Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Bima bilang ke Celsia kalau lo pembunuh," seru Rama saat baru saja masuk kedalam Apartement Alzeiron.
Saat di sekolah mereka tak menemukan Alzeiron di kelas dan di sekitaran sekolah. Setalah lelah mencari mereka akhirnya memutuskan untuk menunggu sampai waktu pulang sekolah dan langsung bergegas ke apartement laki-laki itu.
Saat Kaisan membuka pintu apartement Alzeiron benar saja laki-laki itu sedang duduk bersender di sofa dengan sebelah tangan yang menutupi wajahnya.
"Dia bilang apa?" Alzeiron langsung duduk tegak saat mendengar suara samar Rama memasuki pendengaran nya. Ia bertanya sekali lagi untuk memastikan yang ia dengar.
"Bima bilang ke Celsia kalau lo pembunuh," ulang Rama dengan tekanan disetiap katanya.
"Shit!"
Wajah Alzeiron langsung mengeras saat mendengar apa yang dikatakan Rama. Belum selesai urusan mulutnya yang berkata kejam pada Celsia masalah lain sudah sampai.
Bima, sejatinya memang hubungan nya dan laki-laki itu sudah sangat buruk. Ia tak pernah menyangka bahwa Celsia juga akan ikut terseret dalam hal ini.
"Gimana?" tanya Kaisan yang sudah duduk di karpet. Ia juga tak menyangka bahwa Bima akan membawa fitnah itu sampai ke Celsia.
"Minggu ini, bawa Bima, Ridho, dan Denta ketempat biasa. Panggil Queela juga," titah Alzeiron yang diangguki oleh mereka.
Mungkin ini sudah saat nya utnuk memberitahu kebenaran yang sebenarnya. Alzeiron sudah menunggu cukup lama dan memendam semua sendiri. Ia jelas tak akan tinggal jika Bima mencuci otak Celsia.
∆^∆
"Cia, gue mau ngomong!"
Alzeiron berteriak pelan saat melihat Celsia melewatinya. Pagi-pagi buta Alzeiron sudah bangun dan berangkat sekolah untuk menunggu gadis itu. Dan sedari tadi dia sudah menjadi pusat perhatian karena menempel didinding kelas Celsia.
Gadis itu berhenti saat namanya dipanggil lalu menoleh ke arah laki-laki itu membuat Alzeiron tersenyum tipis.
"Enggak ada yang perlu kita omongin!"
Jawaban dingin Celsia membuat Alzeiron mendatarkan wajahnya. Laki-laki itu berjalan mengejar Celsia saat melihat gadis itu sudah masuk kedalam kelas nya.
Kali ini Alzeiron akan menulikan telinganya dengan teriakan-teriakan heboh dari para gadis. Besok pasti namanya akan tercetak di madding karena pertama kali menghampiri seorang gadis ke kelas nya.
"Maaf."
"Udah aku maafin," jawab Celsia tanpa menoleh menatap Alzeiron.