SingaporeNindya akui dirinya memang egois.
Setelah kejadian Kaza yang dilarikan kerumah sakit dan dipertemukan dengan keluarga Nalan, ia malah pergi membawa Kaza kabur ke luar negeri seorang diri.Tanpa di temani oleh Jackson atau siapapun,ia nekat membawa Kaza ke Singapore.
Ia tidak rela jika anaknya harus dimiliki oleh orang lain selain dirinya. Ia ingin egois dengan membawa Kaza kabur bersamanya.
Rasa takutnya terhadap kehilangan membuatnya kini berani pergi ke negara orang tanpa tujuan yang jelas seorang diri dengan sang anak.
Kini, ia duduk di tepi ranjang yang ditempati oleh Kaza. Anak itu baru bisa tertidur setelah dua jam lamanya menangis. Nindya membiarkan tangisnya dns juga Kaza menyatu dalam ruangan tersebut tanpa berniat menghentikan Kaza yang menangis dengan keras.
Rasanya hatinya begitu sakit dan tersiksa melihat anaknya menangis meraung karena ingin dengan ayahnya. Namun, rasa sakit membayangkan Kaza harus menjadi milik orang lain membuat ia tega memisahkan Kaza dengan ayahnya untuk waktu yang tidak dapat ia tentukan.
"Maafin ibu ya,nak. Ibu udah egois bawa Kaza kabur tanpa ayah kesini. Ibu cuma takut Kaza diambil sama orang lain. Ibu yang udah ngurus Kaza dari kecil, ibu yang udah lihat semua tumbuh kembang Kaza, bukan orang lain. Ibu enggak akan pernah rela kalau Kaza diambil sama orang lain, meskipun itu orang tua kandung Kaza. Ibu sayang banget sama Kaza. Bahkan kalau ibu harus menukar nyawa ibu dengan Kaza ibu mau kok."
Nindya kembali menghapus air matanya yang kembali turun membasahi pipi. Sesekali tangannya mengusap wajah Kaza yang masih terdapat jejak air mata. Bahkan anak itu masih sesegukan disela pejamnya.Drttttt
Nindya mengalihkan pandangannya ke nakas disamping ranjang. Disana terdapat ponselnya yang masih saja bergetar karena panggilan dari suaminya-Jackson.
Perlahan tangannya menggapai ponsel miliknya. Ia tatap lamat-lamat nama yang tertera disana. Sudah puluhan kali atau bahkan ratusan kali Jackson menelpon nya sejak tadi pagi, namun tidak ada yang diangkat.
Nindya menghapus air matanya dan segera menetralkan napasnya yang mula-mula tersendat. Dengan ragu Nindya menggeser ikon hijau untuk mengangkat panggilan dari suaminya.
"Kamu dimana Nin?Kamu bawa Kaza kemana?kenapa kamu bawa Kaza kabur?!" Nindya sudah menduga akan seperti apa pertanyaan yang akan di lontarkan oleh Jackson.
Ia masih terdiam dan tak mampu untuk menjawab. Rasanya, lidahnya keluar hanya untuk sekedar menjawab pertanyaan tersebut. Ia takut Jackson akan menemukannya dan akan memisahkan ia dengan Kaza. Membayangkan hal tersebut tanpa sadar Nindya kembali meneteskan air matanya.
"Ka-kamu enggak usah cari aku sama ka-kaza lagi mas. Aku bakal hidup berdua sama Kaza disini. A-aku enggak akan pernah biarin Kaza diambil sama orang lain, mas. Kaza itu anak aku!" Nindya rasanya ingin meluapkan segala hal yang ia takutkan saat ini, namun ia tidak bisa.
Maka sebelum mendengar balasan dari suaminya, ia memilih untuk mematikan sambungan telepon tersebut. Tak lupa ia juga mematikan ponselnya agar Jackson tidak dapat menghubunginya lagi.•••••••••••
Indonesia, Jakarta
Jackson menghempaskan ponsel miliknya diatas dinginnya lantai tanpa peduli benda tersebut akan hancur atau tidak. Ia merasa mara kepada Nindya yang pergi membawa kabur Kaza.
![](https://img.wattpad.com/cover/358630286-288-k101087.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
KAIVAN HARZA LEONARD (ON GOING)
Historia CortaKaza merasa tidak ada yang kurang dalam hidupnya. Meskipun harus lahir dengan kondisi berbeda, namun ia punya keluarga yang menyayanginya. Namun, tidak ada yang tahu dengan takdir tuhan. Ia yang merasa sudah bahagia dengan keluarganya ternyata buka...