Kelopak mata yang telah digelapkan banyak bubuk eyeshadow dan eyeliner itu tidak bisa untuk tidak tergerak dengan getaran panik yang begitu terlihat.
Sejenak nyonya glamour itu merasa takut bahwa Rune akan benar-benar melayangkan tangan untuk memukulnya. Tetapi ketika ia akhirnya tersadar bahwa ini masihlah tempat umum, kepercayaan diri nyonya glamour yang sempat tenggelam harus kembali muncul.
"Kamu berani!"
"Kenapa aku tidak berani? Aku bisa menamparmu sampai mati jika kamu terus mengatai anakku seperti itu."
Rune sama sekali tidak takut dan malah menyeringai lebar. Dia melepaskan cengkramannya dengan cara sedikit kasar sampai membuat nyonya itu sedikit goyah dan terhuyung ke belakang.
"Nyonya, seharusnya kamu tahu awal mula masalah ini berasal tanpa aku menjelaskan lebih banyak lagi," kata Rune dengan nada santai sembari mundur selangkah.
"Apa maksudmu?"
Rune mengukir senyum setan menatap penuh hinaan kepada nyonya itu.
"Jika kamu terus memaksaku maka aku juga tidak keberatan, semua yang di sini akan segera tahu kelakuan suami murahanmu begitu aku membuka mulut."
Wajah nyonya itu segera memerah. Entah itu karena marah atau apa, yang jelas itu bukan karena malu karena terpesona dengan pesona Rune.
"Saya mohon kalian tenanglah, jangan membuat keributan di depan anak-anak."
Seorang pengajar menyela masuk. Dia berusaha melerai dua orang tua yang sedang berdebat itu.
Nyonya itu mendecih sinis. Dia sebenarnya masih ingin menggertak Rune dengan lebih buruk lagi. Tapi, entah kenapa melihat omega itu tidak memiliki rasa takut sama sekali membuat sang nyonya merasa kesal sendiri.
"Ayo pergi, kita pulang!"
Nyonya itu meraih tangan kecil sang anak, menyeretnya pergi dengan cepat tanpa perduli dengan kaki kecil sang anak yang kewalahan bahkan hampir terseret di lantai.
Melihat bagaimana nistanya musuhnya diseret tanpa harga diri oleh ibunya sendiri, Rully tertawa keras.
"Apa itu? Dia tadi sangat sok sekali menggertakku dan mengatakan tidak takut siapapun, tapi bagaimana sekarang? Gendut itu bahkan tidak punya harga diri!"
Semua orang segera berbalik untuk melihat anak kecil yang sedang mengoceh ria dan tertawa keras.
"Lalu bagaimana denganmu? Apakah kamu tidak takut denganku?"
"Haha, untuk apa aku takut--"
Rully segera berhenti bicara dan tertawa. Bocah itu langsung mendongak dan menelan ludah dengan susah.
Ah, dia sudah salah bicara. Terkutuklah!
"Tidak takut?" Rune mengangkat sebelah alisnya menunggu sang anak menyelesaikan kalimatnya.
"Itu... Maksud Rully, anu... Untuk apa Rully takut dengan papa? Papa paling mencintai Rully dan Rully pun paling mencintai papa!"
Rully segera melemparkan tingkah manisnya berusaha mengalihkan hati sang papa yang sedang marah.
"Papa mencintai Rully 'kan?"
Rully memeluk sepasang kaki panjang papanya.
"Hm, kita selesaikan urusan saling mencintai nanti di rumah."
Rully langsung merinding dengan aura dingin sang papa.
"Sekarang panggil Rion dan kita pulang."
"Apa? Mengapa kita pulang? Papa, bukankah papa harus bekerja?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Happy Family!
RomanceArion telah lama kehilangan mereka. Mereka yang seharusnya menjadi keluarganya telah memilih pergi karena keegoisannya. Lama mencari namun Arion tidak menemukan sedikitpun jejak pergi yang tersisa. Tapi hingga suatu hari, ketika Arion sudah lelah...