mata biru

321 67 10
                                    

   
                      Happy reading

                                  .

                                  .

                                  .

                                  .

                                  .

Adel berjalan mendekati Gracia, lalu membuka pintu. Gracia langsung memasuki kontrakan adel.
Adel menoleh ke arah Shani setelah Gracia masuk terlebih dahulu.

"Nyonya Shani, silakan masuk," ucap Adel dengan sopan, mempersilakan wanita itu untuk memasuki kontrakan kecil mereka.

Shani tampak sedikit ragu, melirik ke arah Gracia yang berjalan lebih dulu. Namun atas undangan Adel, ia pun melangkah masuk, mengikuti Adel dan anak-anak.

Begitu memasuki ruangan, Shani memandang sekeliling dengan seksama. Jelas sekali rumah sederhana ini sangat berbeda dengan kemewahan kediaman miliknya. Namun, Shani dapat merasakan kehangatan dan kenyamanan di sana.

"Maaf jika tempatnya sederhana, Nyonya," ucap Adel, seolah bisa membaca pikiran Shani.

Shani tersenyum lembut. "Tidak apa-apa, Adel. Ini terlihat sangat nyaman dan hangat. Aku senang berada di sini."

Gracia yang sedari tadi berdiri di dekat jendela, memperhatikan interaksi antara Adel dan wanita asing itu dengan diam-diam. Ia tak dapat menghilangkan rasa penasaran dan kecemburuan yang membuncah di dadanya.

"Silakan duduk, Nyonya Shani," ujar Adel, mempersilakan Shani untuk duduk di sofa.

Shani menurut, lalu mendudukkan dirinya dengan anggun. Sementara Ella dan Cellie tampak bersemangat menceritakan pengalaman mereka sore tadi kepada Shani.

Gracia berjalan menghampiri Adel, lalu berbisik pelan. "Adel, bisa kita bicara sebentar?"

Adel mengangguk, mengerti bahwa Gracia pasti memiliki banyak pertanyaan. Ia lalu mengajak Gracia menjauh dari ruang tamu, membiarkan Shani dan anak-anak berbincang.

Saat Adel akan menuju dapur untuk berbicara dengan Gracia, wanita itu tiba-tiba berjalan cepat ke arah kamar mereka. Adel mengerjapkan mata, tapi kemudian memutuskan untuk mengikuti Gracia.

Sesampainya di dalam kamar, Gracia langsung menutup pintu dan berbalik menghadap Adel dengan tatapan menuntut.

"Adel, siapa wanita itu? Kenapa kau membawanya kemari?" tuntut Gracia dengan nada sedikit meninggi.

Adel menghela napas pelan. Ia tahu Gracia pasti merasa kawatir dan curiga dengan kehadiran Shani.

"Gracia, tenangkan dirimu dulu. Nyonya Shani ini hanya orang yang kami tolong tadi saat hampir menjadi korban perampokan," jelas Adel dengan sabar.

Gracia menggeleng keras. "Tapi kenapa kau harus membawanya kemari? Kenapa tidak langsung mengantarnya pulang saja?"

"Ella dan Cellie kelelahan, jadi Nyonya Shani menawarkan agar mereka beristirahat sebentar di rumahnya. Aku tidak tega membangunkan anak-anak yang sudah tertidur," ujar Adel mencoba meredam kecemasan Gracia.

"Lalu kenapa kau harus mengajaknya kemari? Apa kau memiliki hubungan khusus dengannya, hah?" tuduh Gracia tanpa bisa menyembunyikan rasa curiganya.

Adel menatap Gracia dengan lembut. "Gracia, kau tahu aku tidak akan melakukan itu. Nyonya Shani hanya orang baik yang telah menolong kita. Tidak ada yang perlu kau khawatirkan."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 4 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

mata biruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang