Happy reading
.
.
.
.
.Begitu sampai di rumah, Gracia langsung masuk ke kamarnya. Ia tak bisa berhenti memikirkan Adel. Senyumnya, tatapan matanya, dan keseluruhan penampilannya yang begitu memesona.
Gracia berbaring di tempat tidur, membayangkan pertemuan selanjutnya dengan Adel. Mungkin mereka bisa makan malam bersama atau bahkan lebih dari itu. Hatinya dipenuhi oleh antusiasme dan rasa penasaran.
Dengan perlahan, Gracia mulai membayangkan bagaimana sentuhan Adel di atas kulitnya. Ia membayangkan bibir mereka yang saling bertemu dalam ciuman yang panas dan menuntut. Desahan-desahan mulai lolos dari mulutnya.
Tangannya bergerak menelusuri lekuk tubuhnya sendiri, membayangkan bahwa itu adalah Adel yang menyentuhnya. Ia membayangkan Adel mengecupi lehernya, turun ke dada, dan semakin ke bawah.
"Ahh... Adel," Gracia mendesah pelan, semakin tenggelam dalam fantasinya.
Ia membayangkan Adel perlahan membuka pakaiannya, menyentuh setiap inci tubuhnya dengan lembut namun menggairahkan. Gracia merasa kehilangan kendali, hanyut dalam gairah yang menggebu-gebu.
Tangannya bergerak semakin turun, menyentuh area pribadinya yang sudah basah. Ia memejamkan mata, membayangkan Adel yang memuaskan hasratnya.
"Aahhh... ya, Adel... lebih cepat..." Gracia mendesah nikmat, tubuhnya bergerak mengikuti irama imajinasinya.
Pikiran Gracia dipenuhi oleh Adel. Ia tidak sabar untuk bertemu lagi dengan pemuda tampan itu, berharap impian-impiannya bisa menjadi kenyataan.
#Astaghfirullah ganas sekali Gracia ini🗿🗿
Ini adalah hari kedua Adel tinggal di jakarta
Adel bangun pagi dengan semangat yang membara, tak sabar untuk mencari pekerjaan baru di kota Jakarta yang penuh dengan peluang. Setelah mandi dan berpakaian rapi, dia bergegas keluar dari kontrakan nya dengan senyum cerah yang menampilkan mata birunya yang indah.
Di jalan, Adel berjalan dengan langkah tegap dan percaya diri. Sesekali dia menyapa orang-orang yang berpapasan, membuat mereka terpesona dengan keramahan dan ketampanan Adel. Beberapa wanita bahkan tak bisa memungkiri pesona Adel, mencuri pandang dengan pipi bersemu.
Sesampainya di pusat kota, Adel melihat banyak peluang kerja yang menarik di papan pengumuman. Dengan yakin, dia mulai mengumpulkan informasi dan melamar ke beberapa tempat. Suaranya yang lembut dan penampilannya yang menawan membuat para manajer antusias menerimanya.
Saat sedang berjalan Adel Melihat sebuah lembaran tertempel di Dinding yang sedang mencari karyawan di bar.
Adel tertarik dengan pengumuman yang tertempel di dinding itu. Sebuah bar ternama di pusat kota sedang mencari karyawan baru. Tanpa pikir panjang, Adel langsung mendekati pengumuman tersebut dan membacanya dengan seksama.
"Bar Sensation sedang membuka lowongan untuk posisi bartender. Jam kerja fleksibel, gaji menarik, dan bonus setiap bulan. Datang langsung ke bar untuk wawancara."
Mata biru Adel berbinar-binar. Ini adalah kesempatan yang sempurna untuknya. Bekerja di bar tentu akan mempertemukannya dengan banyak orang baru, termasuk wanita-wanita cantik. Dengan kepercayaan diri tinggi, Adel segera bergegas menuju Bar Sensation.