Chapter 3 : Sesuatu Yang Gila

410 76 18
                                    

•••

"T-tidak ... Eomma, Appa ... Jangan pergi! ... Jangan pergi! Jangan tinggalkan Eunha sendirian! ... Hiks!"

Dan Eunha kembali bermimpi buruk tentang kecelakaan yang membuatnya kehilangan kedua orangtua. Tidak pernah sekalipun mimpi itu enyah dari tidurnya. Seakan memaksanya untuk selalu mengingat tragedi itu.

Haruskah?

"Noona... Tenanglah! Ada aku di sini!" Dan pria itu selalu berusaha menenangkan Eunha yang tidak pernah bisa terbangun meskipun tubuh itu sudah di guncang supaya terjaga dari tidur.

"Tolong! Jangan... Jangan bawa mereka pergi! Hiks! Hiks!"

"Eunha! Tidak apa... Ada aku. Tenanglah!" Dan jalan satu - satunya yang membuat Eunha kembali tenang adalah pelukan dan genggaman tangan. Diapun memeluk tanpa rasa canggung.

Yeah, tentu. Bukan sekali atau bahkan dua kali. Dia yang selalu menjadi penenang Eunha setiap malam. Jadi seakan sudah terbiasa memeluk tubuh mungil itu. Tidak ada alasan untuknya merasa canggung.

"Eomma!"

"Sstt! Tidurlah! Eomma akan baik-baik saja di sana. Hm!"

Perlahan Eunha mulai berhenti terisak dan tenang ketika merasakan usapan lembut di punggungnya. Dengan usapan itu membuatnya merasa nyaman, lalu tangannya pun ikut memeluk.

Jungkook hanya tersenyum samar saat menjauhkan dada bidangnya dari depan wajah Eunha. Dia mengamati wajah tenang di depan matanya sembari merapikan satu persatu helai rambut yang menghalangi pandangan.

Cantik.

Jemari tangan itu mulai turun menyusuri garisan hidung lalu berhenti di bibir berwarna pink alami. Rasanya sangat ingin mengecup bibir itu. Padahal dulu, dia sama sekali tidak pernah memikirkan apapun. Tetapi sejak Eunha tanpa sadar menciumnya, otaknya mulai berpikir ini dan itu yang membuatnya frustasi.

Sial.

Nalurinya sebagai pria tiba - tiba saja muncul saat Eunha sedikit membenarkan posisi kepalanya menjadi lebih dekat. Lantas, lengannya yang di gunakan sebagai bantal dengan hati - hati diapun menarik sehingga membuat Eunha semakin dekat. Ya, hanya berjarak beberapa senti saja lagi.

Jungkook memajukan wajahnya. Namun, urung saat satu nama terucap dari bibir perempuan itu. Entahlah. Dia merasa dadanya cukup sesak hanya karena Eunha masih memikirkan pria bermarga Lee itu meski dalam tidur.

"Dongmin-ah!"

Dan Jungkook akhirnya hanya bisa menghela napas. Lalu menarik kepalanya kembali. Dia memutuskan hanya diam menatap Eunha dan tersenyum simpul. Apa sangat sulit membuat Eunha menjadi miliknya?

"Apakah kau begitu menyukainya? Aku merasa iri." Bisik Jungkook lirih. "... Padahal dia tidak pernah perduli dengan perasaanmu. Kapan kau akan sadar? Jangan lupa untuk melihatku sebagai seorang pria dewasa juga!"

Setelah beberapa menit berlalu diapun tersenyum penuh arti sebelum akhirnya kembali ke kamarnya sendiri. Meninggalkan Eunha yang begitu lelap tertidur. Mungkin dengan ini dia jadi berpikir kalau dirinya sudah gila.

Astaga!

.....

Hening. Pagi itu sepertinya tidak ada percekcokan antara Jungkook dan Eunha. Semuanya aman terkendali. Ya, begitu damai dan tenang seperti yang di harapkan kedua orangtua mereka.

