Xiao Yan merasa seperti melayang dalam kehampaan. Di sekelilingnya, kegelapan dan cahaya bercampur, menciptakan pusaran energi yang tidak stabil. Tubuhnya terasa ringan, tetapi juga lemah, seolah-olah ia kehilangan kendali atas dirinya sendiri. Ia mencoba berbicara, tetapi suaranya menghilang dalam keheningan yang memekakkan telinga. Hanya getaran dari Batu Spiritual yang masih ia pegang erat yang memberinya rasa keterhubungan dengan kenyataan.
"Di mana aku?" pikir Xiao Yan, matanya mencoba menyesuaikan diri dengan lingkungan yang tak terbatas ini. Pusaran energi di sekitarnya terus berputar, dan entah bagaimana, ia merasakan bahwa tempat ini bukanlah dunia nyata. Ini adalah ruang di antara dimensi, sebuah wilayah yang hanya bisa diakses oleh mereka yang terhubung dengan kekuatan kuno.
"Selamat datang di Alam Ujian," sebuah suara bergema di sekitarnya, dalam dan penuh otoritas. Xiao Yan memutar kepalanya, mencoba mencari sumber suara itu, tetapi ia tidak melihat apa pun. Cahaya di sekitarnya mulai berubah, membentuk wujud samar seorang pria tua berjubah putih dengan janggut panjang dan mata yang bersinar seperti bintang. Pria itu berdiri dengan tenang di tengah pusaran energi, memandang Xiao Yan dengan tatapan penuh kebijaksanaan.
"Siapa kau?" tanya Xiao Yan, suaranya terdengar lemah. Tubuhnya masih terasa berat setelah pertarungan sebelumnya, dan ia tahu bahwa ia tidak memiliki banyak energi tersisa untuk bertarung.
Pria tua itu tersenyum kecil, tetapi senyumnya penuh dengan makna. "Aku adalah Penjaga Ujian ini," katanya. "Kau telah membangunkan kekuatan Batu Spiritual, dan dengan itu, kau telah membuka jalan ke Alam Ujian ini. Di sinilah mereka yang ingin menguasai kekuatan kuno harus membuktikan diri."
Xiao Yan mengepalkan tangannya, masih memegang Batu Spiritual yang terasa hangat di telapak tangannya. "Aku di sini karena aku ingin melindungi keluargaku," katanya, matanya penuh dengan tekad. "Apa pun ujian yang harus aku hadapi, aku akan melewatinya."
Penjaga itu mengangguk perlahan, seolah-olah terkesan dengan semangat Xiao Yan. "Keberanianmu luar biasa, tetapi keberanian saja tidak cukup," katanya. Dengan satu gerakan tangannya, dunia di sekitar mereka berubah. Pusaran energi yang tak berbentuk itu menghilang, digantikan oleh medan luas yang penuh dengan batu besar dan api yang membara di kejauhan. Udara terasa panas, dan angin kencang membawa aroma sulfur yang menyengat.
"Ujian pertama adalah ujian kekuatan," kata Penjaga itu. "Kau akan menghadapi makhluk-makhluk yang lahir dari energi kuno ini. Hanya jika kau bisa mengalahkan mereka, kau akan diizinkan melanjutkan ke ujian berikutnya."
Sebelum Xiao Yan sempat merespons, tanah di depannya bergetar, dan dari bawah tanah muncul segerombolan makhluk yang terbuat dari batu dan api. Mereka adalah golem dengan tubuh yang besar, mata mereka bersinar merah menyala, dan setiap gerakan mereka menyebabkan tanah di sekitar mereka pecah. Jumlah mereka banyak, dan mereka semua tampak haus akan pertempuran.
Xiao Yan menarik napas dalam-dalam, mencoba memusatkan Dou Qi-nya. Namun, rasa lelah masih membebani tubuhnya, dan ia tahu bahwa ini tidak akan menjadi pertarungan yang mudah. "Sistem, berikan aku status energi terkini," pintanya dalam pikirannya, berharap bahwa ada sesuatu yang bisa membantunya.
"Status energi: 30% tersisa. Risiko kelelahan tinggi. Opsi darurat: Gunakan sisa energi Batu Spiritual untuk meningkatkan kekuatan sementara."
Xiao Yan menggigit bibirnya. Menggunakan sisa energi Batu Spiritual mungkin bisa membantunya, tetapi itu juga berisiko membuatnya benar-benar kehabisan tenaga. Namun, di hadapan makhluk-makhluk besar ini, ia tidak memiliki banyak pilihan.
