Asa tengah memandangi wajah putri nya yang begitu cantik dan menggemaskan. Ada rasa bangga pada diri sendiri karena ia berhasil melahirkan secara normal dan kini ia menjadi seorang ibu yang se'utuh nya.
"Baby Canny, ini Mami sayang. Jangan tumbuh terlalu cepat ya nak? Mami mau lebih lama menghabiskan waktu masa kecil kamu sayang."lirih Asa mengusap lembut pipi tembam itu penuh kasih sayang.
Ckleak
Hwan masuk ke dalam menenteng parsel buah yang baru saja ia beli.
"Wah! Anak ku cantik sekali, siapa namanya sayang?"
PLAK
"Akkhh!! Sakit Sa."Hwan meringis ketika tangan nya baru saja di pukul oleh Asa.
"Makanya kalo bicara jangan sembarang. Canny itu anak aku Hwan, bukan anak kamu. Lagi pula.. emang nya kamu apa yang lahirin dia?"omel Asa.
"Ya.. enggak sih, tapi kan Sa."
"Apa?"potong Asa dengan memberi pelototan tajam membuat nyali Hwan menciut
"Hehehe enggak-enggak sa, maaf ya? Udah dong jangan marah lagi ini aku mau kasih tau kamu sesuatu loh."
"Kasih tau sesuatu? Apa'an sih?"tanya Asa dengan dahi mengerut.
"Jadi gini, ayah aku sedang sakit Sa jadi aku di minta ibu aku untuk pulang sekaligus mengurus usaha keluarga."
"Jadi kamu bakalan pulang ke Korea?"tanya Asa lagi dan di jawab anggukan kepala dari Hwan.
"Iya Sa, aku akan pulang ke Korea."
"Kapan kamu akan berangkat?"
"2 jam lagi."
"Secepat itu? Kenapa mendadak sekali. Terus kenapa tadi masih datang ke restoran jika pada akhirnya kamu akan pergi. Bahkan kamu masih sempat menemani aku lahiran disini. "kaget Asa tak menyangka bahwa Hwan akan pergi secepat ini.
"Aku memang sengaja datang ke restoran niatnya ingin berpamitan sama yang lain, terutama sama kamu Asa. Tapi aku tidak menyangka bahwa aku akan di kejutkan oleh kamu yang mau lahiran."Hwan menghentikan kalimat nya sebentar lalu mengeluarkan sebuah amplop putih dari saku mantelnya.
"Ini ada sedikit hadiah dari ku untuk baby kamu Asa."Hwan menyerahkan amplop tersebut dan di terima dengan baik oleh Asa.
Dan saat Asa membuka nya ia di kejutkan oleh isi di dalam amplop tersebut berupa kartu debit dan segepok uang disana.
"Hwan? Maksud nya apa ini?"
"Itu hadiah ku untuk anak kamu Asa. Uang dan kartu debit itu uang simpanan ku selama 4 tahun kerja di restoran. Dan karena aku akan kembali ke keluarga ku, aku rasa uang itu akan jauh lebih bermanfaat jika kamu pakai buat usaha."
"Maaf Hwan, aku gak bisa menerima ini."Asa mengembalikan uang tersebut karena merasa tidak pantas untuk menerima nya.
"Kenapa Sa? Apa kamu malu karena menerima uang dari pria yang bukan siapa-siapa kamu?"tuduh Hwan.
"Bukan itu Hwan."tegas Asa tak ingin Hwan salah paham.
"Lantas apa sa? Jika memang bukan itu alasannya tolong beritahu aku. Tapi kamu harus mendengar pendapat ku lebih dulu sa."
"Kamu boleh malu, kamu boleh keras kepala tapi pikirkan nasib anak kamu kedepannya. Apa kamu mau membuat nya lebih sengsara dengan terus bekerja sebagai buruh cuci piring di restoran dengan gaji kecil? Apa kamu tidak memikirkan nasibnya nanti yang se'iring berjalan nya waktu baby Canny akan semakin tumbuh besar dan ia menginginkan untuk masuk ke sekolah tapi kamu tidak bisa mengabulkan nya karena keterbatasan biaya?"
