Happy Reading!
...
Tok tok tok.
Suara ketukan pintu menggema, mengalahkan suara yang dihasilkan dari tiga member yang sedang tertidur pulas ditempat tidur mereka masing-masing.
Tok tok tok.
Lagi-lagi suara ketukan yang tidak mendapat respon ketiga orang yang masih terlelap.
Gebrak!
Ketiganya langsung bangun seketika. Bagaimana tidak?
"Bangun! Jangan ngebo lu bertiga! Ada kelas kan?!" Ucap seorang wanita yang dikenal Yeji.
"Santai lah anjing. Gak sabaran amat mak lampir." Ucap Jay asal sembari menggaruk kepalanya.
Wonbin yang mendengar perkataan Jay langsung melemparinya dengan bantal yang ada didekatnya.
"Anjing! Apaan sih?!"
"Goblok lu, malah makin diamuk kita ntar." Ucap Wonbin kesal.
"Sampai 5 menit lagi belum keluar gua roket ini pintu!" Ucap Yeji mengancam, namun biasanya sih ancaman Yeji bukan sekedar ancaman namun peringatan karena dia akan benar-benar melakukan apa yang dia ucapkan.
"Iya, bentar lagi keluar!" Ucap Soobin sedikit berteriak.
"Males banget kelas pagi."
"Bukannya bersyukur bisa kuliah gratis malah gerutu nih bocah." Ucap Soobin yang mengetuk kepala Jay.
"Anjing, sakit." Ucap Jay sembari mengusap kepalanya yang diketuk Soobin tadi.
...
Ni-Ki dan Rora terlihat sedang sarapan bersama di ruang makan. Ada Hyunjin juga yang setia memandangi handphone miliknya, entah apa yang dia lihat.
"Muka lu kok jadi kek pantat kuda gitu bang?" Tanya Rora dengan polosnya kearah Jay yang baru saja datang.
Jay tidak terima muka gantengnya yang dapat memikat para kaum Hawa di kampusnya itu diledek dan disandingkan dengan pantat kuda yang tentu enggak banget.
"Dih, gua mah ganteng." Rora menampilkan ekspresi jijik terhadap respon dari Jay yang menurutnya narsis gila.
"Lu aja kagak dilirik kak Ruka samsek ngaku ganteng."
Ucapan Rora sangat benar, Jay tak dapat menyangkalnya. Soobin dan Ni-Ki tertawa pulas mendengar ucapan pedas Rora, sedangkan Wonbin dan Hyunsuk hanya terkekeh pelan.
"Udah, lu bertiga sarapan cepat. Gua udah masak." Ucap Yeji yang baru saja masuk ruang makan.
Dengan berat hati, Jay mendudukkan dirinya disebelah Ni-Ki yang masih terkekeh pelan. Mereka pun memakan makanan yang telah disediakan agar cepat selesai dan berangkat menuju sekolah dan kampus mereka.
...
"Kenapa gua harus sama lu sih?!" Ucap Rora kesal.
"Mana gua tau anjir?! Si mak lampir yang nyuruh, emang lu berani bangkang?" Tanya Jay.
Rora tidak percaya, dari empat orang yang ada mengapa ia harus bersama dengan manusia berumur 22 tahun ini.
"Lagi pula itu Ni-Ki ngapain dah buat janji segala buat bonceng temennya, kek gak punya ortu aja."
"Heh! Mulut lu mau gua sumpel pake sandal gak?!" Balas Jay dengan kesal, bisa-bisanya anak sekecil Rora bisa mengucapkan hal seperti itu.
"Coba aja kalau berani! Ditampol kak Ruka geger itu otak!" Ancam Rora. Jujur, Jay sudah berada diambang batas kesabarannya namun demi Ruka yang ia cintai dan demi keselamatan dirinya sendiri ia memilih untuk menghiraukan kekesalannya dan fokus mengendarai motornya.
...
"Udah pada berangkat?"
"Udah. Baru 10 menit yang lalu." Ucap Pria yang daritadi sibuk dengan handphonenya tersebut.
Ruka mengangguk paham.
"Lu mau gua antar?" Tawar pria tersebut yang dibalas gelengan dari Ruka.
"Gua bisa sendiri. Lagipula gua juga udah bilang bakal datang sendirian."
"Terlalu bahaya kalau biarin lu datang sendirian, Ruka..."
Ruka terkekeh, ia tahu benar bahwa pria didepannya tidak akan setuju dengan tindakannya yang dapat dibilang tak dipikirkan matang-matang.
"Gua bisa sendiri, santai aja. Ntar gua hubungin kalau butuh bantuan." Balas Ruka untuk menenangkan kegelisahan Hyunsuk.
"Keep on contact, okay?" Ucapan tersebut diangguki oleh Ruka. Ia menyelesaikan makanannya, pamit kepada Hyunsuk dan segera pergi dari gedung menggunakan motor hitam miliknya.
...
"Hah? Gua?"
Pria tersebut terkekeh.
"Kemungkinan sekitar 5 jam lagi gua sampai." Ia menoleh kearah koper hitam dengan ukuran yang cukup besar lalu memalingkan pandangannya kembali kearah lautan.
Pria bersurai silver tersebut terkekeh pelan, ia kembali membalas "Tenang, gak akan ada yang tau gua bawa apa. Lu khawatir amat sama gua, ji? Kangen ya?" Ucapnya asal.
"Dih?! Ogah banget gua." Balas Yeji dari seberang sana, pria tersebut hanya terkekeh.
"Yaudah, gua matiin. Bye!" Ucapnya sebelum ia mematikan panggilan tersebut secara sepihak sembari memandang koper yang ia bawa.
Pria tersebut berjongkok sedikit, lalu membuka retsletting koper miliknya sedikit sekedar untuk mengintip. Terlihat potongan-potongan anggota tubuh dari seseorang, kemungkinan ketua gangster barat yang sempat mengganggu misinya, atau mungkin memang ketua gangster tersebut targetnya? Siapapun itu, ia membuat pria tersebut tersenyum sedikit. Ia bangga melihat hasil karya yang ia buat.
"Atas nama tuan Felix?" Ucap salah satu pelayan sembari membawa nampan dengan minuman bewarna oranye.
Pria tersebut langsung menutup kembali koper miliknya dengan rapat sembari berdiri tanpa menghilangkan senyumannya.
"Iya, terimakasih pak." Pria botak berkulit gelap itu mengangguk dan segera pergi setelah Felix mengambil minumannya.
Felix menyeruput minumannya tersebut, menikmati setiap tegukannya. Segar, itulah yang ia rasakan. Ia kembali memandang pemandangan indah yang berada didepannya.
_______________________________________"Kalau gua bilang gua bawa potongan badan manusia, orang-orang sini takut kagak, ya?" Ucapnya asbun sembari terkekeh pelan.
...
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐅𝐚𝐥𝐥𝐞𝐧 𝐀𝐧𝐠𝐞𝐥 || Ruka
ActionSeorang wanita cantik bernama Ruka adalah seorang model terkenal, namun semua itu berubah pada saat orang tuanya meninggal akibat serangan group mafia terbesar pada masa itu. Ia bertekat untuk membalas dendam dengan menciptakan group mafianya sendir...