Cassia menghembus nafas lega begitu melihat Mansion mewah di depan nya.
Dia sungguh lelah dan mungkin kapasitas energinya telah benar-benar habis sempurna.
Kaki nya dengan lunglai memasuki area mansion, bersama willy yang tersenyum bak seperti orang bodoh di samping nya.
Biarkan saja! Dia tidak ingin mengambil pusing lagi. Dia bahkan berani meninggalkan Rakshan sendiri, bersama para pria gila itu tanpa mau berpikir memisahkan mereka.
Lagipula itu salah nya sendiri kenapa juga harus sampai menculik nya, pikir cassia.
Ketika gadis itu mulai membuka pintu dahi nya tampak mengernyit sebentar.
Sebelum, akhir nya mengukir senyum lebar melihat sesosok pria di depan sana yang sedang menatap nya khawatir.
"Ayah!" Teriak nya dan berhambur ke pelukan jeffyan.
"Apa dia melakukan sesuatu padamu cassia?" Tanya Jeffyan, dan dibalas gelengan cepat oleh cassia.
"Aku baik-baik saja." Jawab nya santai, mencoba menenangkan jeffyan.
"Kau serius?" Tanya pria itu lagi, sambil mengusap surai putrinya dengan sayang.
Hampir saja tadi jeffyan menghancurkan seluruh mansion ini begitu dia mendapat kabar tentang putrinya yang di culik lagi.
Namun untung saja willy, putra nya mengabari bahwa cassia baik-baik saja. Tapi, walaupun begitu dia tidak akan melepaskan Rakshan.
"Iya serius." Kata cassia, dan menyandarkan kepala nya di dada jeffyan. Menghirup wangi pria yang berstatus ayah nya itu, membuat kedua mata cassia memberat.
Dan perlahan-lahan gadis itu tertidur nyaman, di pelukan sang ayah. Jeffyan yang melihat nya mendengus sambil menggelengkan kepala, lalu menatap willy.
"Bagus, kau melindungi adik mu dengan baik willy." Ucap nya bangga, dengan kedua tangan yang telah mengangkat tubuh ringan cassia.
Setelah nya jeffyan pergi menggendong tubuh putrinya menuju kamar gadis muda itu.
Willy yang mendengar nya mendesis tidak suka.
"Adik heh?" Gumam nya, lalu tertawa pelan seolah merasa lucu dengan status mereka.
Dia akan mencari waktu untuk memberi tahu Jeffyan. Tapi bukan sekarang, karena hal terpenting yang harus dia lakukan adalah mengambil perhatian cassia, agar dia tidak perlu bersusah payah melawan jeffyan.
Disisi Lain
Di sebuah ruangan yang gelap, terlihat seorang pria yang terbaring dengan tubuh penuh luka dan darah di atas lantai yang dingin.
Dia merogoh ponsel di balik saku nya dan menghubungi seseorang.
Tidak lama orang yang di hubungi telah datang.
"Tuan muda!" Seru keras orang itu, dengan wajah panik.
Dengan cepat dia memberi perintah pada anggota lain, untuk segera membantu nya mengangkat tubuh anak boss nya itu.
Lalu, mereka segera pergi menuju ke rumah sakit terdekat.
Selesai memastikan keadaan tuan muda nya, orang itu beralih menghubungi seseorang.
Dengan tangan yang gemetar dia menekan nomor penting disana. Begitu panggilan itu terhubung, tanpa sadar dia meneguk ludahnya kasar.

KAMU SEDANG MEMBACA
I Am Not Cinnamon Girl (END)
Ficção Adolescente[Figuran, Mature, Harem, School, Action, Bad Words, Romantic, Love Language] Gresyda Nadira Ayu Siregar tidak pernah terfikirkan oleh wanita 25 tahun itu bahwa ia bisa masuk kedalam salah satu figuran novel yang baru saja dibacanya 'I Am Not Cinnamo...