Juan melangkah memasuki halaman panti asuhan, diikuti oleh Nada yang berjalan mengekor di belakangnya. Seakan mengenal langkah kaki Juan, anak-anak penghuni panti langsung berlari menghampiri. Beberapa bergelandutan di kakinya, memeluk Juan seperti sudah lama mengenalnya. Nada tertegun, sedikit terkejut melihat betapa akrabnya Juan yang dengan anak-anak kecil.
"Juan! Juan!" teriak salah satu anak, aksen Italia kental keluar dari suaranya, "Sei tornato!" (Kamu datang lagi!)
Juan tertawa lebar, menggendong anak kecil yang berumur sekitar 4 tahun itu dengan melayangkannya di udara. Matanya kemudian beralih ke Nada, memberi isyarat untuk bergabung.
Nada menatap dirinya sendiri, merasa bajunya terlalu mencolok, dengan dress berumbai yang berkilau. Dia merasa seperti badut yang akan menghibur mereka, kebanyakan anak kecil takut dengan badut. Nada menatap Juan cemberut, mendengus kecewa.
Juan mengalihkan pandangannya ke anak-anak kecil di sekitarnya. "Guardate, è arrivata la principessa!" (Lihat, sang putri sudah datang!) katanya dengan semangat.
"WAHH!" Teriak anak-anak serempak, berlari menuju Nada. Salah seorang anak perempuan kecil yang tingginya hanya seperut Nada memeluk dressnya. Anak itu menempelkan glitter yang ada pada baju Nada ke bajunya sendiri.
"Ayo! Anche io sono una principessa!" (Aku juga princess!) seru anak perempuan itu sambil menari-nari gembira, dia merasa berada di dalam sebuah film animasi.
Nada tak bisa menahan senyum yang muncul di wajahnya. Pada dasarnya, dia memang sangat menyukai anak-anak. Di keluarganya, dia sering mengasuh anak-anak yang lebih kecil saat orang tua mereka sibuk. Dia akan bermain sepanjang hari dengan mereka. Lihatlah sekarang, anak-anak ini berhasil membuatnya lupa diri.
Nada mengikuti gerakan anak perempuan itu, berputar-putar sambil mengangkat rok dressnya bak seorang putri. Salah satu dari anak-anak memiliki semangat yang berlebihan, seorang anak berlari ke arah Nada dan menabraknya kencang. Nada terjatuh tengkurap dia atas lantai.
Nada menoleh ke arah Juan, memastikan laki-laki itu tidak melihat tingkah konyolnya. Namun harapan yang sia-sia, Juan sedang menertawainya, terbahak-bahak.
"Kayanya tiduran di lantai nyaman banget ya?" ejek Juan. Dia berjalan menghampiri Nada yang masih tengkurap di atas lantai.
Nada sulit bangun karena kakinya memang sakit, tapi tentunya dia tidak ingin menunjukkannya di depan Juan. Malu. Dengan kesal dia menarik kaki Juan yang berada di depannya hingga Juan terjatuh. Saat Juan hendak bangun, Nada menahan kaki Juan agar tidak bisa berdiri. Nada menekan kaki itu, menjadikannya tumpuan untuk berdiri. Seperti yang kalian tahu, Juan tidak akan mau kalah, dia ikut membalas perlakuan Nada.
Mereka bertengkar seperti anak kecil hingga anak panti menertawai tingkah mereka berdua. Sementara itu, Ibu panti datang memanggil Juan. Merasa itu seperti panggilan penting, Nada melepaskan kaki Juan, menyerah.
Juan akhirnya berdiri juga, dia menghampiri ibu panti, mengobrol sebentar lalu menyodorkan sebuah amplop tebal. Meski Nada tidak bisa mendengar percakapan mereka, ekspresi Ibu panti nampak berbinar, penuh terima kasih.
Lalu Juan mengarahkan langkahnya ke mobil bersama ibu panti. Dia mengeluarkan banyak mainan dari bagasi, benda yang segera menarik perhatian anak-anak. Begitu box mainan dibuka, anak-anak langsung berebutan. Membuat Ibu Panti harus sibuk mengatur mereka.
Nada melangkah menuju kursi kayu yang ada di teras, duduk di sana untuk melihat keseruan didepannya. Namun Juan menutupi semua pemandangan seru itu, dia berjalan menghampiri Nada.
Juan memilih duduk di samping Nada, ikut melihat keseruan anak-anak panti. Mereka berdiam lama menikmati suasana. Nada beralih memandangi orang yang duduk di sebelahnya, pertanyaan kemarin masih berputar-putar di kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
JUAN : LATE NIGHT CONCERT (JAY)
Lãng mạnMilan, kota yang menjadi saksi pertemuan pertama Nada dengan Juan Bimantara seorang pembalap F1. Dalam tiga hari yang singkat, Juan memperkenalkan Nada pada dunia baru yang belum pernah Nada rasakan. Namun, waktu mereka terbatas. Nada harus kembali...