Asa tak bisa menahan tawanya melihat video Ruka cosplay menjadi kodok sesuai permintaan nya tadi.
"Hahahaha Kak Ruka udah kayak orang bego ! Mana di kira pengemis lagi bhuaahahahhahhaa."tawa Asa semakin menggelegar di penjuru ruangan sampai tidak menyadari bel pintu Apartemennya berbunyi.
Tingnongtingnong 🔔
"Hahahaha puas banget aku liat si Kukang ternistakan seperti ini. Bagaimana baby? Kamu suka kan sayang?"Asa tersenyum ketika mendapat respon positif berupa tendangan kecil dari calon bayinya.
Tingnong tingnong 🔔
Bel apartemen kembali di bunyikan dan itu berhasil menarik perhatian Asa.
"Siapa ya? Aku rasa tidak punya janji dengan siapapun deh hari ini."gumamnya.
Bangkit dari duduknya menuju ruang tengah untuk membukakan pintu.
Ckleak
"Hai, Asa."sapa orang itu membuat calon ibu kita yang satu ini terkejut ketika mendapati teman kerjanya berkunjung.
"Hwan? Untuk apa datang kemari."tanya Asa dengan dahi mengerut.
Hwan tersenyum lalu berkata. "Kamu lupa ya? Bulan kemarin kan aku sudah bilang sama kamu jika aku akan menemani kamu untuk periksa kandungan bulan ini."
Kedua mata Asa terbelalak baru menyadari bahwa hari ini jadwalnya dia periksa kandungan.
"Astaga! Maaf Hwan, aku benar-benar lupa soal itu "
"Tidak apa-apa. Lebih baik kita pergi sekarang saja ya? Dokter Stevie menghubungi ku tadi karena kamu tak kunjung datang menemui nya, di telfon juga tidak di angkat sama kamu."jelas Hwan membuat Asa mengangguk mengerti.
"Iya, itu karena daya ponsel ku habis jadi aku memakai ponsel ku yang satunya lagi."
"Terima kasih sudah repot-repot datang kemari, sebentar ya? Aku ingin bersiap lebih dulu."Hwan mengangguk dan Asa kembali masuk kedalam rumah untuk berganti pakaian dan sekalian mengambil beberapa barang yang perlu ia bawa.
"Apartemen Asa cukup rapi ya? Gak salah kalau aku menaruh rasa dengan nya."gumam Hwan tersenyum manis membayangkan wajah cantik Asa yang seperti Anime.
"Pokoknya setelah pemeriksaan kandungan nya selesai aku akan mengajak Asa dinner , karena hari ini juga aku harus bisa menjadikan nya kekasih ku. Atau bila perlu aku akan langsung melamar nya."cetus Hwan dalam hati.
Tak lama setelah itu Asa kembali dengan penampilan nya yang sangat rapi.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Melihat kecantikan dari wanita pujaan hati nya Hwan sampai tidak berkedip sedikitpun.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Astaga! Cantik sekali mahluk ciptaan mu ini ya Tuhan."puji Hwan terkesima melihat kecantikan yang Asa
"Hwan? Kenapa melamun? Jadi mengantar aku ke Rumah Sakit tidak nih."tanya Asa menyadarkan pria itu dari lamunannya.
"Eh? Iya-iya jadi kok. Maaf tadi aku melamun karena terpesona akan kecantikan mu Asa."Asa hanya tersenyum menanggapi hal tersebut karena dia sudah ribuan kali mendengar nya.
"Dia juga selalu memuji kecantikan ku, tapi apa? Aku malah di campakkan."batin Asa ketika mengingat Asahi dulu sering memujinya juga.
"Asa?"
"Hmm?"
" Ayo kita berangkat sekarang, tak baik membiarkan Dokter Stavie menunggu kita lebih lama lagi."Asa mengangguk dan mereka pun pergi.
°°°°°°°°°
Asa pov.
Hwan adalah teman ku satu-satunya yang memperlakukan ku layaknya manusia. Dia selalu membela ku di saat aku terjebak dalam masalah, ia juga tidak segan-segan melindungi ku dari kemarahan Boss dan rela jika gaji nya di potong karena aku yang terkadang memecahkan piring di Dapur Restoran.
Aku juga sebenarnya tau bahwa Hwan menyukai ku, tapi jujur saja jika aku sebenarnya masih belum siap membuka lembaran baru dengan orang lain lagi.
Aku trauma, trauma karena takut Hwan memperlakukan ku sama seperti Asahi. Dulu juga Asahi begitu baik dan perhatian padaku seperti Hwan, tapi lambat laun ketika aku memberikan segalanya Asahi mulai menunjukkan sikap asliya.
Asahi hanya pria brengsek yang memanfaatkan kesetiaan seseorang yang telah mencintai nya dengan tulus.
Aku juga bodoh! Mau saja termakan rayuan manis nya itu.
Kini, aku kehilangan segalanya. Dan semua itu karena Asahi.
"Sa?"lamunan ku buyar saat Hwan bertanya pada ku.
"Hmm?"aku menjawab dengan gumaman dan menoleh ke arah Hwan yang sedang menyetir mobil.
Iya, mobil. Aku sempat kaget tadi karena Hwan menjemput ku menggunakan mobil terlebih mobil ini terbilang sangat mahal dan salah satu adik kembar ku yaitu Rami juga memilikinya. Aku kira dia dari golongan bawah ternyata aku salah menilainya.
Saat ku tanya mobil siapa ini, Hwan dengan santai menjawab
"Mobil ini memang milik ku Asa. Dan aku sebenarnya orang berada yang ingin hidup mandiri."jawabnya tanpa beban sedikitpun dan hal itu membuat ku cukup kagum terhadap nya.
"Asa, aku boleh bertanya tidak?"tanya Hwan dan aku mengangguk tanpa suara.
"Begini, jika ada yang menyukai mu dan mau menerima segala kekurangan mu termasuk menerima calon anak mu ini apakah--"
"Hwan."potong ku cepat karena tau kemana arah pembicaraan ini.
"Iya Sa?"
"Tolong jangan bahas hal itu ya? Aku tidak ingin membicarakan nya."
"Tapi kan Sa, aku--"
"Aku tau maksud kamu Hwan, tapi maaf aku belum siap membuka lembaran baru."
"Ba-baiklah, aku minta maaf soal tadi ya?"aku hanya mengangguk lalu memalingkan wajah ke jendela menghindari kontak mata dengan Hwan.
Aku tau dia terluka akan jawaban ku. Tapi maaf ya Hwan, luka ini susah di sembuhkan.
Maaf aku menolak mu secara halus. Dan tidak memberikan mu kesempatan untuk mengungkapkan perasaan mu.
Asa pov end.
Bersambung
Ada yang tau gak edit foto bagus pakai aplikasi apa biar kayak Al gitu