Yang mau baca duluan bisa ke karyakarsa, sudah sampai part 13. Yang mau di wattpad bisa ditunggu update-an selanjutnya.
💜
Michi menatap wajah Ditrian. Lekukan wajahnya terlihat sempurna. Wajahnya bersih seperti melakukan perawatan rutin dan menggunakan skincare mahal. Tidak terlihat sedikit pun lemak di wajahnya.
"Ditrian pasti bukan pria yang makan basreng, seblak, dan mochi. Ah, kenapa ada pria setampan ini, lehernya saja seksi."
Tatapan Michi turun ke dada lelaki itu. Ia memegang dada Ditrian. Ia menekannya dengan hati-hati. Lalu, ia meraba-raba bentuknya.
"Dia pasti rajin olahraga. Jika ia memiliki fisik seperti ini, berarti dia kuat, kan? Apa dia akan kuat juga jika olahraga di ranjang? Ah, berapa lama dia akan melakukannya dalam sehari."
Pikiran Michi terus dirasuki hantu mesum. Itu karena ia terlalu banyak mengkonsumsi bacaan novel romantis dewasa dengan peringatan dua puluh satu tahun ke atas.
"Sampai kapan kamu mau meraba-rabaku?" tanya Ditrian pelan.
"Astaga." Michi mendongak kaget. Ia malu sekali karena ketahuan."Ma-maaf."
Ditrian mengubah posisinya menjadi terlentang. Ia mengusap dadanya dan bertanya-tanya dalam hati, apa yang membuat Celine terus memegang dadanya. Padahal selama ini ia sudah tahu bentuk dadanya. Kenapa baru sekarang menunjukkan ketertarikan.
"Tap-tapi, sembunyikan pedangmu lebih dulu. Itu agak~" Michi menunjuk ke milik Ditrian.
Ditrian melihat miliknya. Lalu ia membalikkan badan dengan malu. Ia menyembunyikan miliknya di dalam celananya.
"Maaf, aku nggak berniat memamerkannya," kata Ditrian panik.
"Ya aku tahu itu panjang dan be~" Michi menghentikan kalimatnya."Ah lupakan saja."
Ditrian duduk membelakangi Celine. "Perutmu masih sakit nggak?"
Michi menggeleng."Masih sakit sedikit saja. Maaf sudah merepotkan."
Ditrian melirik, lalu tersenyum geli. Celine terlihat menggemaskan jika sedang malu seperti itu. Tapi, dalam sekejap ia bisa berubah menjadi seekor singa. Pria itu bangkit dan pergi ke toilet.
Suara handphone Cedric berbunyi membuat pria itu terbangun. Ia mengecek ponselnya sejenak, lalu berbalik melihat keadaan Celine."Perutmu masih sakit?"
"Sedikit sakit."
"Celine, kamu istirahat saja di sini. Nanti Kakak jemput lagi. Kakak sudah bilang ke Papa." Cedric bangkit.
Celine ikut bangkit."Aku kan harus kerja, Kak."
"Tapi, kamu kan sakit."
Celine mengendikkan bahunya."Masih sakit sedikit. Tapi, ini bukan apa-apa. Aku bisa mengatasinya. Lagi pula semua wanita juga mengalaminya. Mereka tetap bekerja. Ayo kita pulang, nanti terlambat."
"Dimana Ditrian?"
"Ada di toilet."
Cedric mengacak-acak rambut Celine."Ya sudah, ayo kita pulang."
Ditrian muncul dengan wajah segar. Ia baru saja mencuci muka. Setelah itu Cedric masuk ke toilet. Ditrian langsung disibukkan dengan gawainya.
"Astaga, orang kaya memang sibuk sekali ya."
Michi hanya duduk di atas ranjang sambil memainkan kakinya. Ia tidak tahu apa yang harus dilakukan sekarang.
Michi turun dari ranjang dan menghampiri Ditrian."Kak Ditrian, tolong berikan aku kontak Kakak."
Ditrian menatap Celine heran."Kau sudah memblokir kontakku. Kau hanya perlu membuka blokirannya, kan?"
"Oh begitu, ya." Michi malu sekali. Ia bisa membayangkan sebesar apa benci Celine pada Ditrian. Tapi, kenapa Celine sangat membenci Ditrian yang sempurna ini? Pasti ada sebabnya. Dan sayangnya ia tidak tahu dan harus mencari tahu.
Michi kembali duduk. Sepertinya ia harus berhati-hati dalam mendekati orang yang berhubungan dengan Celine. Karena ia sama sekali tidak tahu kaitan hubungan mereka. Bisa saja terjadi sesuatu yang buruk. Tapi, pertama-tama ia harus putus dengan Lukas.
Michi menyalakan ponsel Celine. Ia masih kesulitan menggunakannya. Tapi, ia hanya perlu terbiasa menggunakannya. Ia melihat daftar blokir kontak Celine. Sangat banyak.
"Yang mana satu ini nomornya Ditrian?" Michi melirik Ditrian yang fokus dengan gawainya.
Cedric sudah selesai dengan urusan di toilet."Ayo kita pulang."
"Oh, okey~ urusan kita sudah selesai, kan." Ditrian segera bangkit dan meraih tasnya.
Cedric menepuk pundak Ditrian."Terima kasih banyak, ya."
"Dengan senang hati." Ditrian membuka pintu dan keluar.
Michi mengejar Ditrian yang belum jauh melangkah."Kak Ditrian, kapan kita bisa bertemu lagi?"
"Hanya kau yang tahu, Celine." Ditrian tersenyum dingin.
Langkah Michi terhenti. Ia hanya bisa menatap punggung Ditrian menjauh darinya."Kenapa dia berkata seperti itu?"
"Celine, ayo kita pulang," ajak Cedric.
Michi mengangguk pasrah. Untuk sementara lupakan Ditrian. Ia harus mengurus masa depannya lebih dulu.
Sepanjang jalan, Michi kepikiran terus dengan ucapan Ditrian. Ia berusaha melupakannya. Tapi, ia merasa hati Ditrian memiliki banyak luka yang disebabkan oleh Celine. Padahal Cedric mengatakan kalau Ditrian masih mencintai Celine. Tapi, kenapa sikapnya begitu dingin.
"Dari tadi kamu diam terus. Perutmu sakit lagi, Celine?"
Celine menggeleng."Nggak, Kak. Aku baik-baik saja."
"Syukurlah."
"Kakak, berikan aku kontak Ditrian."
Cedric tertawa. Ia mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan sederetan angka. Michi mengetik sederet angka tersebut dan kontak Ditrian muncul. Ia segera membuka blokirannya. Michi tertawa lebar.
"Akhirnya kumenemukanmu."
Cedric menatap Celine dengan lembut."Sepertinya kau mulai tertarik dengan Ditrian, ya?"
"Memangnya siapa yang tidak tertarik dengan pria seperti itu? Dia Itu tipe idamanku." Michi memeluk ponselnya dan mengkhayal bisa menikahi Ditrian. Ya itu cita-citanya sejak dulu. Tapi, mana mungkin wanita seperti dirinya akan dinikahi orang kaya. Peluang bertemu saja tidak ada.
"Celine, kau benar-benar seperti orang lain sejak kecelakaan itu."
"Eung itu~ karena aku baru saja selamat dari kematian. Hidupku sempat di ujung tanduk, kan. Jadi, aku harus mensyukuri hidupku. Aku menyia-nyiakan waktuku bersama Ayah dan Kakak. Aku juga menyakiti orang-orang yang sayang padaku. Aku hanya akan berusaha menjadi anak yang baik."
"Celine, sejak kecil kamu adalah anak yang baik. Ini salah Ayah dan Kakak yang terlalu sibuk. Jadi, kau merasa diabaikan. Lucas yang selalu ada di sisimu.
"Tidak. Ayah dan Kakak adalah yang terbaik. Tidak ada yang lain. Jangan sebut nama laki-laki setan itu!" Michi masih ingat dengan kata-kata jahat yang Lucas lontarkan untuk Celine.
Cedric memeluk Celine."Terima kasih, Celine. Maaf jika belum bisa menjadi yang terbaik selama ini."
"Ish, sudah kubilang hanya Ayah dan Kaka yang terbaik. Lalu setelahnya, suamiku." Michi tertawa usai menyebut nama suami. Padahal ia tidak pernah berniat menikah. Karena itu merepotkan dan membuat stres saja. Ia hanya merasa ingin bersenang-senang dengan pria. Lalu ia akan menjalani hubungan itu dengan hati-hati.
Setelah membereskan hubungannya dengan Lukas, ia akan bersenang-senang. Untuk apa menikah cepat jika ia memiliki Ayah dan Kakak yang sangat mencintainya. Ia akan pergi liburan, nonton konser, makan enak, dan party-party di tepi pantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKU JADI WANITA JAHAT
Romantizm🔞 Celine dikelilingi pria yang mencintainya. Tapi, Celine hanya memberikan cintanya pada Lucas, pria yang hanya memanfaatkan hartanya. Lucas yang terus mengabaikan Celine membuatnya lelah. Celine ingin mengakhiri hidup dan menjemput Ibunya. Michi...