Kebetulan pagi itu Eunha terlambat bangun karena sibuk mengeluh di depan cermin. Sebenarnya dia sudah siap berangkat. Tetapi sesuatu yang ada di lehernya membuat penampilannya sedikit terganggu.

"Apa aku salah makan kemarin?" Gumamnya yang masih terlihat sibuk mengusap lehernya sendiri. Dan itupun bukan hanya satu, tetapi, ada dua bercak merah yang dia sendiri tidak tahu kapan itu muncul.

Persetan.

Akhirnya Eunha menyerah sendiri. Cukup pusing.

"Apakah Jungkook bisa memeriksanya? Mungkin saja ini karena kemarin aku salah makan." Eunha pun meraih beberapa buku dan tas slempangnya sebelum pergi dari kamarnya.

Fokus Jungkook yang sedang menikmati sarapan, sontak beralih ketika mendengar suara langkah kaki yang tergesa - gesa menuruni anak tangga. Keningnya bertaut heran.

"Heol! Apakah dia baru saja melihat hantu?" Gumamnya pelan dengan tatapan mata yang masih fokus menatap sosok cantik itu hingga duduk di sebelahnya. Sepertinya ada sesuatu yang membuat Eunha terlihat kusut.

"Jungkook! Apa aku alergi sesuatu?" Tanya Eunha begitu serius menatap Jungkook yang kembali menautkan kening. "... Ini tidak gatal. Tetapi, tiba-tiba saja memerah seperti ini. Kau tahu sebabnya, tidak?"

Uhuk!

Jungkook langsung tersedak begitu Eunha menyibakkan rambut ke belakang. Benarkah? Dia tidak percaya jika akan meninggalkan bekas yang samar-samar terlihat itu.

Yang Jungkook ingat, dia tidak menyesapnya terlalu kuat dan hanya sebentar. Bagaimana bisa? Astaga!

"Aish! Makan pelan - pelan!"

Eunha pun memberikan segelas air putih yang di sambut cepat oleh Jungkook. Pria itu meneguk hingga tetes terakhir membuat Eunha menggelengkan kepala. Seperti baru pernah meneguk air saja.

"Astaga! Aku hampir mati." Bisik Jungkook yang hanya di tatap malas oleh Eunha di sebelahnya.

"Jadi?"

"Apanya jadi?" Heran Jungkook.

"Leherku kenapa? Bukankah kau calon dokter? Jadi, kau pasti tahu sedikitnya tentang bercak ini. Eoh! Aku ini pasti alergi sesuatu." Eunha memberenggut kesal karena Jungkook sama sekali tidak mengindahkannya.

Pria itu kembali mengunyah rotinya sambil memikirkan alasan yang tepat tentang bercak itu. Dia juga tidak melakukan apapun selain mengecup leher mulus Eunha semalam. Yeah, hanya sedikit.

Eunha pun berdecak melihat Jungkook mengabaikannya. "Ya, sudah. Aku akan pergi ke dokter sendiri untuk memeriksanya." Sungutnya, yang berhasil membuat pria di sebelahnya itu melotot panik.

"Tidak perlu. Itu bukan apa - apa. Mungkin di gigit semut atau serangga lain. Tidak parah, kok." Ucap Jungkook asal. Dia berpura - pura memeriksanya sebentar sebelum beranjak. "Tunggu! Akan aku ambilkan salep. Jangan lupa makan sarapannya juga sebelum dingin! Tidak akan enak."

"Ooh! Terima kasih."

Jungkook kemudian melangkah dengan sesekali melihat kearah Eunha yang mulai menyantap hidangan. Dia tampak menggerutu sendiri karena kebodohannya yang tidak pantas. Andai Eunha tahu kalau bercak merah tersebut adalah ulahnya, maka habislah dia. Dan untung saja Eunha mempercayai ucapannya.

Huh!

•••

Noona, maaf loh kalau dedek nakal 🤭Kagak sengaja fix

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Noona, maaf loh kalau dedek nakal 🤭
Kagak sengaja fix

|

N/Y : Btw ada yang nunggu ini cerita nggak ya^^ Soalnya lagi fokus sama alur cerita satunya hehehe

NOONA, I LOVE YOU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang