; fated - mysterious man and his new neighbor

185 20 6
                                    

Derap langkah kaki bersahutan. Deru napas yang pendek akibat kelelahan dan ketakutan yang menjadi satu membuat kakinya bergerak serampangan menuruni tangga darurat—hampir-hampir membuatnya terjungkal. Jantungnya berdegup tak karuan. Sebuah kengerian bercokol dalam dirinya, membentuk rasa mulas yang amat sangat dan jantungnya seakan dicengkeram kuat. Ia tidak tahu sampai kapan waktu akan berbaik hati memihak pada dirinya. Sebab ia yakin, bahwa ajal sebentar lagi pasti akan menjemputnya. 

Jimin menuruni tangga itu dengan cepat. Gerakannya yang lihai dan gesit tak menimbulkan suara yang berarti—berbanding terbalik dengan seseorang yang begitu bising di bawahnya. Tak membutuhkan waktu lama, hingga Jimin mampu menghentikan pergerakan lelaki berjas abu itu. Membuat pria tersebut jatuh berguling mencapai dasar lantai diiringi pekik kejut. 

Sosok itu berusaha bangkit untuk segera kembali melarikan diri. Namun sesaat setelah dirinya berhasil bangkit, Jimin sudah mengunci leher pria itu dari arah belakang dan bilah pisau lipatnya berhasil menyayat lehernya. 

×××

Yoongi mengusap peluh di dahinya setelah selesai menempatkan masing-masing barang dari kardus terakhir. Apartemen barunya tak begitu luas. Namun tetap saja, mengurus kepindahannya seorang diri tak ia pungkiri begitu menguras tenaga. 

Pandangannya lantas ia edarkan ke penjuru ruangan. Mengagumi pekerjaan yang baru saja ia selesaikan. Setelah menuntaskan dahaganya, ia mengambil ponsel yang tadi ditinggalkannya di atas counter dapur. Memilih beberapa menu makanan lewat jasa pesan antar. 

Sembari menunggu makanannya tiba, Yoongi keluar dari unit apartemennya untuk melihat-lihat keadaan gedung yang ia tempati. Memang benar apa kata Seokjin. Walaupun petang belum menjelang, nuansa seram dari gedung ini begitu tampak. Tak heran penghuni di sini tidak sampai setengah dari jumlah unit yang telah disediakan.

Langkah Yoongi saat menuruni tangga sempat terhenti ketika ia berpapasan dengan seseorang. Ia pun menoleh, sekadar ingin melihat wajah sang pemilik. Berpikir bahwa mungkin saja lelaki itu penghuni lantai teratas sama sepertinya, yang dalam arti adalah tetangganya. Walau sedikit tertutup oleh topi baseball hitam polosnya, Yoongi dapat melihat pandangan lelaki itu lurus ke bawah. Ia ingin menyapanya, tetapi urung setelah menyadari lelaki tersebut tampak terburu-buru dan sama sekali tak mengindahkan keberadaannya.

Setelah melakukan tur singkat ke sekitar gedung, Yoongi kembali ke unitnya sembari menenteng dua kantong makanan yang tadi ia pesan. Yoongi sampai di depan pintu unitnya dan hendak mengeluarkan kunci. Namun bertepatan dengan itu, lelaki yang tadi berpapasan dengannya keluar dari unit tepat di sebelahnya. Pandangan keduanya bertemu dalam sekejap. Yoongi hendak mengeluarkan suara untuk menyapanya, akan tetapi lelaki itu memutus kontak di antara keduanya dan kemudian berjalan melewatinya begitu saja. 

Yoongi mematung di tempat selama beberapa saat. Sedikit terheran dengan sikap lelaki barusan.

Apa orang-orang di Seoul kebanyakan seperti ini, ya? Batinnya bertanya-tanya. 

×××

Terhitung seminggu sudah Yoongi menempati apartemen barunya. Selama itu pula, ia tersadar bahwa tetangga satu lantainya hanya seseorang yang menyewa tepat di sebelah unitnya kemarin. Namun, ia merasa sedikit aneh. Pertemuannya dengan lelaki itu hanya sekali sewaktu kepindahannya—dengan kata lain, setelah itu ia tak sekali pun bertemu dengannya. Padahal, ia seringkali bertemu dengan tetangga lantai lain. Yoongi berencana untuk mengirimkan hasil masakannya dalam rangka perkenalan sebagai tetangga baru. Akan tetapi, lelaki itu masih tetap tak memunculkan batang hidungnya juga. 

Hingga di suatu sore, Yoongi yang tengah menyiram pot-pot tanaman di balkonnya dikejutkan oleh suara dari unit sebelah. Pintu geser ke arah balkon di sana terbuka, dan tak lama kemudian seseorang yang sebelumnya sudah Yoongi anggap sebagai pemilik unit tersebut muncul dari baliknya.

BULLET IN YOUR HEAD [M]  •  YOONMIN ONESHOOTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang