09

81 19 15
                                    

"Bagaimana dengan rumah ini?"

Cirrus menatap ke sekeliling rumah. Anak itu sepertinya sedang menilai tempat ini dengan mata bulatnya yang jernih.

Cirrus sedang berdiri memeluk boneka sapinya dan mengangguk lucu.

"Ini bagus, terasa nyaman juga."

Arion tersenyum lembut. Dia dengan penuh kasih membelai kepala kecil Cirrus.

"Kedepannya kita akan terus tinggal di sini," tutur Arion.

"Daddy, disini nyaman tapi sedikit sepi, apa paman Zhan akan berkunjung?"

Arion tersenyum tanpa daya. Putranya begitu menyukai Zhan. Jadi, meski Arion tidak terlalu menyukai omega itu mau tak mau Arion harus memberikan persetujuan untuk Zhan berkunjung semata hanya demi Cirrus.

"Nanti kita bia menghubungi paman Zhan," kata Arion berhasil menyulut rasa bahagia Cirrus dalam sekejap.

"Baby Cirrus harus istirahat sekarang, besok kita akan mulai mendaftar di sekolah baru dan Cirrus harus pergi ke tempat penitipan."

Arion mengambil Cirrus untuk digendongnya.

"Cirrus ingin tidur dengan daddy, bisakah?"

Arion tampak berpikir sebentar.

"Karena kamar Cirrus belum sepenuhnya dibersihkan maka sepertinya kita berdua bisa tidur bersama."

Arion mulai menciumi wajah Cirrus dengan gemas. Cirrus yang dicium hanya bisa terkikik geli dan merasa hangat di hatinya karena telah disayangi begitu besar.

"Cirrus sayang daddy," ucap Cirrus pelan sambil menguap.

Arion bergumam membalas kasih sayang Cirrus dengan pelukan dan ciuman sayang lagi di dahi sang anak.

Ya, seperti ini, dia akan mulai merangkak lagi setelah terpuruk dan meraih lagi kebahagiaan bersama putra kecilnya.

-

"Apakah papa menamparmu?"

Rion menatap Rully yang baru saja masuk ke dalam kamar setelah selesai melakukan sidang panas dengan sang papa.

Rully mengelus pantatnya.

"Pukulan papa selalu bagus, tapi itu tidak lama, papa hanya memukul tiga kali, shh."

"Apakah sakit?"

Rully mendengus. "Apanya yang sakit? Ini sangat geli untuk pria sepertiku tahu?"

Rion terkekeh. Dia tahu Rully memang selalu narsis seperti ini.

Soal Rune, dia memang selalu mendisiplinkan kedua putranya dengan cara seperti ini. Tidak pernah memukul bagian tubuh lain dan hanya akan memukul ringan pantat gemuk putra kembarnya.

Tidak hanya itu, Rune juga akan memberikan nasihat kepada anak-anak dan memberitahu apa yang salah dan benar.

"Lain kali jangan bertindak gegabah, kamu tidak bisa memukul orang sembarangan."

"Mengapa tidak bisa? Mulut si gendut itu memang perlu dipukul."

"Tapi jika kamu terus memukul bagaimanapun anak itu tidak akan baik-baik saja."

"Siapa perduli?"

Rion tersenyum kecil.

"Jika dia tidak baik-baik saja dia akan mengadu kepada orang tuanya."

Rully mengangkat sebelah alisnya.

"Lantas apakah aku takut? Aku tidak pernah takut tuh."

Rully memiliki sifat sombong sejak kecil, dia sedikit angkuh dan keras kepala. Tidak hanya itu, Rully juga tidak tahu apa itu kalah dan mengalah sejak ia masih kecil.

Bocah itu cukup pandai menilai situasi, jika dalam perkelahian dia telah tahu bahwa dia tidak akan menang maka Rully akan mundur dan kabur. Tapi, ini bukan kabur karena dia takut. Rully akan kembali lagi dan membalas perbuatan mereka yang membullynya.

Itu berbeda dengan Rion.

Rion itu adalah anak yang pintar dalam akademi namun tidak bisa berkelahi. Jika ada yang mengganggunya Rully lah yang akan membantunya untuk membalas.

Keduanya tumbuh bersama karena mereka adalah saudara kembar. Jelas sekali mereka telah melalui sedikit banyak hal yang sama tentang pembullyan, hinaan, dan masih banyak hal buruk yang terjadi.

Tidak hanya teman sebaya, bahkan beberapa orang dewasa yang tidak seharusnya mereka kenal dengan baik pernah menghina mereka.

Dua anak yang tinggal berdua hanya dengan papa omega dan tidak ada ayah alpha, tentu saja terus menarik perhatian orang lain untuk menghina.

"Papa terlalu cantik, jika papa terus sendiri maka semua orang hanya akan terus menghina papa dengan seenaknya."

Rion menatap Rully yang mulai merangkak naik ke kasur dan berbaring di sampingnya.

"Sepertinya aku harus cepat mencari calon yang bagus."

"Seperti apa calon yang bagus?"

"Yah dalam pikiranku meski dia tidak kaya ya jangan terlalu miskin juga."

Rion, "..."

Rully, "dia harus tampan dan berani seperti aku."

Rion, "..."

"Dan yang terpenting adalah dia bisa melindungi dan menjaga papa," imbuh Rully sambil menguap kembali dengan sangat lebar.

"Sudahlah aku mengantuk, besok kita harus pergi ke sekolah. Cih, aku jadi kesal ketika mengingat kita harus berbaur dengan anak-anak nakal di sekolah lagi."

Rully menjatuhkan kepalanya di bantalnya yang lembut.

"Tapi tidak apa-apa, satu-satunya yang terbaik di sekolah adalah banyak guru omega wanita yang cantik dan lembut di sana. Ah, sungguh menyenangkan. Selamat malam Rion."

Suara Rully segera menghilang karena bocah nakal itu sudah mulai tertidur.

Rion di sisi lain masih duduk di atas kasurnya, sedikit melamun dengan ekspresi rumit sembari meremat selimutnya sendiri.

---
Tbc

Note :

Disini pasti banyak yang merasa Rully itu lebih mirip Rune, tapi dia sebenarnya secara fisik lebih mirip Arion. Tapi untuk kepribadian Rully ini lebih mirip Ryuu sama Rune, 🥺🥺

Lalu untuk Rion itu..., secara fisik dia mirip Rune yang otomatis juga sedikit mirip sama Ryuu karena Ryuu sama Rune itu kembar juga. Cuma buat kepribadian, ku rasa dia agak licik, manipulatif, sama pendendam dan of course buat kalian yang mengikuti pasti tahu dari siapa Rion dapet sifat ini 🥺🥺

Tambahan, aku tiba-tiba kepikiran buat munculin saingan cinta buat Arion..., gimana menurut kalian?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: a day ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[BL] Happy Family! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang