Aku menutup pintu perlahan dan melangkah masuk, sedikit bertanya-tanya tentang apa yang ingin Pak Heri bicarakan. Meski merasa penasaran, aku berusaha bersikap santai, mengambil tempat duduk di depannya sambil menanti ia berbicara lebih lanjut.
"Kemari sebentar," ucapnya, menyuruhku mendekat. Matanya tertuju ke layar laptopnya, seakan ingin menunjukkan sesuatu yang penting kepadaku. Aku berdiri dan mendekati meja, mencoba menebak-nebak apa yang akan ia tunjukkan.
Pak Heri memiringkan laptopnya sedikit agar aku bisa melihat lebih jelas. "Apa benar ini kamu?" tanyanya dengan nada serius, matanya menatapku dengan campuran rasa ingin tahu dan kekhawatiran.
Betapa terkejutnya aku saat pandanganku jatuh ke layar, di mana terlihat fotoku sedang memakai bh dan celana dalam cewek. Jantungku berdegup kencang, tubuhku terasa lemas seketika. Aku tidak pernah membayangkan bahwa foto itu akan sampai ke Pak Heri. Tanpa kusadari, Dea ternyata telah menyebarkannya, dan sekarang bukti penghinaan itu terpampang jelas di depan atasan yang selama ini kuhormati.
Aku menelan ludah, mencoba mencari kata-kata, namun tidak ada yang keluar dari mulutku. "Pak... itu..." aku tergagap, merasa campuran antara malu, takut, dan bingung membanjiri pikiranku, hingga membuatku tak mampu berpikir jernih. Namun, sebelum sempat aku mencari alasan atau penjelasan, Pak Heri mengklik mouse, mengganti layar, dan memperlihatkan video yang membuat darahku seakan membeku.
Di layar tampak video diriku sedang melakukan sesuatu yang seharusnya tidak pernah direkam, adegan yang terjadi di klub malam waktu itu—video yang memperlihatkan aku sedang berpakaian cewek sedang melakukan blowjob pada seorang pria. Aku menahan napas, dadaku berdegup begitu kencang seolah-olah hendak meledak. Seluruh dunia terasa runtuh di hadapanku.
"Pak... saya...," suaraku terdengar gemetar, seperti tercekik oleh ketakutan yang tak kuasa kubendung. Aku mencoba mengucapkan kata-kata, tetapi lidahku terasa kelu. Pikiran-pikiran berkecamuk di kepalaku, saling tumpang tindih dan membingungkan, mencoba mencari jawaban yang menenangkan. Bagaimana mungkin Pak Heri memiliki video itu? Video yang selama ini kusimpan sebagai rahasia kelam yang tidak seorang pun boleh tahu. Apakah mungkin Dea, Intan, atau Putri, merekamnya secara diam-diam waktu itu? Apakah mereka tega menyebarkannya hanya untuk menghancurkan hidupku lebih dalam lagi?
Baca selengkapnya di https://karyakarsa.com/auliashara atau klik link di bio.
KAMU SEDANG MEMBACA
Merantau
RandomDi tengah ketidakpastian masa depan, Cipto, pemuda desa yang baru lulus SMA, terpaksa merantau ke kota besar untuk mencari pekerjaan demi membantu keluarganya. Setibanya di kota, ia dihadapkan pada realitas keras dan kebiasaan masyarakat perkotaan y...