Tengah malam Asa di buat panik akan suhu tubuh Canny yang tiba-tiba meningkat drastis sampai menembus angka 40°.
Asa berniat membawa Canny ke Rumah Sakit tapi ia baru ingat jika kartu debit nya sedang bermasalah sejak kemarin. Uang cash nya pun hanya tinggal sedikit, membayar ongkos taksi saja seperti nya tak akan cukup apalagi membayar biaya Rumah Sakit yang terbilang mahal.
Tapi Asa tidak mungkin hanya berdiam diri saja tanpa melakukan apa-apa.
"Demam kamu tinggi sekali sayang, Mami khawatir kamu kenapa-napa. Ayo bangun Canny, jangan buat Mami semakin takut."Asa mengambil handuk kecil basah lalu meremas nya, ketika air nya sudah keluar baru lah Asa meletakkan handuk tersebut ke atas kening Canny.
"Ini yang Mami takut kan jika Canny pergi tanpa pengawasan Mami. Mami selalu takut jika Canny hilang seperti tadi siang kamu bisa lebih aktif dari biasanya."
"Tapi Mami bisa apa? Semua sudah terjadi dan kali ini bukan sepenuhnya salah kamu, Mami juga bersalah karena tidak memastikan pintu benar-benar tertutup."
"Cepat sembuh nak, Mami gak bisa liat kamu sakit seperti ini."
Brak
Pintu kamar terbuka memperlihatkan Ahyeon dan Rami disana membawa kantung plastik berisi obat penurun demam yang di minta Asa padanya lewat pesan.
"Kak, ini obat penurun panas nya. Maaf sedikit terlambat karena ada masalah sedikit tadi."Ahyeon menyerahkan plastik yang ia bawa.
"Terima kasih Ahyeon. Maaf merepotkan kamu malam-malam begini, Kakak gak tau harus bagaimana dengan kondisi Canny seperti ini."Asa menerima obat tersebut sementara Rami mendekati ranjang mengecek kondisi Canny.
"Tidak masalah Kak, selagi aku masih bisa membantu aku pasti akan membantu kakak."
"Panas sekali. Berapa suhu tubuh Canny saat ini Kak?"tanya Rami yang baru saja mengecek tubuh Canny sangat panas.
"40° drajat selsius Rami. Kakak sebenarnya ingin membawa Canny ke rumah sakit tapi kartu debit kakak sedang bermasalah, baru nanti siang bisa di pakai lagi. Dan Rumah Sakit disini di haruskan untuk membayar administrasi lebih dulu yang biaya nya cukup mahal."
"Kalo gitu pakai uang ku saja Kak Asa."
"Tapi Yeon-"Asa ingin menolak tapi Rami lebih dulu memotong nya.
"Kak! Tolong jangan menolak bantuan dari Ahyeon. Kita dalam keadaan genting sekarang, kita kesampingkan dulu ego kakak karena prioritas kita saat ini adalah Canny. Kakak tenang saja ya? Uang tabungan Ahyeon banyak kok, kalo masih gak cukup juga Kakak bisa pakai tabungan ku, ku rasa masih cukup jika di gunakan untuk membayar seluruh perawatan Canny di Rumah Sakit sampai sembuh. Dan aku tidak akan masalah jika tabungan ku habis untuk Canny, uang bisa di cari lagi Kak Asa, tapi nyawa? Gak akan bisa kembali jika tidak segera di tangani."
Asa masih ragu menerima bantuan dari kedua adiknya, tapi Ahyeon meyakinkan kembali bahwa Asa harus menerima bantuan dari mereka.
"Kak~ Kakak sayang Canny kan?"Asa mengangguk.
"Kakak gak mau Canny kenapa-kenapa kan?"Asa mengangguk lagi.
"Jadi Kakak mau ya terima bantuan dari kami? Ini demi kebaikan Canny, anak kakak. Kakak memang tega membiarkan Canny terus demam tinggi seperti ini? Kakak mau Canny kenapa-kenapa terus mening--"
"GAK! KAKAK GAK MAU SAMPAI ITU TERJADI."Asa memotong ucapan Ahyeon ketika menyadari kata terakhir itu sangat mengerikan untuk di dengar.
"Kalau begitu kita bawa Canny ke rumah sakit ya?"