"Tidak ada waktu untuk ragu," gumam Xiao Yan. Ia menarik napas panjang, memusatkan energi Batu Spiritual ke dalam tubuhnya. Dou Qi-nya mulai berputar dengan lebih cepat, dan ia merasakan gelombang kekuatan baru yang mengalir di setiap pembuluh darahnya. Meskipun tubuhnya masih terasa lelah, api semangatnya kembali menyala.
Makhluk-makhluk golem itu mulai bergerak, menyerang dengan langkah-langkah besar yang mengguncang tanah. Salah satu dari mereka mengayunkan lengannya yang besar ke arah Xiao Yan, mencoba menghancurkannya dengan satu serangan. Xiao Yan melompat ke samping, menghindari serangan itu dengan susah payah. Ia tahu bahwa jika satu pukulan saja mengenainya, itu bisa mengakhiri segalanya.
"Sekarang giliranmu," kata Xiao Yan, melompat maju dengan kecepatan yang meningkat. Dou Qi-nya membentuk pedang energi di tangannya, dan dengan satu serangan, ia membelah salah satu golem menjadi dua. Namun, serangan itu tidak cukup untuk menghancurkannya. Golem itu bangkit kembali, tubuhnya yang retak mulai menyatu dengan cepat.
"Jadi mereka bisa pulih," pikir Xiao Yan dengan frustrasi. "Aku harus mencari cara untuk menghancurkan mereka sepenuhnya."
Makhluk-makhluk itu terus mendekat, mengepungnya dari segala arah. Xiao Yan merasa napasnya semakin berat, tetapi ia tidak bisa menyerah. Dengan segenap kekuatan yang tersisa, ia menyalurkan Dou Qi ke dalam tanah, menciptakan gelombang kejut yang membuat beberapa golem terjatuh. Namun, mereka terus bangkit, seolah-olah tak terhentikan.
Xiao Yan tahu bahwa ia tidak bisa bertahan lama dengan taktik seperti ini. "Aku harus memikirkan sesuatu," gumamnya, matanya mencari-cari di medan pertempuran. Lalu, ia melihat sesuatu yang aneh: batu-batu kecil di sekitar mereka tampak berkilauan dengan energi ungu, seperti pecahan dari Batu Spiritual yang ia pegang. Mungkin ada cara untuk memanfaatkan energi itu.
Tanpa ragu, Xiao Yan melompat ke arah salah satu batu kecil yang berkilauan itu. Ia menyalurkan Dou Qi-nya ke batu tersebut, dan seketika, energi ungu dari batu itu mengalir ke dalam tubuhnya, memperkuat serangannya. Dengan kekuatan yang baru ditemukan, ia melancarkan serangan yang lebih kuat ke salah satu golem. Kali ini, tubuh makhluk itu hancur berkeping-keping, dan tidak ada tanda-tanda pemulihan.
"Ini dia," kata Xiao Yan dengan senyum kecil. "Energi Batu Spiritual bisa melemahkan mereka!"
Dengan taktik baru ini, Xiao Yan mulai menggunakan energi dari batu-batu kecil yang tersebar di medan pertempuran. Setiap kali ia menghancurkan salah satu batu, Dou Qi-nya mendapatkan kekuatan baru, dan ia berhasil mengalahkan lebih banyak golem. Tetapi jumlah mereka masih banyak, dan Xiao Yan tahu bahwa ia harus bertarung sampai detik terakhir.
Penjaga Ujian itu mengamati dari kejauhan, matanya yang bersinar penuh dengan rasa ingin tahu. "Menarik," gumamnya, menyaksikan perjuangan Xiao Yan. "Anak ini memiliki tekad yang luar biasa. Mari kita lihat seberapa jauh dia bisa bertahan."
Xiao Yan terus bertarung, tubuhnya penuh dengan luka dan rasa sakit. Tetapi semangatnya tidak padam. Ia harus menang, bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi untuk semua orang yang ia sayangi. Pertarungan ini adalah ujian sejati dari tekad dan kekuatannya.
Dan di tengah medanpertempuran yang terbakar, Xiao Yan bertarung tanpa henti, membuktikan bahwasemangat manusia bisa melampaui batas-batas kekuatan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Legenda Xiao Yan: Perjalanan Baru di Dunia BTTH
FantasyAdrian adalah seorang mahasiswa teknik yang menghabiskan sebagian besar hidupnya di bawah tekanan akademik dan kesibukan dunia nyata. Hiburan kecilnya adalah membaca novel Battle Through The Heavens (BTTH), di mana ia mengagumi perjuangan dan petual...