Bab 6: Jejak Langkah yang Tersisa

4 2 0
                                    

Kehidupan Kirana semakin menemukan ritmenya yang baru. Setelah bertahun-tahun berfokus pada pencapaian luar dan ambisi besar dalam dunia seni, kini ia merasa lebih nyaman dengan kebebasan yang ia ciptakan dalam hidupnya. Karya seni menjadi cara Kirana untuk berbicara tentang dirinya—tentang proses panjang yang telah ia lewati, tentang pencarian, dan juga tentang penerimaan.

Hari-hari Kirana diisi dengan ketenangan yang jauh dari hiruk-pikuk. Ia menghabiskan waktu lebih banyak di rumah, menikmati kesendirian yang penuh dengan kebebasan. Ia kembali menulis, bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk orang-orang yang menginspirasi hidupnya. Buku harian yang dulu selalu menjadi tempat pelarian kini menjadi media untuk berbagi. Kirana memutuskan untuk menulis sebuah buku tentang perjalanan hidupnya, bukan hanya tentang seni, tetapi juga tentang bagaimana menemukan kedamaian dalam diri dan dalam dunia yang penuh kegelisahan.

Suatu sore, Kirana duduk di teras rumahnya yang menghadap ke taman belakang, tempat favoritnya untuk menikmati matahari terbenam. Cuaca sore itu sangat tenang, angin bertiup pelan, dan aroma bunga-bunga yang tumbuh di sekeliling rumah mengisi udara dengan keharuman lembut. Kirana menatap horizon, membiarkan pikiran dan perasaannya mengalir bebas.

"Aku merasa hidupku kini lebih bermakna," pikirnya dalam hati. "Ada kedamaian dalam ketenangan yang ku cari, bukan dalam pencapaian luar."

Meskipun dunia luar masih menawarkan banyak kesempatan, Kirana kini lebih memilih untuk menghargai setiap detik yang ia miliki. Ia tidak lagi terjebak dalam ambisi berlebih atau harapan-harapan yang tak realistis. Untuk pertama kalinya dalam hidupnya, ia merasa utuh—tanpa harus mengandalkan orang lain atau pencapaian luar untuk membuktikan nilai dirinya.

Ia menyadari bahwa cinta, dalam bentuk yang paling murni, adalah cinta yang datang dari dalam diri—cinta terhadap proses, terhadap perjalanan, dan terhadap siapa kita sebenarnya, bukan siapa yang kita coba tampilkan kepada dunia.

Sementara itu, Raka juga mengalami perjalanan batin yang tak kalah penting. Meskipun kehidupannya telah berjalan dengan lancar—dalam karier, hubungan, dan kesejahteraan material—ia mulai merasa bahwa ada bagian dalam dirinya yang masih perlu ia temukan. Raka menyadari bahwa kebahagiaan sejati tidak hanya berasal dari pencapaian luar, tetapi dari kedamaian batin dan dari penerimaan terhadap ketidaksempurnaan hidup.

Kehidupan Raka dan Tessa berjalan semakin dalam. Mereka berdua kini tinggal bersama di sebuah rumah yang tenang di pinggiran kota. Tessa, yang awalnya memiliki karier yang cukup mengesankan sebagai seorang arsitek, kini mulai merencanakan sesuatu yang lebih besar—untuk membangun organisasi yang berfokus pada pendidikan dan pengembangan kreativitas bagi anak-anak yang kurang beruntung. Raka mendukung sepenuhnya ide Tessa, dan meskipun ia sangat sibuk dengan pekerjaannya, ia mulai menghabiskan waktu lebih banyak untuk terlibat dalam proyek Tessa.

Pada suatu malam, setelah seharian bekerja, Raka duduk bersama Tessa di teras rumah mereka. Di depan mereka, sebuah api unggun menyala, sementara bintang-bintang di langit malam berkelip dengan lembut. Raka merasakan kedamaian yang langka dalam momen itu. Tessa duduk di sampingnya, menggenggam tangannya dengan lembut.

"Aku merasa sangat bersyukur, Raka," kata Tessa pelan. "Kita sudah melalui banyak hal bersama, dan aku rasa ini adalah awal dari sesuatu yang lebih besar."

Raka tersenyum, menatap Tessa dengan penuh kasih. "Aku juga merasa bersyukur. Terkadang kita tidak sadar betapa banyak hal yang kita miliki sampai kita benar-benar berhenti untuk mensyukuri semuanya."

Tessa menoleh ke arah Raka. "Apa yang kamu syukuri, Raka?"

Raka berpikir sejenak sebelum menjawab, "Aku bersyukur karena aku masih bisa berjalan di jalan yang benar—meskipun itu bukan jalan yang selalu mudah. Aku bersyukur karena aku memiliki kamu di sisi ku. Aku bersyukur karena kita bisa saling mendukung dan tumbuh bersama."

Takdir yang MengikatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang