7

67 10 0
                                    

Riwoo, menolak untuk menggila.

BRAK--Pintu yang dibuka secara kasar kemudian lemparan hoodie yang dilakukan omega manis itu membuat Jaehyun dan Taesan terkejut di lantai bawah.

Karena hoodie dengan aroma feromon Woonhak itu jatuh melewati lantai dua dengan apiknya.

Menonton bola, hal itu dilakukan oleh Jaehyun dan Taesan, ayah mereka juga mulai bergabung setelah mengambil minuman dari dapur, melihat kedua putra dominannya terdiam sambil menatap lantai atas membuatnya terkejut, karena setelah dia ikut melakukannya, dia juga sama terkejutnya, melihat Riwoo yang benar-benar dalam kondisi panasnya, wajah yang terlihat memerah dengan mata yang mulai menangis seperti halnya dia sangat kesal saat ini.

Kemudian tatapan mereka beralih pada hoodie yang tergeletak di lantai tidak jauh dari ruang tengah, benda lemparan Riwoo yang sepertinya kunci dari kekesalannya.

BLAM--Pintu kamar omega itu pun tertutup lagi, sama kasarnya seperti saat dia membukanya.

"Dia memilih untuk meminum obatnya?" Tanya Taesan yang dianggukki oleh Jaehyun.

"Sepertinya iya," Jawab si anak tengah setelahnya.

Masih di malam yang sama, dan Riwoo benar-benar kewalahan dengan rasa sakit yang dia alami karena tidak melakukan apa yang naluri omeganya ingin lakukan.

"Hah... Yang benar aja, gue bisa nahan semuanya selama ini, kenapa sekarang susah banget, sialan."

Bagian bawahnya terasa lengket, Riwoo tidak menyukainya, selama ini dia bisa menahannya hanya dengan meminum suppressant, tapi obat itu mulai tidak berguna sekarang.

"Siklus bajingan."

"Gue sempet nyium dia, anjing."

"Ugh..." Suhu badannya kembali memanas, dan yang bisa dilakukannya hanya diam dengan napas yang terengah, benar-benar tidak ingin melakukan apapun untuk memuaskan dirinya sendiri dan memilih untuk menahannya.

[D-33]

1 Minggu kemudian.

"Kamu telah bekerja keras, Riu." Ucapan yang keluar dari mulut Ayah Lee ketika anak sulungnya berjalan menuruni tangga membuat Taesan dan Jaehyun ikut menoleh, mereka memperhatikan sang kakak yang telah berada dikondisi seperti biasanya.

"Park Sungho yang dicari orang itu, matemu kan?" Sebuah pertanyaan yang tidak pernah Jaehyun kira akan menjadi pembuka sarapan pagi mereka membuatnya terdiam untuk beberapa saat.

Riwoo menanyakannya sesaat setelah duduk di kursi miliknya, dia hanya memastikan, karena sebelumnya dia cukup bingung kenapa orang itu mencari Sungho padanya, dan dia sendiri juga sempat lupa jika nama mate adiknya adalah Park Sungho. Mungkin efek heatnya yang akan datang membuat kepalanya tidak bisa berpikir jernih saat itu.

"Kenapa dia mencari Sungho padaku? Jaehyunie?"

Sekarang Jaehyun tambah terdiam, dia membuka mulutnya kemudian menutupnya kembali dan mulai melirik pada sang ayah.

"Tentang itu... Begini, kakak tahu kan jika kita hanya bisa mengeluarkan uang atas nama kakak?"

"Lalu?"

"Aku membayar penalti Sungho atas namamu."

"Kamu memutuskan kontraknya dengan agensi itu?"

"Maaf."

"Lakukan terserahmu jika itu menyelamatkannya dari rudapaksa yang dialaminya selama ini. Tapi tolong katakan padaku terlebih dahulu."

Mendengar percakapan sang anak membuat Ayah Lee mengeluarkan deheman singkat.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 4 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Red String [Tofuz]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang