Part 5 : tidak ada yang gratis didunia ini

1.8K 18 0
                                    

"Hmmmm..." aku mendesah perlahan, masih dalam rasa kantuk ku yang teramat sangat. Sensasi aneh dibagian tubuh bawahku membuatku terjaga dari tidurku.
Aku merasakan ada seperti cairan dingin yang mengalir kedalam lubang anusku. Ku coba buka perlahan mataku untuk mengamati apa yang terjadi sebenarnya. Perutku terasa sangat melilit, ku paksakan tubuhku untuk bangun dan berbalik.
"Mas Anton, apa - apaan ini mas." Aku berteriak kaget mendapati mas anton berada di atas tempat tidurku. Ku lihat ada beberapa botol berbentuk seperti bola kecil namun ada bagian yang memanjang seperti selang kecil di ujungnya.
"Jangan berisik, diam saja disitu. Jangan coba teriak atau melawan. Jika mbak mu sampai tau akan kejadian ini maka kalian akan tau konsekuensinya" ujar mas anton menatapku.
"Berbalik seperti tadi, terus menungging" ucapnya padaku. Ku lihat dia masih memegang botol yang sama persis seperti yang ku lihat di tempat tidurku. Aku terdiam, takut akan apa yang sedang dilakukan oleh mas anton. Dan berpikir ancaman yang barusan dia katakan.
Aku yang hanya menggunakan gaun tidur satin pendek, dan celana dalam yang sepertinya sudah tidak ada pada posisinya. Memposisikan diriku berbalik dan menungging seperti yang diminta oleh mas anton.
"Mas, ini kenapa? Apa yang mas mau lakukan mas? Kenapa ini mas?" Ucapku panik dan takut secara bersamaan. Mas anton kembali memasukkan isi dari botol itu kedalam lubang anusku. Di ulangi lagi beberapa botol setelahnya. Perutku terasa penuh dan melilit dibuatnya.
"Kalian itu peliharaan ku, aku bisa melakukan apa yang aku mau pada mu dian" ucapnya padaku.
"Tapi mas, selama ini mas selalu baik padaku. Kenapa sekarang jadi begini?" Ucapku bingung. Perut ku semakin tidak karuan rasanya.
"Semua salah mu dian, kenapa kamu terlalu cantik. Setiap kali aku melihatmu membuat birahi ku naik. Tubuhmu terlalu montok, aku ingin sekali merasakan tubuhmu" ucapnya sambil menjilati bagian bawah bibirnya.
"Jika soal uang, semua akan aku kembalikan mas. Tidak pernah ku pakai pemberian dari mas, semua masih utuh didalam rekeningku. Ahhh..." ucapku pada mas anton yang kaget dengan jarinya yang bermain disekitar anus ku itu.
"Ini bukan soal uang dian, jika kamu menolak maka silahkan kamu dan mbak mu kembali hidup dijalanan. Jika mbak mu tau soal ini juga berlaku hal yang sama. Aku mau lihat waria seperti kalian berdua bisa berbuat apa melawanku" ujarnya sambil sesekali mencoba memasukkan jarinya kedalam anusku.
"Sakit mas, perutku melilit. Ijinkan aku ke kamar mandi dulu" ujarku pada mas anton.
"Oke, jangan lama - lama. Bersihkan juga lubang pantat mu itu nanti" ucap mas anton padaku.
Aku shock berat dengan apa yang terjadi saat ini, aku bahkan tidak kuat untuk berdiri dan berjalan ke kamar mandi. Aku takut, sangat takut saat ini. Aku sampai harus merangkak untuk dapat menuju ke kamar mandi itu.
Setiap gerakan yang aku lakukan menambah siksaan didalam perutku, mulas yang sangat hebat sedang menyerangku. Perutku yang terasa sangat penuh juga semakin menyulitkan ku untuk bergerak. Belum sempat aku naik ke atas closet kamar mandi itu, semua cairan yang barusan masuk kedalam tubuh ku itu seperti muncrat keluar bersamaan dengan kotoran ku. Aku menangis melihat hal itu, aku sangat direndahkan. Sedang dilecehkan oleh seseorang yang aku hormati dirumah ini.
Cairan yang keluar seperti tidak ada habisnya. Seperti memaksa semua isi perutku ikut keluar bersamanya. Setelah beberapa lama akupun membersihkan semua kotoran yang aku timbulkan di kamar mandi itu. Aku bersihkan semua bagian tubuhku. Aku merasa sangat hina, sangat rendah dan sangat direndahkan.

Aku berjalan keluar dari kamar mandi tanpa menggunakan sehelai benang pun, kembali menuju kamarku. Ku lihat mas anton sudah duduk diatas kasurku, menungguku kembali untuk dimangsanya. Dia terlihat seperti binatang buas yang ingin menerkam ku saat ini.
"Sini, jangan membuatku menunggu lama" ujarnya padaku.
Aku berjalan menghampirinya dan naik keatas tempat tidurku.
"Puaskan aku, buat dia berdiri" ucap mas anton menunjuk kearah batang kemaluannya.
Aku bingung, aku yang tidak pernah melakukan hal - hal yang berbau seksual apalagi terhadap seorang lelaki membuatku terdiam membatu.
"Cepat, waria kok ga bisa ngentot." Ucapnya sambil menghardik ku.
"Aku ga bisa mas, aku belum pernah" ucapku jujur padanya.
"Jangan banyak alasan, gini loh" ucap mas anton sambil menjambak rambutku. Menarik kepalaku mendekati kepala penisnya itu.
"Hisap, jangan di gigit" ucapnya sambil menggerakkan kepalaku naik turun dengan. Dia yang seperti kesetanan memaksaku untuk oral sex, aku seperti hanya sebuah alat bantu sex baginya. Beberapa kali aku tersedak dan seperti kehabisan nafas. Ketika batang kemaluannya masuk seluruhnya dalam mulutku, aliran udara seperti terputus. Aku tidak bisa bernafas.
"Aaaarrgghhhhh..." mas Anton melenguh panjang. Bagian kontolnya mulai berkedut didalam mulutku. Aku panik, jangan dikeluarkan di mulut mas. Aku belum siap.
Namun tidak bisa aku ucapkan karena mulutku penuh dijejali dengan kontolnya itu.
"Aku keluar diannnn... aahhhh.." ucapnya sembari menyemburkan spermanya dalam mulutku. Ditekannya batang kemaluannya itu dalam - dalam. Berasa mentok didalam kerongkongan ku. Aku menggelinjang karena kesulitan bernafas. Ada cairan hangat yang terasa sangat banyak masuk kedalam mulutku. Aku muntah namun tertahan karena batang kemaluan mas Anton masih tertancap penuh didalam mulutku, dicabutnya perlahan keluar dari kerongkongan ku.
Ada sensasi aneh dari rasa dan aroma sperma yang mengisi setiap sisi mulutku sekarang. Rasanya sedikit asin, ada sensasi getir dan pahit. Namun terkadang ada rasa manis yang bercampur menjadi satu. Ini adalah pengalaman pertamaku menelan sperma.
Aku menangis menutup wajahku, aku merasa sangat dilecehkan saat ini.
"Jilat, bersihkan semua" ucap mas Anton menarik tanganku, mengarahkan kepalaku kembali ke arah batang kemaluannya itu. Aku hanya pasrah sambil tetap menangis namun mengikuti perintahnya itu.
"Apa yang kamu harapkan dengan menjadi waria dian? Waria itu hanya akan menjadi pemuas lelaki. Itu sudah takdirmu" ucapnya mencibir ku.
"Waria itu pemuas lelaki yang paling rendah, waria bahkan melakukan sesuatu yang tidak banyak wanita normal mau melakukannya." Ucap mas Anton menyadarkan ku. Benar, aku seorang waria sekarang. Keinginanku yang kuat untuk merasakan menjadi seorang wanita sejak ditinggal mantan kekasihku, dan rasa penasaran ku saat melihat mbak Tiffani seperti sangat menikmati kegiatan seksualnya dengan pelanggannya dulu membawaku seperti ini. Aku seorang waria sekarang. Aku bukan lagi seorang lelaki normal. Hal itu membuatku semakin menangis lebih kencang.
"Semua ini salahmu dian, sejak pertama kali melihat mu bersama mbak mu di hotel itu. Aku sudah sangat ingin menikmatimu. Wajahmu sangat cantik, badan mu sangat menggairahkan. Bokongmu yang bulat itu selalu menantangku untuk menggagahi mu" ucap mas Anton padaku.
Dia berjalan kearah belakang ku, mengambil sebuah botol kaca yang berisi cairan bening.
"Nunggung, akan aku perawani kamu malam ini" ucap mas Anton yang aku lihat bagian kontolnya masih berdiri tegak. Aku masih larut dalam kesedihan ku, aku yang sedang meratapi nasibku. Tidak bisa berbuat banyak selain menuruti semua perintahnya.
Ku posisikan diriku rebahan, ku angkat bagian bokongku naik ke atas. Kepala ku ku posisikan diatas bantal agar tidak terlalu menunduk. Aku terdiam dan hanya pasrah menunggu apa yang akan dilakukan pria tua bangka yang sedang berada di belakangku sekarang. Aku kehilangan hormatku padanya, lelaki berengsek yang seperti binatang yang hanya memikirkan birahinya.
Dia mulai memasukkan cairan bening itu kedalam anusku. Aku sedikit menggelinjang menerima perlakuannya itu. Sesekali dia menusukkan jarinya kedalam anusku. Keluar masuk perlahan hingga menjadi sangat cepat. Aku merasakan geli, namun ada sensasi nikmat saat jarinya masuk lebih dalam.
Bangsat, kenapa aku malah menikmati ini. Maki ku pada diriku sendiri.
"Santai aja dian, nanti juga bakal enak kok" ucapnya berbisik disamping kupingku, merunduk dan memposisikan batang kemaluannya tepat di lubang anusku.
Tak berselang lama aku menjerit kesakitan.
"Aaaahhhhhh... sakit... lepaskan aku, ahhh.. ampunnn... tolong, tolong dikeluarin" ucapku gelagapan karena sakit yang tidak pernah aku bayangkan.
"Apa? Dikeluarin? Didalam? Hahahhaha... sabar ya sayang. Nanti pasti mas keluarin kok" ucapnya tertawa menghinaku.
"Ampun mas.. ampunnn.. sakit banget mas." Ucapku menangis.
"Nikmati aja sayang, nanti kamu juga pasti bakal ketagihan. Seperti mbak mu itu.. hahahaha" ucapnya tertawa.
Dia mulai menggerakkan tubuhnya maju dan mundur secara perlahan, setelah dirasakan kontolnya sudah bisa bergerak bebas. Dia menggempur bagian anusku itu dengan beringas. Dia tidak menghiraukan pekikan ku yang minta untuk menyudahi ini, bahkan semakin bersemangat memperkosaku.
Bagian anusku terasa panas dan perih, seperti ada bagian yang terkoyak karena dipaksa masuk oleh kontol bajingan itu.
Dia semakin menikmati ketika aku kesakitan, karena tanpa sadar aku seperti mencengkeram kontolnya itu didalam. Sesekali juga bagian kepala kontolnya itu menghujam dalam ke bagian perutku. Penisku yang berukuran sangat mungil itupun seperti bereaksi, berdiri tegak walau sekarang hanya seukuran jempol tangan ku. Aku merasakan sensasi yang tidak pernah aku alami sebelumnya. Aku seperti terbuai oleh nafsuku sendiri. Aku semakin menikmati perkosaan ini.
Aku memejamkan mataku, sepertinya sakit yang ku rasakan dikalahkan oleh birahi ku. Tanpa bisa ku kendalikan, aku mencapai orgasme ku. Ada cairan yang keluar dari kontol mungil ku itu. Cairan nya tidak banyak, namun ketika sperma ku keluar, seluruh tubuhku seperti dialiri listrik. Apa ini yang dibilang klimaks? Pikirku.
"Nikmat kan sayang? Hahaha... Tapi mas belum puas." ucap bajingan itu padaku. Aku merasa terhina, namun di sisi lain aku mulai menikmati. Tangan lelaki tua itu memutar tubuhku, membalikkan posisiku menjadi tiduran diatas ranjangku.
Posisi kontolku masih tegak berdiri ditengah selangkanganku. Ukurannya yang kecil membuktikan bahwa aku sudah kehilangan kejantanan ku. Memikirkan itu membuatku kembali birahi.
Dihujamkan kontol mas Anton itu keluar masuk dengan cepat, posisinya yang seperti itu seperti kurang berasa, seolah aku yang sekarang hanya supaya semua ini selesai.
Ku raih kepala mas Anton, mencoba untuk mencumbuinya. Berharap bisa mengalihkan rasa perih yang aku rasakan menjadi sedikit kenikmatan yang dapat ku rengkuh. Dia beraksi semakin beringas, badannya mulai bergetar. Kontolnya seperti membengkak dan berkedut.
"Sayang.. mas mau keluar" bisiknya padaku.
"Terima semua benih ku sayang, jadilah betina ku.. ahhhhhh..." dia mengeluarkan semua spermanya kedalam tubuhku. Seperti berusaha menghamili ku. Ada senyum kepuasan di bibirku, tanpa sadar aku benar - benar menikmati peranku menjadi wanita.
Namun seketika itu juga aku menyadari posisiku, aku menangis menutupi wajahku. Mencoba menarik selimut untuk menutupi tubuhku. Lelaki bajingan itu kini ambruk dan berbaring disebelahku.
"Terima kasih sayang, kamu sangat membuatku puas malam ini" bisiknya padaku.
"Segera bersihkan tubuhmu dan semua ini" ujarnya padaku.
"Jangan sampai mbak mu tau soal kejadian ini ya sayang. Kamu bisa jaga rahasia ini kan?" Ucapnya sambil membelai lembut wajahku.
Aku hanya mengangguk pelan, aku tidak sudi memandang wajahnya.
"Setiap kali mas menginap nanti, dan ketika ada kesempatan. Mas akan kembali meminta jatah mas sama mu" ujarnya sambil menarik wajahku menghadap wajahnya.
"Kamu harus siap kapanpun mas minta, jangan pernah menolak, apalagi melawan. Mengerti?" Ucapnya dengan tegas padaku.
Aku menganggukkan kepalaku. Aku masih terdiam sambil meneteskan air mataku. Aku tau kejadian ini cepat atau lambat pasti akan terjadi, karena aku yakin bahwa apapun pemberian dari mas Anton itu tidaklah geratis.
Dia beranjak dari tempat tidurku, menuju kamarnya mbak fani.
Ku bereskan semua yang berantakan dikamar ku, ku bersihkan juga kamar mandi yang tadi sempat berantakan olehku. Aku mandi dan berusaha membersihkan sisa sperma yang masih berasa didalam mulut dan lubang anusku. Di saat ini aku merasa hina dan sangat dilecehkan, tidak ada orang yang benar - benar baik didunia ini. Khususnya untuk para lelaki.
Ku pandangi diriku dari balik cermin, bagian tubuhku yang membuat lelaki bajingan itu bernafsu. Dulu aku selalu bahagia melihat tubuhku, bagian dadaku yang bulat. Bokongku yang juga sudah membentuk, bagian kulitku yang putih bersih dan halus. Sekarang itu semua seperti sebuah kutukan padaku. Kutukan bagi seseorang yang ingin melawan kodratnya. Seseorang yang melawan takdir sang pencipta.
Ku bersihkan seluruh tubuhku sekali lagi, berharap akan bisa menyucikan semuanya dari najis.
Malam ini aku merasakan berdosa yang sangat besar, aku ingin menghadap sang pencipta ku. Sholat yang sudah lama ku tinggalkan, ingin rasanya aku bertobat saat ini juga.

Berawal dari putus cinta, berakhir menjadi wariaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang