
"Katanya anak baru itu cowok dan dengar-dengar dia ganteng loh. Kalau aku nggak salah dia juga sekelas dengan Vano dan Alex," ujar Mitha.
"Kamu sudah tahu namanya?" tanya Vanila.
"Nah itu dia, aku belum tauu...."
Mitha terpana saat dia melihat sosok seorang pemuda tampan sedang berjalan ke arahnya. Gadis itu bungkam dengan bola mata yang membulat sempurna, hal itu membuat Vanila mengerutkan keningnya.
"Kamu kenapa, ada apa?" tanya Vanila heran atas keterpakuan sahabatnya itu.
"Ada pangeran tampan berjalan ke sini...," ucap Mitha tanpa mengalihkan tatapannya dari pemuda itu.
"Hai ... manis," sapa pemuda itu saat Vanila mengedikan kepalanya untuk menatap siapa yang sudah membuat sahabatnya itu terpesona sampai seperti itu.
"Loh kamu kan!"
"Kamu masih ingat padaku?" tanya Martin. Vanila mengangguk tanda ingat dengan pemuda itu.
"Martin kan, kenapa kamu bisa ada di sini?" Vanila menatap Martin sambil melihat seragam sekolahnya. "Kamu kok pakai?"
"Hari ini aku resmi jadi murid di sekolah ini." Apa yang Martin ucapkan membuat Vanila paham akan satu hal, bahwa Martin lah anak baru itu.
"Oh ... jadi kamu murid baru itu." Vanila merasakan sikutan di lengannya.
Mitha berdiri di samping Vanila dengan semangat perjuangan untuk bisa berkenalan dengan Martin. Vanila terkikik melihat tingkah sahabatnya yang sudah tidak sabar minta diperkenalkan.
"Oh iya, ini ... kenalin sahabatku Mitha." Mitha mengulurkan tangannya sambil tersenyum lebar.
"Mitha...," ucap gadis itu memperkenalkan dirinya.
Martin menyambut uluran tangan Mitha dengan senyum mempesona, hal itu membuat Mitha sesak napas. "Martin...."
"Kenapa kamu pindah ke sekolah ini?" tanya Vanila.
Kini ketiganya sudah duduk di satu meja kantin. Mitha yang sedari tadi menatap Martin tanpa berkedip mulai fokus pada pembicaraan yang dilakukan oleh Vanila.
"Kalau nggak salah kamu itu juga anggota team basket yang beberapa minggu kemarin menjadi lawan tanding sekolah kami kan? Kenapa kamu pindah ke sekolah kami? Apa kamu mau memata-matai sekolah kami?" timpal Mitha penuh curiga.
Martin tergelak dengan ucapan Mitha. "Ya ampun kamu drama banget, aku pindah ke sini karena dia," ucap Martin menunjuk Vanila.
"A-aku?" gumam Vanila bingung dan Mitha pun sama bingungnya.
"Iya, karena gadis manis seperti kamu ada di sekolah ini, aku jadi ingin sekolah di sini juga."
Ucapan Martin membuat Mitha tersedak minumannya, sedangkan Vanila menatap heran pada pemuda di hadapannya itu. 'Apa maksudnya?' Batin Vanila.
Mitha menatap Vanila penuh tanya, seolah menginginkan jawaban, namun Vanila hanya bisa menggeleng karena dia tak tahu apapun. Martin tersenyum menatap kedua gadis cantik di hadapannya itu, terutama pada Vanila, gadis yang disukainya sejak perjumpaan pertamanya yang membuatnya ingin pindah ke sekolah ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Red Thread
RomanceKetika benang merah membentang di antara keduanya dan menjadi pembatas atas perasaan yang mereka rasakan, akan menjadi apakah cinta tulus yang hadir di tengah-tengah mereka? Seperti apa yang diinginkan Vanila, Vano memeluknya hingga dia tertidur pul...