chapter 10 Trauma

628 40 0
                                    

Hikss eomma... Appa... Hiks kookie takut... Disini gelap sekali..." Kookie terus menangis  ketakutan. Tubuhnya bergetar, keringat dingin terus bercucun.

Dug

Dug

Dug

" Siapa pun tolong kookie hiks...jimin hyung hiks, tae hyung kookie takut hiks..." Kookie mencoba menggedor pintu itu kembali berharap ada yang menolongnya. Namun hasilnya nihil.

Tubuhnya merosot bersandar pada dinding sebelah pintu itu. Tubuhnya semakin melemas. Dadanya sesak.

Kookie memiliki trauma dengan gelap.

Flashback

Dulu waktu ia berumur 9 tahun. Saat ia pulang sekolah ia sempat melihat seorang namja yang umurnya lebih tua dengannya sedang di kroyok oleh 3 orang berbadan besar berpakaian serba hitam, di sebuah gang sepi, kookie memang selalu lewat gang itu karena itu jalan pintas untuk cepat sampai rumahnya. Kookie melihat dari balik dinding dekat dengan kejadian itu. Kookie ingin menolong tapi ia takut untuk menghadapi 3 orang berbadan besar itu.

Kookie melihat namja itu sudah tak berdaya, keluar darah dari hidung dan mulutnya, ia tak tega ia ingin sekali menolongnya tapi apalah daya kookie, waktu itu ia  masih sangat kecil. 

Ia terus melihat kejadian itu, dan saat pengeroyokan itu selesai, 3 orang itu entah membawa namja itu kemana. Mereka menyeretnya masuk kedalam mobil hitam.

Kookie diam - diam mengikuti mobil itu dengan menaiki taksi. Itu adalah pengalaman pertamanya menaiki taksi tanpa orang tuanya. 

" Tujuan kemana dek..." Tanya supir taksi itu.

" Ikuti mobil hitam itu paman, cepat...!! Mobil itu telah menculik temanku..." Ujar kookie dengan panik.

" Baik lah nak..."

Akhirnya kookie pun mengikuti mobil itu. Taksi yang ditumpangi kookie berhenti agak jauh dari mobil itu agar mereka tak mencurigai kookie. Meraka berhenti disebuah gedung kosong yang sepertinya sudah lama tak terpakai. Terbukti dari dinding yang telah berlumut.

Kookie memberikan kartu nama orang tuanya pada supir taksi itu, untuk membayar dan meminta bantuan.

" Paman tolong kau pergilah ke alamat ini untuk membayar taksi nya dan meminta bantuan, ini adalah alamat rumah saya paman..." Ucap kookie dengan menyodorkan selembar kartu nama.

" Tapi dek..." Supir taksi 

" Paman tolong percaya dengan saya... Saya ingin menyelamatkan teman saya tolong pergilah ke alamat itu paman kookie mohon..." Kookie memohon pada supir taksi itu. Tanpa menunggu jawaban dari si supir ia pun segera berlari mendekat pada gedung tua itu.

Kookie berjalan mengendap - endap mendekati mereka. Agar ia tak curiga. Ia memantau setiap gerak gerik si pencilik itu. Ia melihat namja yang sedang di culik itu tak sadarkan diri, ia di ikat di sebuah kursi usang. 

" Halo boss target sudah berada ditangan saya..."

"........."

" Baiklah saya akan menunggu intruksi dari anda..."

"......"

" Baik saya akan menunggu anda disini..."

Penculik itu memasukkan kembali ponselnya, dan pergi dari ruangan itu meninggalkan namja itu sendirian.

Melihat mereka telah pergi kookie pun mendekati ruangan itu dan mencoba untuk menyelamatkan namja itu. Ia mencari cara untuk masuk kedalam ruangan itu. 

Segala cara ia lakukan untuk menyelamatkan namja itu. Ia menemukan sebuah jendala kayu yang sedikit rapuh. Ia berusaha membukanya pelan - pelan menggunaka segala alat yang ia punya. Akhirnya terbuka juga meskipun hanya cukup dimasuki oleh tubuhnya.

Baby Bunny JeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang