Sudah update di karyakarsa sampai part 17
Michi masuk ke toko perhiasan. Ia melihat Ditrian masuk ke sana. Ia merasa sedikit was-was. Bagaimana jika Ditrian membeli perhiasan untuk wanita lain? Atau dia sedang merencanakan melamar seorang wanita.
Ditrian sedang memilih-milih. Michi muncul di sebelahnya tanpa bersuara. Ia mendekatkan kepalanya ke tangan Ditrian yang tengah memegang sebuah kalung.
Pria itu kaget setengah mati."Astaga!"
Michi tersenyum lebar."Halo, Kak."
"Celine, kenapa tiba-tiba ada di sini?"
"Aku sedang makan siang dan kebetulan melihat Kakak. Kakak membeli perhiasan untuk siapa?"
"Kenapa aku harus memberi tahumu?" balas Ditrian tanpa melihat wajah Celine.
"Hmm~ karena aku suka Kakak." Michi tertawa kecil.
"Saya ambil yang ini, ya," kata Ditrian pada pramuniaganya.
"Tolong belikan aku juga," katanya tanpa malu.
"Hah?" Ditrian kaget."Kau ingin perhiasan apa?"
"Kakak saja yang pilihkan. Aku akan terima apa pun yang Kakak berikan. Cincin couple juga boleh."
Telinga Ditrian memerah. Pria itu berdehem sambil melihat etalase."Ka-kalau cincin harus disesuaikan ukurannya. Tidak bisa langsung jadi. Bagaimana kalau kalung?"
Michi mengangguk kuat."Kebetulan sekali leherku sedang kosong."
Ditrian menunjuk sebuah kalung dengan liontin berlian. Ia memakaikan ke leher Celine dengan debaran jantung yang kencang.
Michi tersenyum."Ini bagus, kan? Aku suka."
Ditrian mengangguk."Itu saja." Kemudian ia menambahkan pesanannya ke pramuniaga untuk segera dibayar.
Michi menatap dirinya di cermin. Ia tidak percaya sebuah kalung bisa membuatnya terlihat lebih cantik."Terima kasih, Kak."
"Dengan senang hati. Kau harus segera kembali ke kantormu."
"Iya. Temanku juga sedang menunggu. Kami sedang makan bersama. Lalu aku berlari ke sini saat melihat Kakak."
"Jangan lakukan itu lagi. Jika ingin bertemu denganku, hubungi aku saja." Ditrian menyerahkan paper bag.
"Apa harus kulepas?"
"Dipakai saja. Ini tasnya." Ditrian melihat jak tangannya.
"Kakak mau ke mana? Apa Kakak ingin memberikan hadiah itu pada wanita lain?" Michi merasa cemburu. Ia berniat mendekati pria itu. Tapi, jika ternyata Ditrian sudah move on bagaimana?
Ditrian mengangguk."Akan kuberikan pada wanita yang sangat kucintai."
Michi mengerucutkan bibirnya."Siapa?" Hati mungilnya sedikit tercubit.
"Ibuku."
Michi tertawa."Ah, itu tentu saja harus diberikan hadiah yang mahal. Apa Ibu mertuaku itu sedang ulang tahun?"
Ditrian menelan ludahnya. Perasaannya saat ini benar-benar sedang tidak aman.
"Mama~ ulang tahun hari ini," jawab Ditrian.
Michi menganga."Benarkah, dirayakan tidak?"
"Hanya acara makan malam keluarga."
"Ah, begitu ya." Michi sedikit kecewa. Tapi, ia akan mencari cara lain untuk membuat Ibu Ditrian terkesan."Ya sudah, aku kembali. Terima kasih hadiahnya, Kak Ditrian." Michi mengecup pipi lelaki itu sebelum akhirnya benar-benar pergi.
Ditrian mematung dengan tubuh yang panas dingin. Belakangan ini wanita itu telah memporak-porandakan kehidupannya.
Michi bersenandung sambil memegang kalungnya. "Gini enaknya jadi wanita cantik. Minta apa aja dituruti. Kayaknya kalau aku ngerayu gadun juga bisa. Bisa dapat penthouse deh kayaknya." Michi mengibaskan rambutnya sambil menemui Kevin. Setelah itu mereka kembali ke kantor.
Michi meminta alamat orang tua Ditrian pada Cedric. Ia berniat mengirimkan hadiah pada Ibu Ditrian. Tapi, apa hadiah yang cocok diberikan pada orang kaya? Michi sama sekali tidak punya ide. Mereka pasti sudah memiliki segalanya.
Michi mencari referensi di internet. Akhirnya ia mengirimkan bouquet bunga Lily yang melambangkan keagungan. Bunga itu juga dianggap bisa menyampaikan harapan keberuntungan dan kebahagiaan. Semoga saja hadiahnya bisa diterima dengan baik.
Michi tiba-tiba memikirkan Lukas. Sebagai kekasih bukankah pria itu seharusnya mengirim pesan. Ayau paling tidak menyapanya saat di kantor, mengajak makan siang atau hal wajar yang dilakukan seorang kekasih. Tapi, Lukas tidak melakukan apa pun. Ia justru merasa sangat bebas dari Celine. Namun, pria itu dengan beraninya meminta hadiah mobil.
Michi sudah tiba di rumah. Kali ini ia makan malam bersama Damian dan Cedric. Rumah itu memang terasa sunyi sekali. Tapi, bagi Michi lebih baik sunyi dengan bergelimang harta daripada sunyi dalam tidak punya uang.
"Kamu minta alamat Ditrian untuk apa?" tanya Cedric.
"Kirim hadiah ulang tahun Mamanya," jawab Celine.
Damian dan Cedric bertukar pandang.
"Kamu mengirim hadiah untuk Mama Ditrian?" Cedric tidak percaya itu terjadi.
Michi mengangguk. Ia bisa melihat raut wajah bingung Damian dan Cedric. Itu pasti karena selama ini Celine tidak pernah melakukannya.
"Tapi, Celine~ Mamanya Ditrian kan tidak menyukaimu."
Michi langsung tersedak."Astaga, tidak menyukaiku? Kenapa?" Wanita itu terbelalak. Ia sama sekali tidak tahu mengenai hal ini. Bunga pemberiannya pasti sudah dibuang.
"Itu karena kamu memperlakukan Ditrian dengan kasar. Jadi, ya wajar saja dia tidak suka," kata Damian tenang.
"Ayah, kenapa~ begitu?" Michi memegangi kepalanya frustrasi."Astaga aku nggak boleh dibenci orang tua Ditrian."
"Ya, maka dari itu kau harus menjaga sikapmu, Celine. Jika kau tidak suka pada seseorang, kau tidak boleh mempermalukannya." Damian juga tidak suka jika Celine bersikap kasar dan sesuka hati. Ia sudah sering mengingatkannya. Tapi, Celine selalu begitu. Sebagai Ayah yang tidak selalu ada di sisinya, Damian hanya bisa menerima apa pun yanh dilakukan Celine. Wajah Celine sangat mirip dengan istrinya. Ia tidak bisa memarahinya.
Celine mengigit bibirnya. Ia merasa kecewa. Ternyata ia harus menghadapi drama mertua jahat.
Damian tersenyum penuh arti melihat raut wajah Michi."Tapi, beliau pasti menghargai hadiah kamu. Memangnya hadiah apa yang kamu kirim? Semoga saja Ibu Ditrian menerima denhan senang hati."
"Bunga."
Cedric tertawa geli."Dia pasti akan semakin membencimu."
"Kenapa?"
"Mamanya alergi serbuk sari. Memberi hadiah bunga, bukankah itu seperti sedang menantangnya?"
Michi ingin menangis dan meneriaki kebodohannya saat ini. "Astaga, apakah aku boleh kembali ke tubuh Michi sekarang?"
"Ayah, aku tidak tahu. Aku harus bagaimana ini?" Michi merengek.
Damian menertawakan kelakuan anak gadisnya. Ia bisa mengatasi hal ini. Tapi, ia ingin Celine menyelesaikannya sendiri."Kau harus meminta maaf atas ketidak tahuan ini pada Ibu Ditrian."
Cedric melihat jam tangannya."Mereka sedang makan malam, kan, bagaimana kau meminta maaf padanya sekarang?" Pria itu melirik ke arah Damian. Damian pun mengangguk mengerti arti tatapan putranya itu.
"Tapi, bagaimana kalau Mamanya marah-marah padaku?"
"Setidaknya kau harus menunjukkan keseriusanmu untuk meminta maaf, kan?" Damian menghampiri Celine."Celine, mereka.juga teman Ayah. Kau tidak mau nama Ayah tercoreng, kan?"
Michi menatap Damian. Ia mengangguk dengan sungguh-sungguh."Baik, aku akan ke sana."
Michi kini sadar. Tugasnya ada di tubuh celine adalah memperbaiki sistem yang sudah rusak. Ia harus mengembalikan nama baik keluarga yang telah dirusak oleh Celine.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKU JADI WANITA JAHAT
Romansa🔞 Celine dikelilingi pria yang mencintainya. Tapi, Celine hanya memberikan cintanya pada Lucas, pria yang hanya memanfaatkan hartanya. Lucas yang terus mengabaikan Celine membuatnya lelah. Celine ingin mengakhiri hidup dan menjemput Ibunya. Michi...