•••
Eunha sedikit termenung memikirkan bagaimana orang - orang beranggapan kalau dia itu sakit. Mungkin kalau di bawa ke Rumah Sakit, dia tidak akan mempermasalahkannya. Tetapi kalau ke Psikiater? Eunha benar-benar merasa tersinggung dengan anggapan mereka.
Apakah mentalnya bermasalah?
Eunha tidak habis pikir bahkan ketika di pikirkan lagi tetap saja dia tidak menemukan jawaban apapun. Semuanya terasa baik-baik saja dan tidak ada yang perlu di cemaskan.
"Jangan cemberut dong! Nanti manisnya hilang di ambil orang." Ujarnya setelah sekian lama diam dalam keheningan. Senyumannya yang tipis tentu saja berhasil membuat Eunha ikut tersenyum.
"...Nah, tersenyum gitu 'kan jauh lebih manis loh."
Eunha yang awalnya cemberut, kini terlihat jauh lebih baik dengan senyuman. Mungkin citranya tidak ingin terkesan buruk di mata Aiden. Seperti permintaan sang ibu, dia dan Aiden harus bisa terlihat akrab di depan siapapun itu.
Tetapi berbicara tentang perjodohan mereka. Hal yang belum ingin Eunha bahas sebenarnya. Dia hanya terlalu segan untuk menolak. Tidak pantas kalau dia membantah, 'kan?
Keluarga Jeon sudah terlalu baik untuk Eunha.
"Hm, kita akan makan di mana?" Eunha menoleh kearah Aiden yang masih sibuk mengemudi. Sebenarnya pria itu sangat tampan. Hidung yang mancung, kulit putih, dan penuh pengertian. Pastinya sudah menjadi incaran para gadis - gadis cantik di luar sana.
Mungkin benar kata Jungkook. Aiden itu memang sering kali gonta - ganti pasangan. Atau yang lebih parahnya, Aiden bisa saja menyembunyikan hubungan lain saat ini.
"Bagaimana kalau langsung ke rumah Paman Lee saja? Aku tidak ingin merepotkan mereka." Ujar Aiden dengan senyumannya yang masih terkesan sangat manis.
Yang membuat para gadis-gadis cantik akan jatuh dalam pesona itu. Tetapi bagi Eunha sekarang malah terlihat menyebalkan mengingat kalau dia akan di jodohkan dengan pria brengsek.
Eunha paling tidak suka kalau sebuah hubungan itu di permainkan. Apalagi sekarang banyak sekali sebuah hubungan yang tercipta dari salah satu dendam atau pelampiasan.
Itu tidak baik.
Drtt...
Drtt...
Drtt...
Dan sebuah ponsel yang bergetar membuat fokus Eunha mulai teralihkan. Keningnya mengerut ketika melihat Aiden yang buru - buru membalik posisi ponsel tersebut.
Aneh.
"Tidak di angkat?" Tanya Eunha keheranan.
"Ooh, itu tidak penting." Sahut Aiden dengan nada yang sedikit kaku.
"Tetapi ponselmu terus bergetar." Kata Eunha lagi karena ponsel Aiden yang kembali bergetar. Akan tetapi tetap saja di abaikan.
Mencurigakan, batin Eunha.
"Biarkan saja! Nanti aku akan menghubungi balik kalau sudah sampai." Jawab Aiden tenang.
Eunha menatap heran ponsel milik Aiden yang di biarkan begitu saja. Padahal nyata-nyata ponsel itu terus menerus mendapatkan panggilan. Entah siapa, tetapi Eunha melihat nama Lu Lu yang tertera di layar meskipun hanya sekilas, tentunya membuat dia semakin penasaran.
"Mungkin itu penting. Angkat saja! Tidak apa kok. Aku tidak akan menguping." Katanya dengan sedikit bercanda yang membuat Aiden tersenyum tipis mendengarnya.
Namun sayang, bukannya di angkat, Aiden malah memilih menonaktifkan ponselnya.
"Ini hanya akan menganggu." Katanya kemudian.
![](https://img.wattpad.com/cover/270382631-288-k932285.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
NOONA, I LOVE YOU
Roman d'amourJung (Jeon) Eunha adalah anak angkat di Keluarga Jeon. Namun sebuah kecelakaan kecil di suatu malam telah membuat Jeon Jungkook mulai menyukai orang yang telah menjadi kakak angkatnya sendiri. Hingga suatu hari Jungkook harus mengakui perasaannya s...