Saling menguatkan

188 22 1
                                    

Charlotte dan Engfa berdiri mematung saat melihat Win di lorong. Matanya terbelalak, ekspresinya menunjukkan ketidakpercayaan dan rasa sakit. Detik demi detik berlalu tanpa ada yang memecah keheningan.

"Win," Charlotte memulai dengan ragu, "Aku minta maaf kau harus mengetahuinya dengan cara ini."

Win menggelengkan kepalanya dalam diam, seolah berusaha menghapus kejadian itu dari ingatannya. "Kenapa, Charlotte? Kenapa kau tidak mengatakan yang sebenarnya padaku?"

Engfa meletakkan tangannya di bahu Charlotte dengan sikap melindungi. "Win, ini tidak mudah bagi kami," katanya dengan tenang. "Kami harus memastikannya sebelum memberi tahu siapa pun."

Win memandang dari Engfa ke Charlotte,tatapannya penuh dengan rasa sakit dan kebingungan. "Aku tidak mengerti. Kau tidak pernah menyebutkan tentang bertemu seseorang, Charlotte."

Charlotte menarik napas dalam-dalam. "Semuanya terasa baru bagi kami berdua. Kami ingin mengetahui perasaan kami terlebih dahulu sebelum membaginya dengan orang lain."

Win terdiam, menatap lantai sejenak. Kemudian dia perlahan mengangkat pandangannya dan mengangguk. "Aku mengerti," katanya akhirnya, suaranya bergetar. "Aku berharap keadaannya berbeda, tapi aku akan menerimanya."

Gelombang kelegaan menyelimuti Charlotte. "Terima kasih, Win. Itu sangat berarti bagiku."

Ia mengangguk lagi dan berbalik perlahan untuk pergi. Namun sebelum menghilang, ia berbalik sekali lagi. "Semoga kalian berdua baik-baik saja," katanya lembut. Kemudian ia berjalan pergi, langkah kakinya bergema di lorong yang kosong.

Charlotte dan Engfa terdiam sejenak, keduanya tergerak secara emosional oleh pertemuan itu. Akhirnya, Engfa angkat bicara. "Itu bisa berakhir jauh lebih buruk," katanya lembut.

Charlotte mengangguk. "Ya, aku senang dia menerimanya. Tapi sakit rasanya melihatnya terluka."

Engfa memeluk Charlotte dengan lembut. "Dia akan bisa melewati ini. Dan memberinya waktu dan ruang yang dia butuhkan."

Charlotte menyandarkan kepalanya di bahu Engfa dan mendesah. "Aku senang kita jujur ​​padanya."

Engfa tersenyum dan mencium kening Charlotte. "Aku juga. Sekarang, ayo kembali ke kelas."

Mereka berjalan perlahan menyusuri lorong, keheningan di antara mereka terasa menenangkan dan akrab. Saat mereka sampai di pintu kelas, Charlotte berhenti dan menatap Engfa. "Apakah kamu siap?"

Engfa mengangguk. "Ya, mari kita lakukan ini."

Mereka memasuki kelas, dan langsung menarik perhatian teman-teman sekelasnya. Heidi dan Marina, yang menyaksikan kejadian itu, memberikan pandangan mendukung kepada mereka. Win sudah duduk di mejanya, menghindari tatapan mereka.

Charlotte dan Engfa duduk dengan tenang, menit-menit terakhir sebelum kelas dimulai berlalu dalam keheningan yang menegangkan. Namun di tengah keheningan itu, Charlotte menemukan penghiburan dalam kehadiran Engfa di sisinya.

Saat pelajaran dimulai dan perhatian siswa kembali kepada guru, Charlotte dan Engfa bertukar pandangan singkat namun bermakna. Mereka tahu ini baru permulaan dan akan ada banyak tantangan di depan. Namun saat itu, yang terpenting adalah mereka jujur ​​kepada diri sendiri dan orang-orang di sekitar mereka.

Hari itu berlalu dengan tenang, tetapi ketegangan masih terasa. Selama istirahat, Charlotte dan Engfa menjaga jarak untuk menghindari perhatian yang tidak perlu. Terlepas dari semua itu, Charlotte merasa lega. Ia merasa lega karena akhirnya bisa terbuka tentang hubungan mereka, meskipun butuh waktu untuk menyesuaikan diri sepenuhnya.

Di penghujung hari sekolah, saat siswa terakhir meninggalkan gedung, Charlotte dan Engfa berdiri bersama sebentar. "Maukah kau berjalan pulang bersamaku?" tanya Engfa lembut.

Charlotte tersenyum dan mengangguk. "Ya, aku mau."

Mereka meninggalkan halaman sekolah sambil bergandengan tangan, siap menghadapi tantangan apa pun yang akan datang. Masa depan masih belum pasti, tetapi pada saat itu, yang terpenting adalah mereka berdua dan cinta yang mereka bagi.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Haiiiii, Terimakasih bagi yang sudah baca sampai bab ini
Jangan lupa Vote dan Komen biar autor makin semangat nulisnya🥰🥰
Love you all ❤️❤️❤️

Dinginnya Cinta (ENGLOT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang